01. Sma Renavarica

66 5 10
                                    

Hallo, salam kenal dari aku penulis amatir.

Cerita ini hasil dari pemikiran aku sendiri, haluan aku tiap malamnya. Kalau ada kesamaan latar, kejadian, nama tokoh itu benar-benar unsur ketidak sengajaan.

Aku boleh minta tolong? Tandai ya kalau ada Typo.


1. Sma Renavarica

Beberapa orang hidupnya kayak lampu, Orang-orang didekatnya malah terasa panas dan terganggu, Karena silau. Yang bisa mengapresiasi terangnya justru orang-orang yang gak terlalu dekat dengannya.

••••

Seorang gadis berseragam putih Abu-Abu itu tergesa-gesa menyusuri koridor Sma Renavarica, dengan perasaan cemas. Tinggal sisa waktu lima menit lagi memberitahukan kepada siswa-siswi untuk menuju kelapangan. Ya, hari ini tepatnya hari penyambutan siswa-siswi baru.

Falesia adellya, gadis cantik yang memiliki rambut kecoklatan yang dibiarkan terurai di punggungnya. Dengan bandana kain ikat berwarna merah muda itu terpasang sempurna di rambut Falesia dan juga poni tipis di jidatnya yang jenong. Memiliki alis mata lentik dan bibir pinknya yang tampak segar dan sehat.

Kring.... Kring.... Kring....

Terdengar jelas suara lonceng menandakan akan mulai upacara bendera seperti umumnya dilapangan.

Falesia belum terlambat. Ia tepat waktu kedatangannya dengan suara bel. Tidak sempat untuk menyimpan mini backpack yang berada di kedua pundaknya, Falesia menempatkan tas ransel kecil itu disamping barisannya.

Dari arah utara, jajaran siswa-siswi memasuki lapangan upacara. Hingga satu jam kemudian, akhirnya upacara berjalan dengan lancar. Terdengar dari pemimpin upacara, barisan dibubarkan.

Selama MOS Falesia tidak ikut serta, karena terkena tipes ringan. Tadi saja gadis itu tidak tahu, baris dibelakang barisan kelas berapa.

Falesia mulai menyusuri kelas letak ruangan kelasnya, sambil mengamati seisi area sekolahnya, "Disini bagus banget," ujar Falesia pada dirinya sendiri dengan perasaan kagum, "Tiga tahun akan gue jalanin disini," lanjutnya dengan senyum singkat.

Sma Renavarica termasuk salah satu Sma elit dijakarta. Sma impiannya dari dulu. Sekolah disini bukan hal yang mudah bagi Falesia. Dia selalu mempergunakan waktunya untuk belajar, kalo kata orang sih ambisius, sehingga ia bisa mendapatkan jalur beasiswa.

Sekolah ini, banyak terdapat anak materialistis dan famous. Berbeda dengan Falesia, yang tinggal sebatang kara di sebuah apartement.

Falesia mulai menuju kearah salah satu siswi yang berada didekatnya, "Permisi, kelas 10 IPA 1 dimana ya ka?" tanya Falesia dengan suara yang lembut dan sopan.

"Ini kelas 11 dek. Kalau kelas 10, lurus aja dari lapangan ini. Naik tangga, kelasnya disamping lab kimia."

"Oke, makasih ya ka!"

°°°°°
Terdengar jelas suara pantulan basket yang menggema dilapangan Sma Renavarica. Seorang murid laki-laki dengan saragam putih abu-abu yang keluar dari celananya dan kancing nomor satu terlepas memperlihatkan sedikit baju hitam polos yang ia kenakan didalam. Telapak tangan kiri pria itu terbalut dengan dasi berwarna biru miliknya.

Sudah berapa kali ia memasukan bola basket kedalam ring dengan sesekali memantulkan ke lantai lalu melakukan jump shot untuk memasukan ke dalam ring, lagi. Tak pernah mengenal kata lelah. Keringat bercucuran dari pelipisnya. Rambut legam yang ia biarkan berurakan dan teracak oleh angin, beberapa helai poni menutupi dahinya. Ia menyugarkan rambutnya kebelakang.

RayndraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang