Tampak sosok lelaki kecil bermarga Huang itu tengah menatap layar monitor yang ada di depannya sambil menggenggam segelas cokelat panas. Hidup seorang diri di apartemen sebesar ini pasti membuatnya merasa bosan dan kesepian.Bersekolah di salah satu kampus bergengsi di Korea Selatan tak membuatnya berbangga hati. Malah ia merasa lelah karena keratnya kompetitif disana.
Hidup jauh dari jangkauan orang tua juga menjadi salah faktor dari ini semua. Apalagi ia termasuk murid yang jarang bersosialisasi sehingga tak khayal pertemanan yang ia dapat juga terbatas.
"Apa hari-hariku harus ku habiskan dengan seperti ini terus?" Gumamnya dengan sedikit ketus.
Ia lalu berjalan menuju balkon yang langsung menghadap ke keramaian kota malam itu. Healing terbaik rasanya bila ia merasa ada beban yang tengah melanda. Pandangannya tak luput dari langit gelap berhias bintang yang tengah ditatapnya kini.
Namun lamunan itu membuyar saat mendengar siulan yang berasal dari arah kanannya. Ternyata ia tak sendirian, Renjun menatap lelaki berparas tampan yang berseberangan balkon dengannya itu dengan sedikit berhati-hati. Hingga tak lama sapaan yang begitu hangat tiba-tiba terdengar.
"Hai!"
Sapaan itu sukses membuat Renjun menoleh sepenuhnya ke arah lelaki tersebut. "K-kau menyapaku?" Tanya Renjun lugu.
"Hanya ada kau dan aku disini."
Jawabnya dengan kekehan kecil. Renjunpun hanya bisa menahan malu. "Boleh kita berkenalan?" Lanjutnya. Seketika suasana berubah sedikit canggung. Namun dengan segera Renjun menanggukkan kepalanya seraya menjawab pertanyaan yang lekaki itu berikan.
"Tentu. Huang Renjun, kau bisa memanggilku Renjun."
Tak dapat berjabat tangan, Renjunpun hanya berujar seperti biasa dengan pandangan ke arah Haechan. "Namaku Lee Haechan. Panggil saja Haechan." Ucapnya sambil tetap tersenyum hangat ke arah Renjun.
"Apa kau orang baru? Aku tak pernah melihatmu sebelumnya."
Pertanyaan itu Renjun layangkan kepada Haechan yang juga tengah memandangnya. Ini sebuah kemajuan untuk Renjun karena pertama kalinya ia dapat mengobrol dengan orang baru.
Haechan lalu mengangguk, "Iya, aku baru pindah kemarin lusa."
"Hmm, pantas saja."
"Renjun, apa kau tinggal sendiri?" Kini giliran Haechanlah yang bertanya. "Iya, keluargaku tidak tinggal di Korea." Jawaban Renjun barusan membuat Haechan merasa lebih ingin tau tentang lelaki yang tengah ia tatap kini. Haechanpun mengerutkan dahinya dan memperdalam tatapan matanya kepada Renjun.
"Benarkah? Lalu keluargamu ada dimana?"
"M-maaf, aku rasa ini terlalu privasi untuk ku beritahu." Jawab Renjun dengan sedikit tak enak hati.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Blood
Teen Fiction[NOREN STORY] "Kau lari ke ujung duniapun darahmu masih bisa ku cium, Huang Renjun! Jadi jangan coba-coba kabur dariku." Jeno & Renjun ❗BxB❗ Noren/Jenren ⚠ BANYAK ADEGAN KEKERASAN DISINI! HARAP BIJAK YAA!