Keesokan paginya aku terbangun karena mencium sesuatu aroma yang lezat. Oh iya, ini kan kamarnya Dino, aku tidur di kasurnya.
"Emm.. wangi Dino," kataku dengan menggulung - gulungkan diriku di selimut Dino.
"Kamu nggak mau bangun?," tanya seseorang yang selalu kurindukan setiap saat dengan suara beratnya yang membuatku membuka mataku karena ingin melihat sosok itu.
"Nggak mau," kataku manja.
Dino pun langsung memposisikan dirinya berbaring di sebelahku dan mendekapku dalam pelukannya.
"Dino," kataku bersemangat dan langsung membalas pelukannya erat.
"Apa cantik? Bangun yuk, aku bikinin teh kesukaan kamu tuh. Kalo masih nggak mau bangun juga...,"
Belum selesai Dino memintaku bangun, aku mengecup bibirnya cepat dan langsung turun dari tempat tidur.
"Aku bangun!," kataku sambil berlari ke ruang tengah untuk menikmati teh yang Dino buatkan.
"Apa tadi itu?," tanya Dino sesampainya di ruang tengah memelukku dari belakang sehingga membuatku benar benar membeku.
"Lagi dongg," katanya manja. Benar - benar membuatku ingin menciumnya lagi.
"Lagi lagi, emang aku ngasih kamu permen?,"
"Kamu kan tadi ngasih aku yang lebih manis dari permen," katanya sambil mengeratkan pelukannya. Aku pun diam seketika mendengar jawaban dari Dino. Senjata makan tuan ini mah namanya.
"Hahaha... lucu banget sih kamu," seketika dia mencium pipiku dan kemudian duduk di seberang ku menikmati minumannya.
"Aku bukan anak kecil," sungutku.
"I know," katanya dengan memamerkan senyuman termanisnya.
"Ayah kamu udah balik ke London?,"
"Udah," jawabku singkat.
"Besok kan kita harus pulang, jalan jalan yuk!,"
"Gara gara masalahku sama ayah, kita bahkan belum sempet jalan jalan di Seoul. Maaf," kataku lirih.
Tanpa sempat melihat ke arah Dino, ia mendorongku agar duduk menempel pada kursiku dan menciumku lembut.
"It's okay, Ly. Aku malah berterimakasih kamu tetep ada di samping aku saat ini,"
Ia menciumku lagi sebelum dia kembali duduk di kursinya dengan senyuman yang menenangkan.
---
Aku dan Dino pun jalan jalan keliling kota Seoul dengan hanya bermodalkan peta kota Seoul dan Dino yang jago berbahasa Korea. Bukan hanya Korea, tapi juga Inggris, Mandarin, Jepang, dan Perancis. Too perfect for me? Aku pun berpikiran demikian.
Banyak tempat yang aku dan Dino datangi. Jadi nggak dikit juga yang kami beli buat oleh oleh. Aku dan Dino juga sempet nonton konsernya YG Family yang aku tunggu tunggu tahun ini.
Pukul 11 malam aku dan Dino baru sampai di hotel dan pamanku, Uncle Han, sang direktur Hollary Group di Korea memintaku untuk makan malam bersama sebelum aku pulang ke Indonesia.
"Uncle Han," panggilku sesampainya di tempat yang telah dijanjikan Uncle Han denganku.
"Hai, Lily. Hai, Dino. Silahkan duduk," balas pamanku.
Aku dan Dino pun duduk di seberang Uncle Han yang hanya dipisahkan meja yang penuh dengan makanan.
"Maaf karena akhir akhir ini paman sibuk jadi baru bisa ketemu kalian sekarang. Seenggaknya paman harus ngeluangin waktu buat ponakan kesayangan sebelum kalian pulang," katanya lagi.
"Santai aja kali paman," kataku.
Kami pun meghabiskan malam terakhir di Seoul dengan canda tawa yang nggak akan mudah dilupain gitu aja.
Pukul 1 pagi aku dan Dino baru selesai berbincang dengan Uncle Han.
"You wanna sleep in my room again?," tanya Dino sesampainya kami di depan kamar Dino.
"Nggak," jawabku singkat.
"Gitu banget jawabnya. Yaudah kalo gitu, good night sweety," kata Dino sebelum masuk ke kamarnya ditambah dengan kecupan di keningku.
"Good night, Din," balasku.
Kami pun masuk ke kamar masing masing untuk packing untuk kepulangan ke Indonesia dan untuk istirahat tentunya.
---
Pukul 10 pagi aku sama Dino udah ada di bandara diantarkan oleh orang kepercayaan Uncle Han. Setelah berterima kasih dan mengucapkan salam perpisahaan kepada orang kepercayaan Uncle Han, aku dan Dino pun masuk ke ruang tunggu yang disediakan.
"I'm happy," kata Dino tiba-tiba.
"Liburan sama kamu," tambahnya dengan senyum yang merekah.
Aku menyandarkan kepalaku ke pundak Dino tanpa menjawab perkataan Dino. Ini memang suatu kebahagiaan bareng Dino, tapi gimana kalau ini semua berakhir? Ahh, ngapain aku mikirin itu?
"Pertama kali liburan juga sama kamu ya dulu ke kolam renang. Waktu itu kita belum bisa berenang jadi ngerengek ke abang buat ngajarin. Such a nice memory," kata Dino lagi.
"Itu udah lama banget, Din,"
"But it's you, Ly. Susah lupa walaupun pengen. Haha,"
"Pengen ngelupain aku?," tanyaku sarkas.
"Sedih ya? Haha. Ya pengen lah aku ngelupain kamu. Aku kesiksa banget tahu, cause I always miss you, Ly,"
"Aku nggak bakal kemakan omongan kamu, dasar player,"
"Kalo aku player, ga mungkin aku cuma sayang sama kamu, Ly," ucapnya serius.
"Iya iya, gitu aja dibawa serius sih,"
Sebelum Dino menjawab, panggilan buat aku dan Dino masuk ke pesawat pun terdengar daru berbagai penjuru.
"Goodbye, Seoul," kataku pelan seperti berbisik walaupun aku masih yakin Dino denger.
---
Maaf ya singkat.. Lagi sibuk baget soalnya
Makasih yang udah nge follow, nge like, dan comment nya.. :)Ditunggu next chapter nya ya :)
Vote dan Comment selalu ditunggu
KAMU SEDANG MEMBACA
Let Love Be...
RomanceAku melakukan segalanya bersamanya. Dialah orang yang pertama kali mengajakku keluar dari rumah untuk bermain. Dialah orang pertama yang menjadi teman sebangkuku. Orang yang pertama kali menggenggam tanganku. Orang yang pertama kali menjadi sahabatk...