3

531 57 12
                                    

Selamat membaca

Pluk

"Rias, kenapa kamu berlarian sambil
menangis?" Tepukan bahu serta Suara jantan nan sangat familiar seketika berhasil Bikin Rias terkejut. Ia segera berdiri dan menatap Naruto yang ternyata masih ada di sini
dengan wajah watados dan polosnya yang menyebalkan.

Greb

"Hiks Narutoo bodoohh!! Huhuhu
hiks."

"Stt ada apa?" Tanya Naruto
memeluknya balik dengan penuh
kasih sayang.

"Hiks pokoknya bodoh-bodoh!!!" Dengus Rias sambil memukul sekuat tenaga dada bidang Naruto.

Si empu cuma terkekeh sambil dilihatin tetangga yang merasa terhibur. Naruto menutupi wajah Ayu Rias biar tidak makin malu dilihatin "hehe kamu pasti mengira aku pergi ya?" Goda Naruto.

"Enggak! Kamu cuma salah paham!" Ujar Rias menggeliat menahan malu, gelagatnya kadang menjiwit pinggang Naruto maupun menginjak kecil kakinya.

"Haha okay sayang. Jangan berisik, diliatin orang lho ini," goda Naruto lagi.

"Aaa Naruuu.. jahaaat!" Respon Rias makin ngambek.

Pasukan yang dikirim ternyata sedang pergi untuk perang di Medan Prancis, ternyata invasi sekutu hampir merambat masuk ke wilayah nasional Jerman. Tujuh ratusribu pasukan berusaha mati-matian mempertahankan lajunya. Nampak kekuatan udara musuh sangat berperan besar mengopongi kekuatan darat cadangan Jerman.

Suasanan Pagi dengan iringan terbitnya Fajar. Nampak Naruto sudah bersiap ke markas untuk menemui crewnya yang menunggu. Terlihat Rias memberikan bekal makanan kesukaan Naruto yang padahal dia tidak pernah sekalipun memberikan bekal "tumben.." komen Naruto memasang wajah aneh.

"Aku tidak ingin kamu sakit karna makanan tidak sehat Naruto. Mangkanya aku buatin makanan untukmu," gumam Rias malu-malu kucing.

"Kamu perhatian sekali. Aku akan menghabiskannya di sana."

Rias mengangguk dan harus tersenyum geli ketika Naruto menggoda dengan senyuman jahilnya yang menular "baiklah. Jika tidak ada yang disampaikan, aku pamit dulu."

"Tunggu Naruto... ehmm aku minta maaf tentang sikap kasar ku yang semalam, aku tidak seharusnya seperti itu pada suamiku" cicit Rias memelas manis.

Naruto yang mendengar itu hanya tersenyum lembut  lalu mencium bibir merahnya secara singkat "jangan dipikirkan."

Sekarang pipinya yang merona, Hatinya berdebar dan Rias tidak bisa berkata sepatah apapun selain melihat suaminya menginjak kaki menjauh dari Rumah mereka.

Markas divisi Panzer cadangan

"Komandan!"

Seorang remaja 18 tahun dari sekolah pemuda Hitler, ia memiliki rambut coklat dan sangat disiplin. Tangannya memberikan hormat ke Naruto yang sudah sampai setelah menempuh perjalanan satu jam.

 Tangannya memberikan hormat ke Naruto yang sudah sampai setelah menempuh perjalanan satu jam

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Swastika Front (Naruto)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang