Jangan berusaha mendekat, tetap ditempatmu. Suatu saat nanti, mungkin kita akan bersatu dalam ikatan simpul satu hubungan yang erat.
Star Pamungkas P.
2. Star Cemburu?
"Star. Month mau jajan telor gulung di tempatnya buk Ati, Star mau ikut?" Tanya gadis berseragam SMP itu sambil merengut kesal tapi jatuhnya lucu.
Mendongkak berusaha melihat wajah temannya itu Star tersenyum hangat mengangkat sebelah tangannya hanya sekedar untuk mengusak gemas rambut sebahu sahabat mungilnya "Tadi kan baru jajan. Masa mau jajan lagi," jawab Star setelah mengingat bahwa Month baru jajan beberapa menit yang lalu.
"Tadi pagi Month liat ada orang yang makan telor gulung pake saos jadinya Month pengin juga, tapi ternyata uang saku Month habis beli kotal-kotak," bibirnya mengerucut lucu. Star yang melihat itu semakin gemas bercampur kagum kenapa teman kecilnya semakin hari semakin cantik dilihat.
"Uang saku Month sisa berapa lagi?" Tanyanya lagi.
"Tiga ribu, tadi Mama pesan jangan dihabisin karena itu buat dua hari tapi Month gak sengaja habisin uang saku Month. Pasti nanti Mama marah."
"Masih mau telor gulung?"
Month terkekeh geli, kemudian mengangguk semangat.
"Ayo, Star beliin tapi cuman seribu. Seribu, dapat dua kan? Nanti kita bisa bagi-bagi," tandasnya menarik sebelah tangan Month lembut. "Nanti Star kasih dua ribu ke Month, tapi jangan bilang itu dari Star bilang aja itu sisa uang jajan Month, Ok!"
"Month sayang Star banyak-banyak tetap jadi sahabat Month yang paling baik di SMP ya, Star."
"Ya kita cuman sahabat gak lebih," gumam Star mengeratkan genggaman tangannya, ini masih SMP namun dia sudah merasakan patah hati.
"Tadinya Month mau bilang ke Star, kalau Month tadi diajak ke perpustakaan sama si Togu, tapi Month tolak. Karena Month tau kalau Star gak suka liat Month jalan sama orang lain," Month menatap Star dari samping, bibirnya membentuk satu garis melengkung cantik. Star terlihat sempurna diusianya yang baru menginjak usia empat belas tahun.
"Kak Star!"
Star berbalik badan ingin mengetahui siapa yang memanggil keras namanya, hendak melepaskan tautan tangan mereka, namun langsung ditahan Month sebagai pihak yang tak terima waktu kebersamaan mereka terbuang sia-sia.
"Jangan berani lepasin kalau gak mau liat Month nangis kayak orang kesurupan jin Tomang!" Ancamnya aneh sukses membuat Star tergelak, suara tawa pria itu benar-benar menular terbukti Month yang ikut tertawa.
Star menggeleng tak mengerti, setelah tawanya berhenti Star bertanya apa yang membuat siswi itu memanggil namanya kuat setelah ditanya ternyata kepala sekolah mengutusnya untuk memanggil Star dan Month untuk datang keruangannya ada hal yang penting yang harus Star dan Month luruskan.
"Nanti saya sama Month segera keruangan pak Robert Silitonga, terimakasih atas informasinya," setelah mengucapkan terimakasih Star kembali melangkah kekantin diikuti Month yang masih menatap siswi tadi penuh intimidasi yang ditatap sedemikian rupa hanya terkekeh geli tidak ingin ambil pusing dengan kakak kelasnya yang bar-bar.
"Star. Star boleh dekat dengan gadis manapun tapi jangan dengan gadis yang ada di sekolah ini! Month ikhlas kalau dia dari kota lain ataupun dari sekolah lain tapi kalau dari Tunas Bangsa. Entah kenapa Month gak ikhlas lahir batin!" Kali ini ucapan Month tegas dengan mimik wajah serius.
KAMU SEDANG MEMBACA
Me and my Stars
Teen FictionSebetulnya ini adalah fase terindah dalam hidupku, jika saat itu kami saling jatuh cinta kebersamaan adalah salah satu hal yang paling penting. Namun kami juga adalah manusia yang tidak peka, dan tidak ada hubungan serius diantara kami. Kalaupun sal...