Seperti yang telah aku jadwalkan hari ini aku dan Dino akan berangkat ke Jepang. Kemarin sesampainya abang di London, sesuai janjinya dia menelponku dan aku menceritakan mengenai keberangkatan liburanku ke Jepang juga. Abang begitu senang mendengarku tidak larut dalam kesedihan karena berpisah dengannya nlnamun juga sangat sedih karena tak bisa menemaniku liburan ke Jepang dan Korea.
"Nggak ada yang ketinggalan kan?," tanya Dino untuk kesekian kalinya hingga aku pun bosan untuk menjawab pertanyaan yang sama.
"Din, please ya, stop nanyain itu,"
"Kamu udah bawa baju hangat kan? Disana kan lagi turun salju,"
"Udah, sayang. Stop asking ok?,"
"Iya deh iya," katanya sambil manyun sehingga membuatku tertawa geli melihatnya.
---
Pukul 10 pagi kami sudah sampai di Narita International Airport dan di jemput oleh guide tour yang telah aku pesan sebelumnya. Selama di pesawat aku hanya tidur dengan memeluk erat lengan Dino karena menahan air mata yang sangat ingin keluar karena abang yang seharusnya juga ikut.
"I'll pick you up at 1 pm. Ok?," kata guide sesampainya kami di Hollary Hotel Narita. Walaupun aku anak bungsu Hollary Group, aku belum tentu tahu siapa direktur di sini. Aku juga enggan menggunakan nama Hollary jika tidak dalam kesulitan.
"OK," jawab Dino mewakiliku yang masih tidak ingin mengeluarkan suara akibat masih sedih. Setelah itu Mr. Ben, guide kami memberikan kunci kamar kami. Dino di kamar 1110 dan aku di 1111.
"Katanya mau liburan, tapi sedih mulu,"
"Kangen abang," kataku manja.
"Iya iya ntar telpon lagi ya," kata Dino menghiburku. Aku pun hanya mengangguk pasrah.
Setelah itu aku dan Dino berpisah. Aku masuk ke kamarku dan Dino ke kamarnya. Aku rasa Dino lelah, aku akan memesankan minuman untuknya.
"……,"
"Give me 2 hot chocolate, ok?,"
"……,"
"Yes, please," kataku sebelum menutup telpon. Beberapa menit kemudian pun layanan kamarpun tiba dengan 2 cangkir hot chocolate. Setelah mendapatkan pesananku aku pun menuju ke kamar Dino dengan membawa 2 cangkir hot chocolate itu.
Ding dong...
"Room Service," kataku. Tak lama kemudian Dino pun membuka pintunya dengan senyum yang membuatku terpesona.
"Room service?,"
"Hot chocolate?," tawarku semanis mungkin.
"Masuklah," katanya sambil mengambil cangkirnya agar aku tidak kesusahan membawa. Nice boy, right? Haha.
"Kamu nggak istirahat dulu? Abis ini kan kita jalan - jalan, Ly," katanya dengan sedikit khawatir.
"Aku juga khawatir sama kamu, Din. Selama perjalanan kan ngehibur aku mulu, makanya aku bawain hot choco,"
"Iya... makasih banyak ya hot chocolate nya. Don't worry about me, just let's have fun here. OK?,"
Karena sebal karena Dino bukannya mengajakku menikmati hot chocolate nya malah memintaku istirahat di kamar, aku pun langsung kembali ke kamarku dan meminum hot chocolate ku sendiri hingga akhirnya aku tertidur.
---
Ding dong...
"Siapa?," tanyaku setengah sadar sambil membukakan pintu.
"Masih ngantuk ya?," tanya Dino. Aku pun hanya mengangguk.
"Nggak mau jalan - jalan?," tanyanya lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Let Love Be...
RomanceAku melakukan segalanya bersamanya. Dialah orang yang pertama kali mengajakku keluar dari rumah untuk bermain. Dialah orang pertama yang menjadi teman sebangkuku. Orang yang pertama kali menggenggam tanganku. Orang yang pertama kali menjadi sahabatk...