BAB 4

654 247 245
                                    

Pagi ini Rey dan Saka memutuskan berangkat sekolah diantar Gema menggunakan mobil. Biasanya mereka akan menggunakan motor berboncengan untuk berangkat sekolah, namun dikarenakan semalam hujan deras menjadikan pagi ini terasa dingin dan berkabut, membuat mereka sangat malas mengenderai motor.

"Lo berdua ntar pulang jam berapa?" tanya Zafran dengan sesekali menyuap nasi goreng didepannya. "Ntar pulang biar gue yang jemput"

"Pulang jam 3 bang, tapi gue ada kumpul ekskul, paling nyampe sore, ntar pulang gue nebeng si Eja aja. Lo jemput Saka aja bang" jawab Rey menunjuk Saka dengan dagunya. Eja ini teman satu sekolah Rey dan Saka yang kebetulan menjadi tetangga mereka, hanya berbeda Blok saja.

"Oke"

"Yaudah yuk berangkat sekarang, Mas" ajak Rey sembari melihat jam di pergelangan tangannya, dia menggendong tas nya lalu berdiri bersiap untuk berpamitan diikuti dengan Saka tentunya. "Mah, Rey sama Saka berangkat dulu" ucapnya sembari mencium tangan sang mama.

"Iya bang, uang saku masih ada?"

"Masih kok mah tenang aja"

"Saka gimana masih ada kan?

"Saka masih ada kok mah"

Dilanjut berpamitan dengan abang-abangnya. Gema yang melihat mereka sudah siap berangkat pun berdiri "Udah kan, yuk"

"Berangkat mah, assalamualaikum"

"Waalaikumsalam" jawab mereka serempak, disamping itu dimeja makan  Satya dan Zidan sadari tadi tengah ribut hanya karena mempermasalahkan Kulit ayam.

"Kulit gue kenapa lo makan ah" ujar Satya sembari menatap sebal Zidan. Kebiasaan Satya saat sedang makan ayam, ia selalu menyisihkam kulitnya untuk dimakan terakhir, lebih nikmat katanya.

"Minta dikit doang elah, kulit lo masih ada noh" jawab Zidan santai dengan menunjuk kulit yang dia maksud.

"Apaan, tinggal Seuprit gini" balas Satya dengan menunjukan kulitnya yang tinggal sedikit, Zafran menghela nafas pasrah melihat perdebatan ini, berakhir ia merelakan setengah kulitnya untuk Satya. "Noh kulit gue, dah lo pada diem"

"Nah, gini baru adek yang pengertian makasih, gak kaya lo" ucap Satya seraya tersenyum manis kepada Zafran lalu beralih menatap Zidan dengan sinis.

"Dih" cibir Zidan, ia menopang dagunya menatap Satya dan Zafran secara bergantian.

Sejujurnya, Zidan sangat bingung dengan si kembar, menurutnya Satya dan Zafran sangat berbeda tidak terlihat seperti anak kembar pada umumnya. Satya yang terlihat mungil dengan badannya dan sifatnya yang sensian, sedangkan Zafran yang memiliki badan kekar berotot dan sifat yang penyabar. Menurutnya, Zafran jauh lebih mirip dengan adiknya, Juna. Orang orang yang baru pertama kali bertemu dengan keluarga ini pasti berfikiran si Kembar itu adalah Zafran dan Juna, karena fisik mereka yang terlihat sama seperti anak kembar.

"Apa lo liat liat" ujar Satya memincingkan matanya saat menyadari tengah di tatap oleh Zidan. Kan apa Zidan bilang, Satya ini sensian.

"Gue heran aja, kenapa lo bisa jadi kembarannya bang Zaf, padahal lebih cocok si Juna kemana mana jadi kembaran" kata Zidan sembari menatap Juna sekilas, Juna yang sadar namanya di bawa bawa pun hanya diam melanjutkan sarapan.

Satya memutar bola matanya malas, ia bosan akan pertanyaan Zidan yang sering kali dipertanyakan. "Waktu di kandungan mama, gue gak kebagian makanan, di abisin sama dia" jawabnya singkat sembari menunjuk Zafran dengan dagunya.

"Lah gue juga yang kena"

"Eh tapi sumpah bang elo tuh sama bang Zafran gak keliatan kembar, asli dah" ucap Zidan sungguh-sungguh.

Beautiful Time ll NCT DREAMTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang