Reliable

856 121 23
                                    

Draken adalah seorang pekerja keras. Kakak-kakaknya tau akan hal itu, teman-temannya pun tau, bahkan guru-guru juga tau (itulah mengapa masih ada guru yang suka padanya walau Draken seorang berandalan).

Dia memang bukan seseorang yang penyabar namun dia seorang pekerja keras dan gigih.

Lain hal jika sudah menyangkut teman-temannya.

Dia selalu berakhir pasrah.

Karena setelah terlalu sering dibuat malu dengan tingkah Mikey, pertikaian Baji, kebiasaan Kazutora, dan tata krama Pah-Chin membuat Draken dapat menyimpulkan satu hal.

"Lebih baik angkat tangan dan menjadi penonton" bahkan Mitsuya setuju dengan pembelajaran hidup milik Draken yang satu ini.

Mereka memang bisa dibilang sedikit memalukan....ralat... sangat memalukan.

Jika Baji dan Kazutora memiliki kebiasaan aneh saat berkelahi mungkin dia akan membantu mereka (sebagai bentuk solidaritas) tapi... dia tak bisa melakukannya jika mengakui mereka sebagai teman saja sudah membuat Draken malu setengah mati.

'BAJI. KAZU. BERHENTI MENGGERAM. KALIAN BUKAN ANJING.'

Ah... Draken lelah.

Draken menengok kearah kanan dan kirinya. Anak berambut putih (yang diketahui bernama Sanzu) hanya menatap pertarungan dihadapannya bosan sedangkan Hanagaki yang sedari tadi berdiri disisi kanannya sudah membuka minuman kaleng yang entah kapan dia beli.

"Ryuuguji-san. Kenapa kau ada disini? Bukannya sudah lulus?," tanya Hanagaki membuka pembicaraan. Ah, Draken jadi ingat sesuatu.

"Ambil ijazah. Gw sakit pas lagi pembagian ijazah dan baru sempat ambil sekarang. Oiya, lo nerima surat undangan SMP Sōtō?"

Takemichi mengangguk. "Memangnya kenapa?"

"Sumaruto-sensei minta gw buat jagain elo kalo lo masuk SMP Sōtō. Katanya muka lo itu mengundang bogem mentah."

Draken kembali mengingat guru matematika, berkebangsaan Indonesia, berusia 30 tahun (diam-diam menyandang status sebagai guru kesukaan Draken) itu katakan padanya saat Draken sedang mengambil ijazah diruang guru.

"Kamu diterima di SMP Sōtō?," tanya sang guru sambil menyerahkan ijazahnya pada Draken. Draken mengangguk. Sumaruto-sensei tersenyum lalu berkata "Ryuuguji-kun. Bapak boleh minta tolong?"

Draken kembali mengangguk. Mana mungkin ia tega menolak permintaan guru favoritnya, salah satu guru yang tetap memperlakukan Draken dengan adil walaupun dia anak paling bermasalah disekolah.

"Hanagaki Takemichi... kau mengenalnya?"

Draken menggeleng dan guru itu mengangguk paham.

"Dia ada kemungkinan akan masuk kesekolahmu tahun depan. Dia menerima surat undangan masuk dari SMP Sōtō. Jadi, Ryuuguji-kun... bisa jaga dia?"

Draken terkejut sesaat dan sang guru melanjutkan. "Dia anak baik, selalu menolong dan perhatian, lumayan pintar juga pemberani tapi terkadang dia terlalu berani walau dia sendiri tau jika dirinya tak akan mampu. Jadi, Ryuuguji-kun, jika dia masuk kesekolahmu, bisa kau jaga dia? Setidaknya dia lulus tanpa ada masalah?".

Ah, ya... Draken dapat melihat alasan kenapa Hanagaki mengundang banyak orang bermasalah (seperti Baji dan Kazutora). Dia menatap para berandalan seperti dia menatap siswa biasa. Mungkin bagi mereka yang gila hormat, hal itu adalah penghinaan, namun bagi mereka yang tidak terlalu peduli dengan kehormatan (dan bertarung murni karena mereka menyukainya) maka Hanagaki merupakan tipe masyarakat umum yang dicari atau dia hanyalah orang bodoh yang apatis.

[DISCONTINUED] Let's Start Over | Fem!TakemichiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang