5

4.3K 61 9
                                    

Berhari hari berlalu. Ku putuskan untuk memutus hubungan antara aku dan Bimo. Aku pun membuat alasan bahwa aku tengah ingin keluar kota. Padahal aku bersembunyi di rumahnya Yuli.

Aku pun bersengkongkol dengan Yuli dan Melly agar tak memberi tahu siapapun jika aku berada di Rumahnya Yuli. Apalagi dengan Bimo. Aku hanya tak ingin menambah beban. Karena jika aku terus terusan dekat dengan Bimo. Aku takut perkataan Melly akan menjadi kenyataan bagiku. 

Tak lama aku berada di Rumahnya Yuli. Aku pun pulang ke rumah karena tak enak jika terus membebani Yuli. Aku pun juga harus berangkat ke kantor lagi karena sudah tak mempunyai urusan mengurus Keysa. Walaupun dalam hati ingin sebenarnya aku bertemu dengan Keysa lagi. Namun aku tak mau memperpanjang masalah.

Di kantor. Bimo pun segera menemui ku setelah sekian lama menghilang. Ku lihat ekspresinya yang begitu bahagia melihatku. Tak lupa ia mengajakku untuk keluar bersama malam ini. Namun aku tolak dengan berbagai alasan.

Hari hariku pun kembali menjadi sepi lagi. Suasana rumah yang kembali sepi tanpa ada Bimo dan Keysa. Hanya diisi oleh aku dan Bi Sumi. Rasa Rindu kepada mereka terkadang muncul di benakku. Namun aku tak boleh goyah dengan pendirian ku. Aku pun juga menyuruh Bimo untuk tak terlalu dekat denganku. Dengan beralasan jika aku sudah tunangan saat aku ke luar kota.

Aku terus membuat alasan seperti itu agar Bimo berhenti terus-terusan mengejar ku. Ku lihat ekspresinya yang kecewa saat mendengar ucapan ku. Namun ia tak marah dan tetap menghargai keinginanku.

Malam itu. Aku yang sedang keluar mencari cemilan di Toko. Jarak toko yang tak lumayan jauh membuatku putuskan berjalan kaki sembari menghilangkan rasa penatku. Aku pun duduk di salah satu meja di depan toko. Sejenak ingin berlama lama di luar rumah.

"Dinda?" Ucap pria yang baru keluar dari Toko. Ku lihat ternyata Bimo yang sedang memanggilku.

"Eh Bimo. Beli apa?" Ucapku ramah kepadanya

"Ini beli rokok. Kebetulan lewat sini. Kamu sendiri lagi ngapain?" Ucap Bimo dengan penuh ramah kepadaku. Tersirat rasa menyayat dalam hatiku yang terus terusan membohongi dia.

"Oh ini beli cemilan." Ucapku berbalik bersikap ramah kepadanya. "Aku duluan ya Bim." Ucapku yang langsung berdiri bergegas pergi meninggalkan Bimo.

Mendadak. Langkahku di hentikan oleh Bimo. Ku lihat ekspresinya yang langsung berganti tak seperti tadi.

"Aku mau ngomong bentar sama kamu!" Ucap Bimo dengan ekspresi datar. Aku pun duduk kembali di susul oleh Bimo yang duduk di sampingku.

"Bim. Plis aku udah tunangan. Aku ga enak kalau ada orang lihat aku sama pria lain." Ucapku dengan nada memelas.

"Tunangan sama siapa? Bukannya kemarin kamu itu ada di rumahnya Yuli? Bukan ke luar kota?" Ucap Bimo. Sejenak aku terkejut mendengarnya. Lidahku yang keluh harus berbicara apa.

"Tau darimana? Orang aku keluar kota kok kemarin." Ucapku membuat pembenaran. Ku lihat Bimo yang tak mau mengalihkan pandangannya dariku.

"Aku kan udah bilang. Dari awal aku udah tau semua tentang kamu. Termasuk dua temen kamu itu. Melly dan Yuli. Lagipula aneh banget kalau tiba tiba lo tunangan. Padahal kamu ga pernah deket sama siapa siapa." Ucap Bimo dengan ekspresi masam. Aku yang terdiam bingung dan merasa bersalah hanya bisa pasrah dengan segala ucapan Bimo.

"Kenapa kamu harus bohong sama aku Din? Kamu ga kangen sama Keysa yang terus manggil nama kamu?" Ucap Bimo lagi. Pikiranku kembali teringat kepada Keysa. Pasti ia terus terusan mencari ku.

"Aku tau aku salah. Aku cuma lagi pengen sendiri." Ucapku dengan ketus seolah olah tak acuh akan keadaan saat ini.

Ku lihat Bimo yang mulai mengendur dan merebahkan tubuhnya di kursi. Suara mendengus darinya terasa sangat jelas. Terlihat ia yang sudah pasrah akan sikapku yang tak menentu ini.

"Aku suka sama kamu Din. Aku pengen kamu jadi istri aku dan mama buat Keysa." Ucap Bimo dengan suara yang lemas. Mendadak air mataku seperti ingin turun.
Suatu hal yang sangat aku takuti sekarang benar benar terjadi.

"Ga. Kamu bakalan nyesel kalau nikahin aku." Ucapku dengan nada menghentak.

"Aku bakal siap nerima semuanya tentang kamu. Mau itu yang udah aku tau atau belum." Ucap Bimo yang mulai tersulut emosi.

"Ini lain Bim. Kamu ga bakalan bisa nerima." Ucapku kembali menolak keras Bimo. Ku lihat Bimo yang menatapku dengan tatapan sayup. Membuatku tak sanggup mengatakan yang sebenarnya.

"Din. Aku udah cocok sama kamu. Keysa juga. Apalagi yang kurang." Ucap Bimo yang tak mau mengalah.

Dengan pasrah. Aku pun mengajak Bimo untuk Ke Rumahku. Agar semuanya menjadi jelas dan lebih enak berbicara ketimbang di depan Toko sana.

Sesampainya di rumah. Ku suruh Bimo untuk menunggu di ruang tamu sembari aku ke kamar mencari sesuatu untuk membuat Bimo percaya. Aku pun memberikan sebuah Album foto kepada Bimo. Ku berikan Album foto pernikahan ku dulu dengan Sukma yang masih aku simpan sampai saat ini.

Ku lihat Bimo yang bingung saat melihat isi Album foto itu. Aku yang sudah menebak mulai berani mengatakan semuanya kepada Bimo.

"Ini Album foto kamu? Kok ga ada kamu sama sekali?" Ucap Bimo dengan ekspresi kebingungan.

"Itu album pernikahan ku dulu." Ucapku singkat. Bimo pun semakin bingung dengan jawabanku.

"Aku tau kalau kamu itu pernah nikah. Tapi ini bukan album pernikahan kamu. Pengantin wanitanya aja beda sama kamu." Ucap Bimo dengan keheranan.

"Oh mungkin ini pernikahan kakak kamu. Soalnya mempelai laki lakinya kaya mirip kamu?" Ucap Bimo membuat asumsi. Aku pun hanya menggelengkan kepala mendengar ucapannya.

"Itu aku Bim. Aku yang jadi mempelai laki lakinya." Ucapku dengan lemas sambil menundukkan kepala. Kulihat sekilas raut wajah Bimo yang bingung.

"Apa? Ga salah denger?"

"Itu bener aku Bim. Aku itu pria sama kaya kamu." Ucapku dengan keras. Ku lihat ekspresi Bimo yang terdiam tak bergerak.

Ku ceritakan semua yang ku alami. Mulai dari perceraian ku dengan Sukma. Sampai aku bisa menjadi wanita seperti ini. Ku lihat Bimo yang terus mendengarkan tanpa menyela ceritaku. Walau sejatinya dapat kulihat dari ekspresinya yang masih tak percaya dengan ucapan ku.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 03, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Cinta SejatiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang