🍺 BAGIAN DUA

49 7 0
                                    

Langkah kaki kecil Jongin kini berubah menjadi langkah kaki enerjik yang melompat-lompat.

Ia mendapatkan seragam untuk pertama kalinya. Sekolah dasar.

Tak sabar menunggu Sehun dititipkan ke rumahnya dan ia akan memamerkan betapa indah warna dn corak kotak-kotak seragamnya.

Bunyi bel rumahnya di jam 9 pagi sudah seperti jadwal dimana Jongin akan menemukan Sehun yang telah rapih mandi dan wangi.

Ia tidak suka gaya baju Sehun yang polos hanya kemeja putih atau kaos putih dan celana pendek warna gelap. Itu-itu saja menurutnya. Tidak tahu saja kalau brand yang dikenakan bocah pucat itu mahal.

"Sehunie!" tanpa menunggu Sehun menyahuti, ditariknya lengan pucat itu dan berlari kencang menaiki tangga menuju lantai dua. Kamar Jongin atau kamar mereka? Karena Sehun lebih sering tinggal disini. Hanya dijemput Nyonya Oh seminggu atau dua minggu sekali, lalu paginya kembali ke rumah Jongin.

Sehun sedikit kesulitan mengikuti langkah kaki Jongin yang terlalu bersemangat.

Blam!

Pintu ditutup lumayan kencang. Sampai dua orang ibu di teras depan yang sedang berbincang sedikit berjengit kaget.

Tak lama setelahnya Nyonya Oh Yoona pergi dengan mobil dan supirnya untuk bekerja.

Yuri menutup pintu lalu melanjutkan kegiatannya menyiapkan puding stroberi kesukaan Sehun. Karena katanya Sehun lolos lomba melukis anak-anak tingksat nasional kemarin.

Sebenarnya Yuri sudah tahu sejak balita dirawatnya, Sehun memiliki antusiasme kuat terhadap coret-coret dan warna. Nyonya Oh juga selalu mensuport Sehun dan Jongin dengan peralatan menggambar mewarnai yang lengkap disisi peralatan belajar baca hitung tulis.

Yuri yang saat itu menjadi dosen di salah satu universitas mengundurkan diri setelah melahirkan Jongin itu merasa mungkin saat itulah ia harus fokus memperhatikan pendidikan dan minat bakat dua anak itu.

Berbeda dengan Sehun yang hobi menggambar, Jongin yang hiperaktif sangat suka menari bunga matahari. Hampir setiap hari jongin mengikuti acara senam kebugaran. Lucu sekali melihat Jongin pagi-pagi sudah semangat. Sedangkan Sehun sangat patuh ia suapi bubur sayur. Jongin berkelit berlarian kesana kemari.

Sekarang dua anak itu sudah masuk sekolah dasar saja. Ingin ia melihat keimutan mereka lagi saat masih balita.

Selesai memberi topping, Yuri meletakkan puding itu didalam lemari pendingin. Lalu ia bergegas mandi untuk memulai rutinitas meditasinya.

Sementara itu di kamar Jongin. Tapi sebenanya di pintu kamar itu terdapat coretan tangan 'Kamar Sehun dan Kai'.

Padahal namanya Jongin, tapi saat kecil Sehun selalu memanggil bocah tan itu dengan sebutan Kai. Tokoh superhero kesukaannya. Karena menurutnya bocah tan itu keren selalu menolongya dan menyelamatkannya dari gigitan anjing tetangga.

Sekarang tentusaja Sehun sudah terbiasa memanggilnya Jongin. Sudah lama ia bisa meninggalkan sebutan Kai itu. Itu terjadi ketika ia yang biasanya mandi bersama kini menyadari kalau Jongin berbeda dengannya.

Makin lama ia sadar kalau mereka memang berbeda.

"Sehun! Kenapa kau melamun? Kau mendengarkanku tidak sih?!" Jongin ngambek menimpuk Sehun dengan seragam yang ia pamerkan.

Sehun yang wajahnya tertutup seragam itu mencoba meraih kain yang menghalangi pandangannya. Benar saja itu seragam yang berbeda.

Karena Sehun masuk sekolah elit. Lalu Jongin hanya masuk sekolah yang dekat rumah ini saja. Kata tante Yuri, biar mudah menjemput Jongin.

BRIDETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang