01. Kamila Adreus🔥

39 7 14
                                    

Kaki jenjang itu menapak pada tanah, perlahan berjalan memasuki kantornya. Dengan kacamata hitam, dagu terangkat, pandangan lurus nan tajam, dia berjalan begitu anggun dan berwibawa.

Setiap kariawan yang dilewatinya menunduk ketika merasakan atmosfer dalam kantor berubah.

Gadis berusia 23 tahun itu mengerti dengan apa yang dirasakan para kariawannya, dia pun sedikit melunakkan wajahnya.

Langkahnya terhenti, yang diikuti oleh dua orang yang sedang berjalan di sampingnya. Dia menoleh, memandang semua orang.

Tersenyum simpul dan berujar, "selamat pagi semua, semoga hari kalian menyenangkan."

Seketika atmosfer menegangkan tadi perlahan hilang, semuanya tersenyum dan membalas dengan semangat.

Lantas, dia kembali melanjutkan langkah menuju ruangannya.

"Apa jadwalku hari ini, Deska?" tanyanya yang telah duduk di kursinya.

"Jam sembilan kita ada meeting bersama Aras Group, jam dua belas makan siang bersama dengan ibumu, lalu---"

"Oke, aku mengerti. Setelahnya kosongkan jadwalku."

"Tapi Kamila---"

Kamila menoleh, menatapnya. Seolah memberitahu bahwa dia tidak ingin berdebat dengan temannya itu

Deska menghembus napas pasrah. "Baiklah."

Kamila adreus, gadis cantik dengan sejuta pesonanya yang menipu mata. Gadis dengan sisi liar berbahaya yang 'tak diketahui siapa pun, selain Deska--selaku teman dan tangan kanannya.

Kamila adalah sosok misterius bagi dunia, dia yang dingin dengan tatapan tajam mengintimidasi. Dikenal sebagai orang yang royal terhadap karyawannya. Namun, mereka tak pernah tau pekerjaan apa yang dia lakukan selain menjadi CEO muda yang sukses.

"Meetingnya akan segera dimulai, Mil."

Kamila mengangguk, lantas keluar dari ruangannya untuk menuju ruang rapat.


***

"Maaf saya sedikit terlambat," ujar Kamila yang kini duduk berhadapan dengan seorang wanita paruh baya yang masih tampak awet muda.

Setelah rapat bersama Aras group tadi, Kamila sedikit mengulur waktu untuk nyonya di depannya. Dia ingin membuat wanita itu menunggu, lagi pula untuk apa terburu-buru.

"Kebiasaan buruk."

Kamila terkekeh pelan. "Ada hal penting yang harus saya dahulukan."

Faira hanya tersenyum mendengarnya, dengan hati sedikit dongkol pastinya. "Aku sudah memesankan makanan."

"Sayangnya aku tidak lapar. Katakan saja, tidak usah bertele-tele."

Faira manggut-manggut. "Kau memang anakku."

"Dan saya benci itu," ucap Kamila dengan wajah datar.

Tatapan Faira mulai berubah tajam nan sinis. "Seharusnya saya tidak melahirkan kamu."

"Itu lebih baik," balas Kamila acuh tak acuh.

Faira tampak menggeram, kemudian memilih meredamkan emosinya.

Lalu mengeluarkan sesuatu dari tasnya, dan menyodorkannya tepat di depan Kamila.

Kamila melirik kartu undangan itu. Undangan pernikahan Faira dan lelaki lain.

"Datang kalau ingin."

ICE PRINCESSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang