05

552 64 2
                                    

Setelah meninggalkan tempat tersebut Itachi pergi keluar untuk mencari udara segar. Menghembuskan nafas kasar sembari menatap langit malam.

Memikirkan bagaimana caranya mengembalikan Sakura kembali ke desa, karena tentu saja disini sangatlah tidak aman untuknya.

Jika kalian bertanya mengapa Itachi bisa sepeduli itu kepada Sakura, maka jawabannya karena ia mengenal kunoichi tersebut yang tidak lain adalah teman satu tim adik kesayangannya. Tentu saja ia mengetahui setiap hal mengenai adik kesayangannya, setiap ada kesempatan Itachi selalu mendatangi Konoha untuk mengawasi adiknya walaupun secara tersembunyi.

.

.

.

"Dia itu kenapa kaku sekali? Seperti tidak ada gairah hidup saja!" Sakura menyenderkan tubuhnya keras, mendengus kesal atas sikap Itachi.

"Dia memang seperti itu, kau akan terbiasa" sahut Kakuzu.

Sakura hanya mengangkat bahunya untuk merespon.

Krukk krukk

'Shh.. dasar perut memalukan shanarooo!!'

Sakura meringis pelan sambil memegang perutnya.

"Pfft.. buahahahaha, hei pinky suara perutmu itu mengalahkan suara cempreng Tobi!" Deidara tertawa puas.

Dengan menahan senyumnya Sasori menyahut, "Ikuti aku" sambir beranjak meninggalkan boneka-bonekanya menuju dapur. Sakura mengikutinya dengan wajah suram sambil mengepalkan tangannya dihadapan Deidara.

.

.

.

"Sakura, dimana kau?" Ujar lirih seseorang. Ia mengusap dahinya yang berkerut.

Brakkk

"Tsunade-sama!"

Shizune berteriak sambil menggebrak pintu. Membuyarkan lamunan Tsunade.

"Ya! Shizune ketuklah pintu terlebih dahulu!"

"Ah, gomenasai. Tapi tsunade-sama aku mendapat kabar penting!" Ujarnya serius.

"Katakan!"

"Kita sudah mendapatkan balasan surat dari Mizukage. Sakura memang telah melaksanakan misinya dengan baik, menyampaikan gulungan tanpa kerusakan apapun. Tetapi, setelah itu ia menolak untuk beristirahat terlebih dahulu dan langsung melanjutkan perjalan kembali. Aku tidak habis pikir dengannya? Apa ia itu robot terus saja berkerja tanpa beristirahat!"

Tsunade kembali mengusap dahinya, "Shizune, lanjutkan!"

"G-gomen, Karena kita menanyakan kehadirannya, Mizukage langsung memerintahkan beberapa Shinobi mereka untuk mencari Sakura di sekitar wilayah kirigakure. Tetapi mereka hanya menemukan bekas pertempuran yang cukup besar. Dan disana terdapat Hitai-ate Konoha dan robekan baju, yang dapat dipastikan bahwa potongan baju tersebut milik Sakura"

"Bagaimana dengan jejak cakranya?"

"Karena sempat terjadi hujan deras, mereka tidak dapat menemukannya hingga saat ini"

"Hhh.. ucapkan terimakasih dan maaf telah merepotkan pada Mizukage juga minta ia untuk memberhentikan pencarian Sakura dan perintahkan beberapa anbu kita untuk mencarinya!"

"Ha'i"

Baru saja shizune akan memutar knop pintu dihentikan oleh perkataan Tsunade, "Shizune, jangan biarkan Tim Kakashi ataupun rokkie 9 tahu tentang hal ini. Mereka akan membuat keributan besar jika mengetahuinya"

Menatap dalam mata Tsunade dan menggangguk paham, lalu keluar.

"Hhh.. aku benar-benar membutuhkan sake"

.

.

.

"Ahh.. boosaan.. aku boosan.." Naruto mengaduk sisa ramennya yang sudah dingin.

"Bagaimana kau tidak merasa bosan, sudah 5 hari berturut-turut kau hanya diam disini dan memakan ramen! Pergilah berkencan! Ataupun berlatih! Ah, tidak biasanya kau tidak pergi untuk latihan" ujar Teuchi sambil bersedekap dada.

"Ohoho.. aku tau, kau pasti abis diputuskan oleh kekasih pinkmu itu kan? Hahaha.. malangnya kau"

"Yakk! Jii-san, Sakura-chan sedang pergi misi ttebayo! Eh tetapi mengapa sangat lama, bahkan hampir seminggu! Woah.. aku baru sadar!" Naruto menggebrak meja.

"Sebaiknya aku bertanya pada baa-chan saja!" Dan langsung pergi menuju kantor hokage. "Ah, Kakashi sensei yang akan membayar ramenku, jii-san!"

"Haish.. dasar anak muda"

Sesampainya di gedung hokage Naruto melihat beberapa anbu yang sedang terburu-buru pergi. 'Apakah terjadi sesuatu?' pikirnya.

Berusaha tidak peduli, ia langsung memasuki ruangan godaime tanpa mengetuk terlebih dahulu.

"Tsunade no baachan! Dimana sa-"

"Hhh.. kau ini benar-benar tidak memiliki sopan santun Naruto!" Potongnya.

"Hehe.. gomen-gomen," balasannya sambil menggaruk belakang kepala kuningnya. "Ah! Aku hampir lupa, em baachan dimana Sakura-chan, ttebayo? Apakah ada kabar darinya? Mengapa lama sekali ia kembali?"

Tsunade terlihat sedikit gugup, menggigit kuku jarinya dan memfokuskan diri pada buku tebal dihadapannya.

"Mungkin ia mengalami sedikit kendala diperjalannya." Jawabnya singkat.

"Hm.. benar juga. Tapi ini sudah cukup lama! Bagaimana jika Sakura-chan mengalami masalah yang besar?!"

"Ne.. ne.. Tsunade no baachan, bagaimana jika aku menyusulnya? Lagipula aku sedang benar benar kosong!" Tambah Naruto.

"Tidak!"

" Aaah.. moo.. bagaimana jika Sakura-chan benar benar mengalami masalah yang besar?!! Aku tidak bisa diam saja, ttebayo!"

"Hhh.. dasar bocah rubah keras kepala. Dengar, jika sampai dua hari kedepan Sakura masih belum kembali maka aku akan mengirim tim Kakashi --yang didalamnya terdapat Sai, Naruto, dan Kakashi tentu saja. Dalam misi pencarian Sakura, paham?"

"Tapi itu terlalu lama!!" Naruto menghentakkan kakinya tak sabar.

"Sudah cukup! Tidak ada bantahan lagi, Uzumaki Naruto!" Tsunade menggebrak mejanya, menimbulkan beberapa retakan.

Glekk

"A-aa.. baiklah baiklah. Aku akan menunggu, ttebayo" menundukkan tubuhnya --pamit undur diri.

Menyandarkan tubuhnya dan menghela nafas, lelah. Itulah mengapa Tsunade tak ingin Naruto tau. Bocah kyubi itu sangatlah keras kepala dan susah diatur.

Jika saja Naruto tau jika Sakura memang sudah menghilang dari beberapa hari yang lalu. Ugh, ia tak berani untuk membayangkan reaksinya. Itu hanya membuat kepala nya semakin berdenyut saja.







...
TBC.

Akatsuki Cherry Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang