03

833 119 9
                                    

Sasori sweatdrop mendengarnya dan Deidara terlihat mati-matian menahan tawa. Sasori yang melihat hal itu langsung men-deathglare nya, memalingkan wajah kearah lain untuk menutupi rona samar dipipinya.

Setelah menetralkan raut wajahnya, Sasori menyuruh Sakura untuk berganti pakaian. Karena pakaian sebelumnya sudah basah kuyup sedangkan Sakura sendiri hanya menurut mengikuti perintah Sasori dan menghilang dibalik pintu kamar mandi.

Sesaat kemudian Deidara bertanya "Apakah dia benar-benar tidak mengingat kita? un" ujar nya bingung.

"Hm.. entahlah" balas Sasori dengan pandangan menerawang keluar.

Deidara mengerutkan keningnya "Lalu, kita apakan dia?"

"A-a seba--" ucapan Sasori terpotong oleh kedatangan Zetsu.

"Pein-sama memerintahkan kalian untuk kembali secepatnya" jelas Zetsu.

"Yah, sebenarnya kami akan berangkat besok pagi. Tetapi kami memiliki kendala disini" balas Deidara.

"Apa maksudmu?"

"Itu--" lagi dan lagi ucapan Sasori terpotong oleh si pinky yang baru saja keluar dari kamar mandi. Sasori berdecih sebal dan langsung merebahkan diri diatas ranjang dan memejamkan matanya.

"A-aa.. apakah aku datang disaat yang tidak tepat? Ah maafkan aku" lalu ia kembali masuk kedaam kamar mandi lagi, entah untuk apa.

Zetsu mengerutkan alisnya "Siapa dia?"

"Haruno Sakura, murid dari godaime hokage" sahut Sasori dengan posisi masih sama seperti sebelumnya.

"Mengapa dia bisa bersama dengan kalian? Jika konoha mengetahui keberadaan gadis itu saat ini maka keberadan kita juga akan terlacak, bodoh!" umpatnya.

"Sepertinya dia kehilangan ingatannya. Saat bersama dengan kami saja dia tidak merasa takut atau pun mengenali kami, mungkin saja itu akibat dari pertarungan sebelumnya" jelas Deidara.

"Ck apakah saat ini kalian sudah berubah dari nukenin menjadi pasukan bantuan sosial?!"

"Dia bisa kita manfaatkan, kemampuannya bahkan mulai melebihi guru nya sendiri yang seorang godaime hokage. Apakah kau tidak bisa melihat tanda yang ada didahi nya itu? Byakugo. Hanya godaime yang bisa mengaktifkannya dan sekarang murid nya, bahkan dia hampir membunuhku" sahut Sasori pelan diakhir kalimat.

Zetsu terdiam merenungkan ucapan Sasori, memang ada benar nya. Justru akan sangat menguntungkan bagi mereka jika bisa mengendalikan gadis pink itu.

"Hn, kalian bawa saja dia" setelah mengucapkan itu Zetsu langsung menghilang kebawah tanah.

Tepat setelah Zetsu pergi Sakura keluar dari kamar mandi dengan pakaian barunya.

"Um etto.. apakah yang tadi itu manusia?"

Mendengar pertanyaan yang diajukan Sakura membuat Sasori dan Deidara menghela nafasnya kasar.

.

.

.

Matahari mulai memunculkan dirinya yang bertanda hari sudah berganti. Terdengar suara ricuh dalam suatu ruangan, mari kita lihat keributan yang sudah mereka perbuat di pagi hari yang indah ini.

"Aku yang bangun terlebih dahulu jadi seharusnya aku yang duluan masuk, un"

"Tidak bisakah kau mengalah kepada perempuan satu-satunya disini?"

"Hei, sebaiknya kalian mengalah karena aku yang lebih tua disini"

"Ne, Saso-chan kau bahkan terlihat lebih muda dibanding aku dan Dei-kun"

Deidara yang mendengar sakura memanggil nya dengan suffix kun membuat pipinya terihat merona. Sasori yang melihat itu merasa jengkel seketika dan langsung memasuki kamar mandi, menghiraukan pekikan tidak terima dari Sakura.

.

.

.

Beberapa jam sudah berlalu sejak mereka meninggalkan tempat penginapan. Bertujuan untuk segera sampai ke markas mereka menaiki burung rakitan Deidara, dengan diselingi pekikan kagum dari Sakura.

"Wah ternyata tanganmu itu bukan hanya aneh, tetapi hebat juga bisa membuat burung besar seperti ini, shannaro!"

"Kyaaa.. aku bisa terbang hahahaha"

"Apakah kau bisa membuat hewan lainnya juga? Um seperti singa, serigala, dan sapi?"

"Apa kau ingin diterkam oleh hewan-hewan yg kau sebutkan tadi huh? Dan apa tadi, sapi? Untuk apa hewan itu, un" sahut Deidara.

"Kita bisa mendapatkan susu gratis kau tahu! Dan bisa menjualnya juga. Terus, hm.. apalagi ya" jawab Sakura dengan pose berfikir, memegang dagu.

"Terserah kau sajalah pinky"

Sasori memutar matanya bosan mendengar ocehan mereka berdua dan memilih fokus menikmati angin yang menerpa wajahnya sambil memejamkan mata.

Sakura mengalihkan perhatian nya dari burung Deidara dan menatap Sasori lekat "Sebenarnya aku ini siapa?" pertanyaan itu meluncur begitu saja.

Sasori membuka matanya dan menatap Sakura yang telah mengalihkan pandangannya.

"Mengapa aku tidak mengingat apapun? Dan sebenarnya kalian itu siapa?"

Deidara dan Sasori saling menatap, "Kau adalah salah satu rekan kami" sahut Sasori.

"Benarkah?" Sakura langsung menatap Sasori dengan berbinar.

"Hn, rekan dalam organisasi akatsuki"

"Lalu namaku?"

"Cherry, Akatsuki Cherry"










...

holla~ gmna kabar kalian?

dan untuk cerita ini judulnya udh diganti dari sakurakatsuki menjadi akatsuki cherry

selamat membaca~

jangan lupa tinggalkan jejak ya kawand..


TBC.

Akatsuki Cherry Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang