Setelah kejadian canggung yang mereka lakukan di bilik kecil tadi, baik Renjun ataupun Jeno tak berani untuk melihat satu sama lain. Mereka seakan kehabisan kata-kata.
Kini keduanya telah sampai dikediaman mewah Jeno. Lelaki itu memaksa Renjun untuk menginap disini dengan alasan sudah larut malam. Renjun sudah beberapa kali menolak, tapi Jeno tetap saja keras kepala.
"Kita tidur disini saja. Aku ingin menonton film bersamamu."
Renjun menoleh ke arah Jeno yang duduk tepat disampingnya. Anggukan yang ia berikan membuat senyum manis Jeno merekah.
"Mau menonton film apa?"
Tanya Renjun sambil meminum teh yang dibuat oleh Jeno. Lelaki itu tak langsung menjawab, ia melangkah ke sebuah laci yang ada di depannya. Renjun yang penasaranpun turut mengikuti langkah Jeno tersebut.
"Pilihlah film yang ingin kau tonton!"
Jeno menarik perlahan tangan mungil itu dan membiarkan Renjun melihat CD yang tersusun rapi di dalam laci. Tangannya mulai mengacak dan meneliti CD tersebut satu persatu.
"Semua ini film pembunuhan. Aku tidak kuat menontonnya, Jeno."
Ujar Renjun sambil menatap Jeno yang tengah berdiri itu. Lantas lelaki bertubuh kekar tersebut menyamakan posisinya dengan posisi Renjun.
"Maaf, aku tidak tau." Ucap Jeno sambil mengelus lengan atas Renjun.
Renjun menampilkan senyum hangatnya, "It's okay, bagaimana kalau kita menonton film di handphone saja?" Tawaran itu langsung di-iyakan oleh Jeno.
Renjun kemudian segera bangkit dan menarik tangan Jeno ke sofa panjang yang tepat berada dibelakang mereka. Tampak Renjun mengeluarkan handphone dari saku bajunya lalu kembali menatap Jeno yang terpaku tersebut.
"Ayo menonton film The Twilight! Apa kau tau film itu?"
Jeno menggeleng pelan, "Aku seperti pernah mendengarnya, tetapi aku belum pernah menonton filmnya."
Renjun menganggukkan kepalanya seraya tersenyum kepada sosok lelaki yang tengah berdiri dihadapannya. Tak lama, Jeno memegang lengan Renjun dan membawa lelaki manis itu untuk duduk.
"Aku ingin tau film yang kau ucapkan tadi, Ayo kita menonton!"
Tubuh mereka yang tadinya berjauhan kini mulai saling berdekatan satu sama lain. Hingga siku keduanya saling bersentuhan.
"Sebentar. Aku akan mencari web gratis untuk menonton filmnya."
Ujar Renjun sambil mengotak-atik handphone yang ada di genggamannya tersebut. Jeno juga turut memperhatikan tangan lihai Renjun yang sibuk mencari situs untuk dapat menemukan film yang mereka cari.
"Dapat! Ini dia filmnya."
Seruan yang penuh semangat itu terdengar cukup keras. Jeno kembali tersenyum dibuatnya. Bagaimana pancaran mata penuh bintang itu menatap mata tajamnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Blood
Teen Fiction[NOREN STORY] "Kau lari ke ujung duniapun darahmu masih bisa ku cium, Huang Renjun! Jadi jangan coba-coba kabur dariku." Jeno & Renjun ❗BxB❗ Noren/Jenren ⚠ BANYAK ADEGAN KEKERASAN DISINI! HARAP BIJAK YAA!