beranjak dewasa : 21 tahun

10 1 2
                                    

28/10/2021



Semalam aku bangun pukul satu dini hari dalam keadaan hampa, lalu akhirnya tersadar kalau ini hari ulang tahunku.

Sebenarnya aku sudah antusias sejak beberapa hari lalu, tapi hanya sekedar, 'wah besok beneran ultah ya?' 'aku harus ngapain ya?' jadi momen bertanya-tanya gitu.

Setelah sadar, aku mengecek notifikasi, ternyata enggak ada satu orang pun yang ngucapin. Ya enggak apa-apa sih.

Tahun ini aku berumur 21, ini pertama kalinya enggak ada orang yang ngucapin tepat jam 00.00 padaku hehe. Dalam pikiran negatif ku, mungkin enggak ada orang yang mengingat hari lahirku lagi, selain diriku sendiri. Tapi yaudah lah, biasa aja, mereka pasti tidur lah.

Meski agak sedih, tapi enggak apa-apa, ada diri sendiri yang paling sayang, yang paling deket, yang paling tahu semuanya tentang aku. kayaknya ucapan dari orang lain sudah enggak begitu penting.

Sekarang, enggak tahu harus berdoa apa, atau buat harapan apa lagi.

Hari-hariku sebelum ulang tahun isinya enggak jauh dari pengen nyerah. Pengen pergi. Pengen hilang. Pengen mandi bola.

Tapi sekarang kita lihat? Aku bertahan sampai di usia yang baru. Aku diberi kekuatan oleh Tuhan.

Sebuah pencapaian. Kan?

Kemarin di usia 20 tahun, bagiku adalah bencana besar. Tapi enggak apa-apa, aku pasti jadi semakin kuat di umur 21, nanti juga lewat. kalau pun nanti bakalan nambah susah karna naik level. Ya Kayak main game aja, kalo naik ke level selanjutnya pasti jadi lebih susah, tapi pada akhirnya kalau enggak nyerah pasti bisa dilewatin. Iya kan? Jadi... enggak apa-apa. kemaren-kemaren juga bisa.

Meski di umur 20 aku merasa enggak berguna, tapi ternyata aku jadi sedikit ngerti soal hidup, jadi lebih mengerti soal diriku sendiri dan jadi lebih menyayanginya. Aku juga bisa menulis cerita lagi. Berapa banyak orang yang akhirnya terhibur dan terbantu oleh karyaku? Ternyata enggak sedikit, kalau pun cuma satu orang, tetep aja itu sangat berarti.

Sekarang aku menyadari, kalau kemarin aku selalu lihat dari hal besar, aku enggak merhatiin hal kecil. Semisal, aku merasa enggak berguna, enggak bermanfaat, enggak ngapa-ngapain, enggak berkembang, sia-sia, ah pokoknya merasa rendah banget. Itu ternyata karena aku melihat dari sisi lain terus, aku selalu melihat kebermanfaatan dan semua pencapain harus selalu besar, 'kalo kecil ya enggak usah dihargain' 'gitu doang kok bangga' jahat banget kan?

Pada akhirnya aku sampe di titik bisa mikir, oh sekarang masih bisa makan, masih punya handphone dan laptop buat nulis, masih bisa beli kuota, masih dikasih sehat sekeluarga, masih bisa kumpul sama keluarga, bisa merhatiin orang tua, bisa menulis dan orang lain jadi enggak sendirian waktu bacanya, mereka jadi tersentuh, jadi terhibur. Aku juga masih punya waktu buat diri sendiri, belajar, menulis jurnal harian, membaca buku, merenung, dengerin musik, menonton film dan mencintai idolaku hehe. Banyak banget ternyata. Hal kecil yang sangat berdampak besar, yang kalau hilang hidupku pasti berantakan, hal-hal yang dikasih tuhan secara cuma-cuma tanpa aku harus ini itu, aku kurang memperhatikan. Aku selalu mikirin, ngerjain, ngupayain hal-hal yang harus aku raih, sampai kehilangan diriku ndiri, kalau merasa susah dan gagal aku ngeluh, marah sama dunia, pengen nyerah. aku enggak menghargai hidup. Tapi tuhan masih ngasih aku waktu.

Teruntuk diri sendiri, terima kasih sudah bertahan, meski tiap hari pikiran nyerah selalu datang, tapi ternyata enggak berani juga haha. Besok kita belajar lagi, besok kita terima dan hadapi semua sakit-sakitnya hidup ini, oke?

Enggak apa kalau sekarang lagi jatuh, bahkan enggak ada satu orang pun buat berbagi senang dan sedih, enggak apa-apa. semuanya pasti berlalu.

Teruntuk keluargaku, terima kasih banyak, meski makasih aja enggak cukup, meski bukan keluarga yang sempurna tapi dari hati yang paling dalam, aku selalu bersyukur lahir di keluarga ini, terima kasih mamah, papah, sudah memberi cinta dan kasih sayang bahkan jauh sebelum aku lahir, memberi aku nama yang super cantik, mendukungku, akunya aja yang kurang ajar dan merasa enggak berharga, padahal bagi mereka, aku sangat sangat berharga. terima kasih sudah merawatku selama ini, aku belum tentu bisa seperti mamah dan papah. Oh sial sampai sini aku nangis jelek banget. Udah deh.

Selamat berkurang umur dan naik level! I love my self, you're so cool! all this time you've been fighting hard to live in this world, thank you <3

all the lonely days in your lifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang