BAB 5

597 249 350
                                    

Siang ini Gema sedang berada di Cafe untuk mengecek keuangan, setelah selesai dengan tumpukan kertas di mejanya, ia kemudian ikut menjadi barista dengan karyawan lainnya. Memakai celemek hitam dan menggulung kemejanya sampai siku yang tentunya membuat Gema terlihat sangat tampan, Cafe ini memang miliknya sendiri, dan karyawan disini pun juga terbilang cukup dan tidak kurang. Tetapi Gema tetap sesekali ikut adil seperti saat ini, adik-adiknya pun juga terkadang sering ikut adil membantu, seperti ikut meramaikan Cafe dengan mengadakan live music setiap akhir pekan.

Gema tengah mengelap cangkir beserta gelas-gelas disana dengan sesekali menatap kearah luar melihat suasana luar. Kepadatan penduduk kota Jakarta bukanlah hal yang perlu dipertanyakan lagi. Baswara matahari siang ini cukup menyilaukan mata, ditambah dengan panasnya temperatur yang lumayan tinggi ketimbang hari-hari sebelumnya.

Tiba-tiba suara lonceng pintu terdengar menandakan pelanggan baru telah datang. Ah dia datang lagi.

"Mas mau pesen"

"Green Tea Latte" ucap perempuan itu dan Gema bebarengan. Perempuan berambut semapai itu hanya bisa menunduk malu sedangkan Gema menatapnya dengan tersenyum manis.

"Baik, ditunggu sebentar" 

Kemudian perempuan itu berjalan ke arah meja yang terletak di sudut ruangan dekat dengan jendela, seperti biasanya. Lalu menatap suasana Cafe yang hari ini terbilang cukup tenang, cocok sekali apabila digunakan untuk membaca buku sembari menunggu pesanan datang. Mungkin bisa juga digunakan sebagai tempat mengerjakan tugas kuliah yang membutuhkan konsentrasi lebih. Bisa juga untuk bersantai ria menikmati pemandangan orang-orang yang berlalu lalang lewat kaca sebagai pembatas antara ruangan dalam cafe beserta trotoar dan jalan raya yang tidak terlalu ramai, namun tidak terlalu sepi juga.

Memandangi seisi Cafe, tak menyadari bahwa pesanannya telah datang, Gema berjalan dengan papan pengantar jamuan yang di atasnya berdiri tegap secangkir minuman pesanan miliknya. "Silakan pesanannya, green tea latte spesial" ucap Gema tak lupa dengan senyumannya. "Gue liat-liat lo pelanggan tetap disini, kenalin gue Gema" Tambahnya dengan mengulurkan tangan untuk berkenalan.

Perempuan itu menjabat tangan Gema dengan tersenyum manis. "Aletta"

*****

Tatap matamu bagai busur panah..

I'm addicted to..

Lelah kaki melangkah, sesat dan tanpa arah..

Kalau kau marah ku bujuk ku nggak mau kau merajuk, kita buju deng love you ngana balas i love you too, bilang pa mama mantu kita so siap taso siap, taso siap kasitu bilang pa mama mantu..

Lagu terus berputar bergantian dari ponsel Zidan, pemiliknya hanya santai menikmati menatap ponsel tersebut sembari goleran di lantai dengan alas karpet dan kaki yang ia naikkan keatas sofa. Dan jangan lupakan toples kacang atom yang ada disampingnya itu.

Satya yang mendengar lagu terus bergantian tanpa menyelesaikan satu bait pun, menghela napas jengah melirik malas Zidan. "Lo ngapain sih anjir, puter lagu tuh yang jelas. Gonta ganti gonta ganti"

"Tik-tok ini! masa lo gatau sih bang!" balasnya lalu berdiri, baru-baru ini Zidan kecanduan aplikasi populer tersebut, apalagi waktu melihat cewek-cewek cantik yang bodynya aduhai! goyang goyang di layar video itu, sudah pasti Zidan semakin menjadi-jadi.

"Jun, ayo tik-tok an! lagi viral nih gerakannya, gue udah download soundnya" ajak nya kepada Juna

"Gass lah, gue lagi cakep ini" ucap Juna bersemangat berjalan kearah Zidan untuk melihat video yang dimaksud.

Beautiful Time ll NCT DREAMTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang