"Wahh.. aku tidak menyangka, ternyata kau pandai memasak juga, Saso-chan!" Ucap Sakura semangat.
Sasori yang sedang fokus membuat makanan untuk Sakura hanya mendengus saat mendengarnya.
"Berhenti memanggilku dengan embel-embel -Chan. Sudah ku katakan, aku ini lebih tua darimu. Jadi sopan lah sedikit!"
"Yayaya.. terserah kau sajalah. Dan bisakah kau lebih cepat lagi? Ugh, aku sudah sangat kelaparan" balasnya tak tahu diri, dengan terus mengelusi perut datarnya.
"Cih, aku merasa menyesal karena telah bersikap baik padanya" gumam Sasori.
Takk
Menyimpan makanan dihadapan Sakura lalu membereskan bahan-bahan yang berserakan. Mengabaikan binar blink-blink yang dipancarkan sepasang mata dari gadis pink itu.
Sakura mengambil sumpit dan mulai memakan makanan bulatnya --atau yang biasa kita sebut takoyaki. Walaupun Sasori hanya memasakkan takoyaki, Sakura tidak kecewa sama sekali. Bahkan saking sukanya, dia menghabiskan dua bulatan dalam satu suapan saja!
Sasori yang melihatnya cukup tercengang, tak percaya gadis yang ia kira feminim itu sangat jauh dari bayangannya --sangat bar-bar.
Mencoba mengabaikannya kembali, Sasori melanjutkan kegiatannya yang sempat tertunda.
Sakura tidak mempedulikan Sasori, bahkan tidak menawarinya sama sekali. Padahal itu juga makanan buatannya. Ia hanya fokus dengan perutnya saja.
Happ
"Yakk!! Kembalikan takoyakiku, banci!!"
"Woah.. Sasori-danna, ternyata kau hebat memasak juga, un!" Ucap Deidara tanpa mempedulikan Sakura yang sudah mengeluarkan tanduknya.
Karena saking kesalnya Sakura menjambak rambut Deidara yang terikat rapih dengan kuat.
"AAAAAA.. PINKY GILA! LEPASKAN RAMBUTKU, BODOH! KAU INI PELIT SEKALI, AKU HANYA MINTA SATU!" Teriak Deidara kesakitan sambil terus mencoba untuk menyelamatkan rambut badainya.
"TIDAK!! KAU SUDAH MENGHANCURKAN SELERA MAKANKU, DASAR PRIA JADI-JADIAN!!" Sakura balas teriak. Dan semakin menguatkan pegangan rambutnya.
Sasori menatap datar keributan dihadapannya, sambil menghela nafas kasar ia mengambil wadah yang berisi takoyaki tersebut dan memakannya --tentu saja sambil menonton keributan si kuning dan pink.
.
.
.
Itachi kembali ke markas setelah puas mencari angin, dengan satu bungkus dango ditangannya.
Ia harus melewati dapur untuk ke kamarnya. Dan terdengar suara sangat bising --teriakan seseorang atau mungkin lebih. Melangkahkan kakinya menuju dapur untuk melihat apa yang terjadi. Itachi hampir saja menjatuhkan dango yang dipegangnya saat melihat kondisi ruangan tersebut yang sudah seperti kapal pecah.
Deidara dan Sakura yang masih saling menjambak dengan satu tangan dan tangan yang lainnya memegang senjata masing-masing --yaitu spatula yang dipakai Deidara dan sendok sayur yang dipakai oleh Sakura. Mereka menggenggam benda tersebut seolah-olah itu adalah kunai.
Dan jangan lupakan Sasori, ia dengan tenang memakan makanannya tanpa terganggu sama sekali dengan keributan yang berada dihadapannya. Bahkan ia seolah-olah sangat menikmati tontonan tersebut.
Itachi mengelus jidatnya pelan, 'Ah.. bisa-bisa keriputku bertambah lagi'
"DASAR WANITA RAMBUT ANEH!!"
"YAKK! AKU BUKAN WANITA, TAPI AKU INI GADIS, DASAR BANCII!!"
"APA BEDANYA WANITA DENGAN GADIS?!! ITU SAMA SAJA, BODOH!"
"KAUU..--" ucapan Sakura terpotong oleh suara bantingan wajan yang memekakkan telinga.
Ternyata yang melakukan itu adalah Itachi. Karena merasakan hawa yang tak mengenakan, dengan terpatah-patah Sakura dan Deidara menolehkan kepalanya. Dan langsung membeku saat melihat Itachi yang sudah menggunakan saringannya.
Kalian jangan tanya bagaimana respon Sasori. Karena tentu saja ia masih dengan santainya menonton dan menikmati makanannya. Tanpa merasa takut sedikitpun.
Glekk
Duo pembuat onar tersebut hanya bisa menelan ludah kasar tanpa bergerak dari posisinya masing-masing.
"Kalian bersihkan tempat ini, sekarang juga. Dan jangan membuat keributan lagi." Ucap Itachi dengan penuh penekanan.
"Ba-baik!" Balas mereka serempak.
Mereka --duo pembuat onar, dengan segera membereskan kekacauan yang telah diperbuat nya. Dan Sakura baru menyadari jika makanannya sudah ludes, hilang entah kemana. Sasori sebagai pelaku pencurian makanan sudah melarikan diri dari tempat kejadian --tentu saja setelah ia menghabiskan makanannya.
Dengan sedikit terisak Sakura melanjutkan kegiatannya yang sempat tertunda.
"Hoii.. pinky, kau menangis? Dia memang menyeramkan, tapi kau tidak perlu secengeng itu, un" bisik Deidara.
Dengan mata yang berkaca-kaca Sakura menatap Deidara, "Makananku hilang.. hiks," adu Sakura sambil menunjuk wadah takoyaki nya.
"Pfft..--" Deidara berusaha menahan tawanya karena tidak ingin membuat keributan lagi.
Sedangkan disisi lain Itachi menyadari jika Sakura sedang menangis --apalagi dengan saringannya. Dan tentu saja ia mendengar ucapan Sakura. Melihat bungkus dango yang dibawanya, ia mendekati Sakura. Mengulurkan tangannya dan memberikan dango tersebut.
Sakura menatap mata saringan Itachi, dan tanpa pikir panjang ia mengambil makanan tersebut. Tersenyum girang, mendapatkan makanan baru. Tanpa mempedulikan Deidara yang menatapnya lekat --tercengang dengan apa yang dia lihat.
Baru saja Sakura akan mengucapkan terimakasih, orang dihadapannya sudah menghilang. Sempat mencari kesetiap sisi ruangan dapur tapi ia tak menemukan pria tersebut. Berusaha tak peduli, Sakura langsung pergi meninggalkan Deidara yang masih terkejut.
Deidara akhirnya sadar, jika ia ditinggal sendirian. Dengan kondisi dapur yang masih berantakan.
Kesal dengan Sakura ia berteriak, "YAKK! DASAR PINKY, SIALAN!"
Mau tak mau, ia harus membersihkan semuanya sendiri. Sebelum Pein melihat.
Poor Deidara.
.
.
.
"Dasar nenek tua keras kepala! Aish.. aku benar-benar khawatir pada Sakura-chan. " Naruto berjalan sambil menggerutu tak mempedulikan tatapan aneh warga desa yang melihatnya.
Seseorang menepuk pundaknya.
"Ada apa, hah?!" Balas Naruto tak santai sambil menengokan kepalanya.
"Oh.. kau, Sai. Ada apa, ttebayo?" Tanyanya dengan mengangkat alis sebelah.
"Iie, harusnya aku yang bertanya seperti itu. Kenapa kau marah-marah tidak jelas, Naruto?" Tanya Sai --tentunya dengan wajah yg dihiasi fake smile nya itu.
"Kau tau, Sakura-chan masih belum kembali dari misinya! Dan Tsunade no baachan tak menginginkan aku tuk menyusulnya. Aku sangat khawatir, ttebayo" ucapnya lirih.
"Si jelek itu, belum kembali? Bagaimana mungkin? Dia bahkan selalu menyelesaikan misinya lebih cepat dari waktu yang ditentukan"
Naruto tidak merespon apapun hanya saja terlihat dari bahu nya yang semakin menurun --tampak putus asa dan tak tahu harus menjawab apa.
'Apa terjadi sesuatu dengannya? Ah, lebih baik aku mencari tahu' batin Sai.
...
TBC.
KAMU SEDANG MEMBACA
Akatsuki Cherry
Fantasy[•2•] Bagaimana jika Haruno Sakura seorang iryo-nin terhebat setelah Tsunade mengalami amnesia dan dirawat oleh akatsuki ? Disclaimer : Masashi Kishimoto