Bab 7

386 104 183
                                    

'Dug Dug Dug'

Suara pantulan bola basket menghantam lapangan basket indoor sekolah. Pak John memantul-mantulkan bola orange tersebut sembari menunggu pemain tengah bersiap. Di sisi lapangan sudah duduk berjejer murid-murid dengan seragam putih abu-abu yang akan memberi supporter.

Murid-murid tak hentinya bersorak ramai antusias menyambut pertandingan ini, kapan lagi melihat ketua dan mantan ketua basket tanding seperti saat ini. Kedua tim tersebut sudah berjejer rapi ditengah lapangan dengan Pak John yang berada di tengah sebagai wasit.

Saka sudah duduk manis di pinggir lapangan bersama Bima dengan membawa beberapa botol mineral dan handuk kecil, memberi semangat untuk abang dan teman-temannya, karena hanya mereka yang tidak mengikuti ekskul basket.

"Pertandingan ini, saya buat untuk menentukan tim siapa yang akan maju di turnamen besok. Saya harap kalian bersaing secara adil, tidak ada yang melakukan kecurangan. Paham?" ujar Pak John mengintruksi.

"Paham, Pak!" balas kedua tim serempak.

"Gue pastiin tim lo kalah, kalo gak mampu bisa mundur dari awal, Bang!" ucap Devan tertawa remeh diikuti dengan teman-temannya.

"Bacot lo!" saut Sean dari belakang. Sedangkan Rey hanya diam menatapnya datar, mereka tahu itu hanya trik Devan untuk memancing emosi mereka.

Eja dan Bara selaku pemilik badan paling tinggi di tim masing-masing, maju kedepan untuk melakukan JumpBall. Bola dilambungkan keatas, pertanda pertandingan akan dimulai. Sorak sorai teriakan penonton dan sorakan tepuk tangan riuh terdengar beriringan dari pinggir lapangan, teriakan mendukung pada kedua tim saling bersautan.

Bola berhasil jatuh ketangan Eja, dengan mahir Eja memantul-mantulkan bola sembari berlari kearea lawan, melihat Sean melambaikan tangannya ia kemudian mengoper bola kepadanya, baru beberapa langkah bola kembali direbut oleh Bara selaku tim lawan.

Secepat kilat Eja dan Sean berputar ke home untuk menyelamatkan ring. Bara yang merebut bola mengoper ke Devan yang sudah berdiri di area three point. Devan berhasil menangkap operan dari temannya, ia mencari kesempatan untuk bisa masuk ke area lawan. Saat dirasa jalan sudah terbuka ia mencoba masuk dan tiba-tiba munculah Rey yang datang entah dari mana, bersiap menghadang Devan.

Suasana menjadi sengit, seakan ini adalah pertandingan sesungguhnya. Devan mencoba mundur dua langkah dan dengan cepat ia melakukan shooting. Bola masuk dengan mulus ke dalam ring. Sorak sorai dari penonton membuat tim Devan bersemangat. Devan tersenyum tengil ke arah Rey, berniat menyombongkan diri. Namun tak disangka ia malah mendapati Rey tersenyum senang. Devan memang berhasil mencetak point, tapi dalam hatinya dirinya merasa kesal.

"Serem banget sih lo, senyum-senyum sendiri?" tanya Sean pada Rey.

"Anjir, udah lama banget gue ngga ngrasain pertandingan seseru ini."
ucap Rey dengan menggebu-gebu.

Rey memang sudah lama tidak bertanding basket karena cideranya waktu itu. Ia merasakan hal yang sudah lama tidak ia rindukan, pressure di lapangan, sorak sorai penonton, dan lawan yang hebat.

"Gue juga ngrasain hal yang sama." sahut Eja.

"Ayo Guys, kita nikmati dan menangkan pertandingan ini." Terlihat semangat yang luar biasa terpancar dari mata Rey, di bangku cadangan Saka ikut senang melihat abangnya menikmati pertandingan.

Quarter pertama selesai. Mereka menghampiri Saka untuk beristirahat, mengumpulkan semangat untuk quarter selanjutnya.

"Nih, minum dulu" Bima melemparkan air mineral kepada Rey, dan di tangkapnya dengan sempurna.

Beautiful Time ll NCT DREAMTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang