🍺 BAGIAN SEMBILAN

101 13 5
                                    

Hari telah bergulir dengan cepat.

Jongin dan Sehun terus bersama layaknya sepasang suami istri. Pagi itu setelah dengan sulit Sehun memandikan Jongin hingga bersih, mereka berakhir dengan membolos mata kuliah pagi untuk bersantai di taman utama kampus. Terdapat danau yang lumayan besar, beberapa mahasiswa belum hadir karena memang masih terlalu pagi dan embun membasahi rerumputan, bahkan bangku-bangku taman juga.

Sehun menggelarkan kemeja biru kelamnya dan duduk bersila di atas kain itu, bersandar pada salah satu pohon cemara besar yang berjajar. Jongin duduk di pangkuan Sehun, menyandarkan bahu lembutnya pada dada bidang kokoh Sehun.

Seperti biasa, Jongin tetap cantik, dan jadi yang tercantik. Kulit tan itu bersinar diterpa cahaya pagi. Mengenakan atasan croptop hitam dan celana jeans biru. Terlihat seperti couple dengan Sehun. Mereka sibuk dengan ponsel masing-masing. Sekalipun tubuh mereka menempel erat.

"Sehun, kau tidak tertarik mencoba seni musik?" Jongin sedang melihat beberapa band yang muncul di beranda instagramnya.

"Tidak, aku bisa semua jenis musik. Tapi itu tetap butuh ketertarikan. Aku tidak menemukan ketertarikan itu sampai sekarang." Tangan Sehun membelai rambut Jongin yang wangi. Ia bangga hasil perawatannya membuat rambut Jongin sehat. Setelahnya Sehun mengusap bahu Jongin, turun ke lengan, dan berakhir memeluk perut Jongin ringan.

Sehun meletakkan dagunya di bahu halus itu, melihat beranda Instagram Jongin ketika Jongin memperlihatkannya.

"Ah, aku kenal dia. Satu Angkatan dengan kita. Jurusan seni musik. Katanya dia jenius musik." Sehun menanggapi sembari mengecupi bahu Jongin.

"Jangan diberi tanda, nanti dosen memarahiku lagi." Tangan Jongin menahan kepala Sehun ketika ia merasakan kecupan Sehun semakin dalam.

"Kau lebih menuruti dosenmu dibanding diriku hm?" Jemari Sehun memalingkan wajah Jongin kearahnya dan mengecup sekilas bibir menggoda itu. Rasa stroberi. Kesukaan Sehun.

"Bukan begitu, nilai kepribadianku dipertaruhkan." Jongin menggerutu sedangkan Sehun tertawa renyah dan mengolok Jongin. Memeluk wanitanya erat.

"Kepribadianmu memangnya seperti apa? Bukannya dengan kissmark di tubuhmu maka kau memperlihatkan nilai kepribadianmu? Ah, aku tidak sanggup, kau sangat lucu Jongin.." digigitinya tubuh indah Jongin dengan gemas. Membuahkan pekikan-pekikan dan umpatan dari Jongin.

Setelah keributan yang mereka buat, berguling-guling di rerumputan basah dan Sehun menindih Jongin, mereka saling memandang. Lengan Sehun melindungi kepala Jongin agar tidak bersentuhan langsung dengan tanah, sedang sebelah tangannya menahan tubuhnya agar tidak terlalu menindih Jongin.

Cukup lama mereka berpandangan. Menyelami refleksi masing-masing.

"Jongin, kau cantik.." poni Jongin yang berantakan dengan rambut panjangnya yang tergulung tertindih lengan Sehun, masih bisa membuat Sehun terkesima.

Jongin tidak perlu menjawab itu. Ditariknya Sehun untuk masuk dalam ciuman yang dalam dan memabukkan. Bunyi penyatuan bibir itu terdengar jelas. Saling berusaha mendominasi dan membelitkan lidah.

Jemari lentik Jongin membelai sensual punggung lebar lelaki yang mengukungnya. Membuang semua pemikiran lalu. Saling terhanyut hingga jika Jongin tidak memukul bahu Sehun, sudah dipastikan Jongin akan kehabisan nafasnya.

Masih dengan terengah-engah, Jongin berbisik disela kecupannya pada bibir tipis Sehun, "Ada apa hm?"

Sehun menyunggingkan senyum lega. Jongin memang yang paling tahu tentang dirinya. Meskipun ia tidak mengutarakannya sama sekali. Kini Sehun benar-benar menindih Jongin. Dada mereka saling menyatu. Detak jantung mereka bersahutan.

BRIDETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang