17. Hangout

78 21 1
                                    


Update lebih cepat dari perkiraan?

How you feeling?



Dahyun hanya menatap layar tipis yang tengah menayangkan kartun yang sebenarnya Dahyun tidak tahu juga maksudnya. Badannya terus bergerak kesana kemari tanpa ada tujuan yang jelas. Membuat Jimin yang baru keluar dari kamar menatap miring Dahyun.

"Apa yang kau lakukan?"

"Huh?" Dahyun menoleh, terkejut mendengar suara Jimin dari arah belakangnya, setelahnya menunjuk layar datar itu dengan polos, Jimin jadi ikut memandanginya setelahnya berdecak. Merasa bodoh dengan dirinya sendiri, kenapa bisa terpengaruh.

"Memangnya apa yang salah dengan tv nya?" Alis Jimin naik, menunggu jawaban Dahyun sembari mendudukkan dirinya di sisi si hantu. Dahyun duduk di karpet dan Jimin di sofa. Agak menyandarkan tubuhnya, senang sekali tidak ada hal yang bisa mengganggu waktu pemuda itu hari ini. Iya, ia hari ini free. Tidak ada panggilan mengajar apalagi kasus apapun. Kasus yang kemarin sempat dibahas, begitu ketua ingin ia yang mengerjakannya, ia menolak mentah-mentah. Ia beralasan jika ia tidak ingin terkait dengan kasus dulu. Ia ingin menikmati waktunya satu hari full.

Dahyun yang melihat Jimin hanya berdiam diri, tidak kunjung beranjak mengerut keheranan. Tidak biasanya Jimin se-santai ini, walaupun pemuda itu memang kebanyakan santai. "Kau tidak bekerja atau mengajar?"

Suara halus seperti angin mengalun lembut hingga pendengaran Jimin. Jimin menegakkan tubuhnya dan bertemu pandang dengan Dahyun, setelahnya ia menggeleng. "Tidak, aku bolos satu hari!" Jawabnya enteng.

"Apa-apaan? Tidak bisa begitu!"

"Aww! Itu menyakitkan!" Rintih Jimin. Entah dapat kekuatan dari mana Dahyun bisa memukulnya seperti itu. Pahanya kebas dan perih. Sepertinya akan memerah sebentar lagi. Namun ia hanya berdecak. "Kau ini kukang ya? Tidak kira-kira memukulnya!" Sewot Jimin.

"Kukang lambat, kalau yang suka memukul itu gorilla!" Pekik Dahyun, menyahuti.

"Nah, itu tahu. Syukurlah kau menyadarinya!" Pukas Jimin tanpa rasa bersalah.

"Kau menghinaku?" Sengit Dahyun. Rasa-rasanya ada asap yang keluar dari ubun-ubunnya karena ucapan Jimin. Pemuda itu mengendikkan bahunya.

"Tidak, kau sendiri yang mengatakannya!" Balasnya acuh, kemudian kembali menyandarkan tubuhnya di sofa, berleha-leha sebentar. Baru saja Dahyun ingin memprotes, "Sudah, diam sebentar. Aku ingin mengistirahatkan kepala dan badanku setelah satu minggu penuh bekerja!" Jimin memotongnya tanpa banyak kendala, sukses membuat Dahyun bungkam.

Sosok itu mengendikkan bahunya dan kembali hanyut dalam tontonannya. Beberapa menit hening, Jimin kembali menegakkan tubuhnya. "Apakah kau ini anak kecil? Suka menonton kartun!" Jengah Jimin, jujur ia terganggu dengan suara tawa penuh kebisingan itu dari posisinya dan Dahyun nampaknya tidak terganggu sama sekali. Dahyun hanya menoleh sekilas setelahnya kembali hanyut.

"Kau bisa pergi jika merasa terganggu!" Pukas Dahyun tak peduli. Masih asyik menonton hingga tak lama kartun itu habis dengan sendiri. Dahyun mendengus bosan, sedangkan Jimin sudah terkekeh ditempatnya. Merasa lucu.

"Khe... kau ini bukan anak kecil yang doyan kartun. Lihat umur!" Seloroh Jimin sedikit menoyor kepala Dahyun. Sosok itu mengaduh dan menatap sengit Jimin yang hanya pemuda itu dengan tatapan menantangnya 'apa!'

Dahyun mendengus, menjatuhkan kedua tangannya di sisi tubuh. Kakinya masih betah berselonjoran di atas karpet yang empuk. Dahyun kalau tidak puas tidur di sofa, ia akan tidur di karpet. Berguling-guling sesuka hatinya karena ini benar-benar empuk dan lembut.

Adorable GhostTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang