2

4.8K 59 9
                                    

Pagi hari yang cerah. Ku habiskan untuk membersihkan rumah bersama dengan pembantuku yang bernama Bi sumi. Beliau yang sudah paruh bayah. Membuatku sering tak tega meninggalkan ia sendirian di rumah

Sesekali aku pun menyempatkan waktuku untuk membantunya. Tak jarang ia mengajariku memasak. Yang membuatku semakin mempunyai kedekatan dengannya. Apalagi dengan Bi Sumi yang di tinggal mati oleh Suami dan anaknya karena kecelakaan dulu saat akan pulang dari kota karena merantau.

Bi Sumi pun sering bercerita tentang kehidupannya yang pernah mengalami depresi saat di tinggal oleh kedua orang yang ia sayangi. Namun ia terus bangkit dan terus berusaha di dunia yang fana ini. Membuatku semakin takjub akan Bi Sumi yang sangat kuat dan tegar.

Hari ini. Aku yang bertugas memasak sementara Bi Sumi yang membersihkan rumah. Katanya biar cepat selesai. Aku pun memasak ikan goreng dan sup sebagai menu sarapan ku nanti. Dengan penuh cekatan dan teliti. Aku menumpahkan semua yang telah di ajarkan Bi sumi kepadaku.

Tiba tiba. Bi sumi pun datang dengan tergesa gesa.
"Non. Ada tamu itu di depan. Katanya mau cari Non Dinda." Ucap Bi sumi.

"Siapa Bi?" Ucapku dengan heran sembari membersihkan tanganku yang kotor.

"Gatau. Katanya masnya mau ketemu sama Non." Ucap Bi Sumi. Sejenak aku terkejut akan ucapan Bi sumi.

"Hah. Tamunya pria bi?" Ucapku dengan ekspresi kaget. Segera aku bergegas ke depan. Tak lupa aku suruh Bi sumi untuk membuatkan minuman untuk Tamu dan melanjutkan masakan ku yang belum selesai.

Aku pun terkejut saat ku lihat seorang yang sedang duduk di ruang tamu. Ku lihat  yang langsung berdiri saat melihat kedatanganku.

"Pak Bimo. Maaf pak. Saya tadi lagi dibelakang. Jadi ga denger deh." Ucapku dengan tersenyum sambil mempersilahkan duduk. Ku lihat Pak Bimo yang sedari tadi memandangiku.

"Gapapa kok. Justru aku yang minta maaf. Gara gara kedatanganku jadi ganggu aktivitas kamu." Ucap Bimo yang membuatku gugup. Apalagi saat ia melemparkan senyumannya kepadaku.

"Hmm. Sebelumnya ada apa ya bapak kesini?" Ucapku berbasa basi. Ku lihat Bimo yang hendak mengucapkan sesuatu namun bimbang. Sehingga memperlihatkan ekspresi yang membuatku sedikit gugup menunggu ucapannya.

"Aku mau ajak kamu jalan jalan." Ucapnya spontan. Sontak aku terkejut dengan perkataannya.

"Bapak serius?" Ucapku yang seakan tak percaya dengan ucapan Bimo barusan.

"Iya. Saya tunggu ya." Ucap Pak Bimo singkat sembari membakar rokok miliknya.

Aku pun tak punya pilihan lain selain bersiap siap. Segera aku berdandan agar tak membuat Pak Bimo menunggu lama. Tersirat rasa bingung di otakku tentang perihal tadi. Seakan masih tak percaya dengan kedatangannya.

Kami pun meluncur menggunakan mobilnya. Jalanan Surabaya yang masih sepi karena weekend. Dan hanya terlihat beberapa pejalan kaki yang berolahraga di pagi hari. Aku pun sedikit bingung dengan Bimo yang mengajakku pagi hari seperti ini. Apalagi aku yang belum sarapan sama sekali tadi.

Ia pun memberhentikan mobilnya di salah satu rumah makan. Sepertinya ia tau jika aku sedang lapar. Segera aku turun dan berjalan mengekornya menuju ke dalam. Kami pun duduk di salah satu meja lesehan. Tak lama seorang pelayan pum datang dan segera mencatat pesanan kami.

"Ini mau kemana pak? Pagi pagi banget." Ucapku yang masih bingung dengan gelagatnya.

"Udah tenang aja. Kebetulan aku lagi pengen keluar aja." Ucap Pak Bimo singkat. Aku pun hanya mengangguk paham walau kesal karena belum mendapat jawaban pasti.

"Sama jangan panggil aku Pak! Ini kan di luar kantor." Ucapnya dengan memperlihatkan raut wajah kesal.

"Maaf pak. Udah kebiasaan soalnya." Ucapku dengan tersenyum malu.

Cinta SejatiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang