2

717 79 18
                                    


"kolonel Ibiki," Sirzeach datang ke ruang kerja sang atasan.

Ibiki membalas hormat itu dan meminta Sirzeach duduk "langsung ke intinya saja, kau beserta grub prajurit mu akan dipindahkan ke front Italy. Kau yang ke 10 yang bisa Ku undang ke sini."

"Baik. Kapan saya bisa berkemas?"

"10 hari dari sekarang. Bunker dan geografis yang cocok untuk bertahan. Sekutu sampai sekarang tidak akan bisa menjebolnya."

"Saya akan persiapkan itu pak."

"Bagus. Moral dan batin sangat berpengaruh dalam hasil pertempuran Sirzeach, berikan mereka motivasi untuk berperang demi kejayaan Jerman dan Fuhrer..... Heil Hitler."

Brek

"Heil Hitler," balas Sirzeach hormat Nazi setelah berdiri.

Kediaman Naruto.

"Naruto~ emang gak bisa ya beberapa jam tanpa mengotak-atik dokumen sampah itu?" Ujar Rias sedikit ngambek.

"Aku punya bayak absen Rias. Biarkan aku menulis laporan dulu," jawab Naruto masih fokus

Memang hari sudah malam, terlihat Rias yang memakai piyama cuma bisa bisa memeluk manja tangan sang suami "kapan kamu bertugas lagi Naruto?"

Naruto terkekeh kecil "mau aku pergi lagi?"

"Tidak.. aku harap kamu berhenti, apakah insiden itu tidak membuat mu kapok?" Rias menyenderkan kepalanya ke bahu tegas Naruto.

"Mungkin belum saatnya... Setelah perang berakhir, itu bisa diatur Rias," senyum Naruto.

"Menurut mu kapan Jerman bisa menang perang?" Mata green-blue Rias menatap dalam.

Beda dengan Naruto yang membuang muka ragu "aku tidak tahu Rias."

Naruto kembali fokus pada dokumen penting di hadapannya, Rias tetap setia menunggu cukup lama sambil menyender ke bahu dalam kondisi setengah ngantuk. Jari Naruto berhenti menulis, ia mengelus rambutnya hingga tersadar "sudah selesai?" Gumam Rias.

"Udah.. Saatnya kita pindah ke kamar," bisik Naruto mengusap lembut rambut merah indahnya.

Mereka berjalan beriringan, tapi yang tidak Naruto sadari bahwa Rias sudah merencanakan sesuatu yang tidak bisa ia lupakan.

Brug

"Rias? Ada apa... Kenapa kau mendorong ku?" Tanya Naruto setelah berbaring ke ranjang.

Rias cuma tersenyum anggun sedikit mesum, melepaskan piyama hingga memperlihatkan tubuhnya yang sexy dengan dalaman merah maroon, Naruto sedikit terpaku hingga membiarkan istrinya merangkak erotis sambil menimbun dirinya "hihi Naru.. apakah kamu tidak ingin membuat kenangan yang indah bersama ku? Kuta sudah lama tidak melakukan ini~"

"Rias.. aku tidak yakin bisa memuaskan mu dengan tubuh yang baru sakit ini," balas Naruto agak khawatir dan tersenyum masam.

"Jangan dipikirkan, aku paham kapan kita harus berhenti sayang," senyum Rias sambil menggoda dengan jari-jari yang merayapi dada bidang Naruto.

Pemandangan cantik yang mengambil fokus Naruto, nampak istrinya makin menggoda monster dalam dirinya.

Cup

Ciuman manis datang dariRias duluan, Naruto hanya bisa mengikuti alur yang dibuat, walaupun tubuhnya masih terasa hancur usai bangun dari koma. Tetapi melihat sang istri yang sudah dalam puncak nafsu ia tidak bisa menolak selain melayani. Yah pada akhirnya Naruto terus menguasai jalannya permainan panas mereka,

Swastika Front (Naruto)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang