Rei sangat senang, pagi ini. Sebabnya, ia akan pergi piknik. Balita lucu itu, sudah siap dengan bawaannya. Yaitu tas punggung imut, bergambar anak singa. Tak lupa boneka lion, dalam dekapannya ( kalian bisa bayangin sendiri. 😄 ).
Yang lain pun, juga sudah menyiapkan barang bawaan. Seperti keranjang makanan, juga tikar untuk duduk. Tak hanya itu. Eyang kakung juga ikut. Namanya eyang Ranu. Beliau sangat menyayangi cucu-cucunya. Apalagi si kecil Rei.
"Ayah !!! ayo buluan !! nanti telat campainya !!" pekik si bungsu. Bibirnya mengerucut. Kedua matanya membulat lucu, serta pipi yang menggembung.
"Aduduh !! sini-sini adek, sama abang dulu !!" Dimas langsung menggandeng Rei. Mengajaknya lebih dulu, masuk dalam mobil.
Disusul kelima saudaranya, juga eyang Ranu. Duduk dengan rapi. Tak lama, Arman menyusul naik. Setelah sebelumnya, mengunci pintu rumah. Juga Menitipkan rumah, pada pak Haris dan pak Bayu. Satpam mansion mereka.
Ia pun melajukan mobilnya. Tujuan piknik mereka, yaitu di taman kota. Karena banyak arena permainan, yang pasti disukai oleh Rei. Selama perjalanan pun, anak itu tak berhenti berceloteh.
---skip>>>
Kedua mata bulat itu, semakin membulat. Pun bibirnya tertarik membentuk senyuman. Rei memekik senang kemudian. Mereka sampai tempat tujuan.
"Abang !! ayo-ayo buluan !! Lei mau main ayunan !!" pekiknya heboh. Tangan mungilnya, menarik-narik ujung kaos Zaki.
"Iya sebentar, dedek !! ayo sini gendong !!"
Hup !!
Zaki menggendongnya ala koala. Di samping Zaki, ada Radit yang membawa tikar. Si kembar membawa keranjang bekal. Mereka mencari tempat, di dekat banyak pepohonan. Supaya tidak terlalu kepanasan.
Radit menggelar tikarnya, dibantu oleh sang ayah. Bekal mulai ditata dengan apik.
Si kecil sudah asyik, main ayunan ditemani Zaki. Tempatnya cukup ramai, karena sekarang hari sabtu.
"Eyang senang, kita bisa kumpul bareng. Kalau Naila masih ada, pasti akan tambah menyenangkan," ucap eyang Ranu.
"Papa jangan sedih !! kan masih ada kami," ucap Arman, dan diangguki yang lain.
---skip>>>
Hari semakin siang. Radit dan Rei, juga tampak kelelahan. Mereka tertidur di mobil, selama perjalanan pulang.
Arman tersenyum hangat. Setidaknya masih ada dirinya, yang mampu membahagiakan anak-anak, juga ayah mertua.
Tbc..
