"Al" panggil Alvin yang saat itu berada dipangkuan Mora.
Jadi sekarang lagi istirahat jadi mereka memilih menghabiskan waktu untuk berduaan ditaman belakang sekolahan.
Karena disana tempatnya sepi dan sangat cocok untuk pacaran.
"Iya? Kenapa? " tanya Mora lembut.
Jari lentiknya ia gunakan untuk menyisiri rambut hitam Alvin yang sudah mulai panjang.
"Nggak papa, kangen dimanja Al" suara Alvin terendam didada Mora.
Mora terkekeh, padahal baru tadi pagi pacarnya itu bermanja denganya. Dasar bayi besarnya Mora.
"Terus tadi pagi ngapain? Minta digendong, minta disuapin, minta dibuatin susu itu siapa? Hmm" goda Mora gemas
Alvin mendongak, kemudian tersenyum tanpa dosa
"Hehe, itukan tadi pagi sekarang udah siang Al, udah beda waktu" cerocos Alvin kembali menenggelamkan wajahnya kedada Mora.
🐯🐯
5 menit lagi bel pulang sekolah berbunyi, Alvin yang sudah siap pulang setengah jam yang lalu langsung berhamburan keluar kelas padahal guru yang mengajar belum membubarkan.
Alvin berjalan pelan sambil menunduk, memperhatikan setiap langkah kakinya agar tidak menginjak garis tepi keramik putih lorong sekolahan itu.
"Satu" ucapnya saat menginjak tangga pertama.
"Dua" lanjutnya
Semua siswa yang berpapasan dengan Alvin sampai bergidik gemas sendiri melihat sang badboy.
"Empat belas" hitung anak itu
"DORR" Alvin terlonjak kaget, untungnya Mora dengan sigap langsung menahan tubuh Alvin agar tidak jatuh.
"Ihh Al nakal, Apin kan kaget. Terus tadi kalo tiba-tiba Apin jantungan gimana, terus nanti Apin jatuh kebawah terus nanti Apin sakit ter... "
Mora langsung menutup bibir Alvin dengan jari telunjuknya.
"Sttttt, terus kan udah aku tahan nih badanya biar nggak jatuh, terus lagi Apin kan nggak punya riwayat penyakit jantung sayanggggg" sela Mora gemas sendiri dengan pacarnya itu.
Masih dengan posisi yang sama, tiba-tiba Radit datang mengejutkan mereka.
"Hai ra" sapa Radit
Alvin dan Mora tersentak, Alvin melihat sekeliling dan tanpa ia sadari sekarang sekolah sudah sepi karena para murid sudah pulang kerumah mereka masing-masing.
"Oh, hai dit ada apa? " balas Mora ramah
Alvin yang melihat hal itu langsung menggenggam tangan Mora.
Matanya menyipit sambil menatap Radit tajam, ia tak suka cara Radit menatap Mora. Itu seperti tatapan yang ia berikan pada Mora.
"Pilih kasih banget lo yang disapa cuma Al doang" gerutu Alvin pelan tapi karena keadaan sedang sepi jadi Radit dan Mora mendengarnya.
"Ehh, ada Alvin juga sorry sorry nggak liat soalnya lo pendek banget" Alvin melotot, ingin rasanya segera meninju muka songong siRadit.
"Nggak papa pendek, yang penting bisa berantem. Daripada lo, gue tonjok sekali langsung masuk UKS" balas Alvin tak mau kalah.
Mora yang mulai jengah akhirnya memutuskan untuk melerai pertengkaran adu mulut pacarnya itu.
"Udah udah, lo dit mending keruang osis aja ngurusin anak - anak ntar gue nyusul" titah Mora.
Radit mendengus pelan sebelum kemudian melenggang pergi.
"Nah sekarang giliran kamu" Mora mengusap rambut Alvin membuat anak itu memejam menikmati setiap usapan yang Mora berikan.
"Mau nungguin Al dikamar pribadi, apa mau ikut Al keruang osis? " tanya Mora lembut, namun dibalas gelengan kepala dari sang lawan bicara.
"Nggak"ucapnya
"Apin mau pulang, Apin capek mau bobok" kini Mora yang menggelengkan kepalanya tanda tak setuju.
"Kalau pulang biar Al anterin. Kamu nggak boleh nyetir sendiri"
"Nggak papa kok, Apin pulang sendiri aja. Kasihan nanti Al harus bolak balik kalo nganterin Apin dulu"
"Sekali nggak tetep nggak, yaudah ayo pulang" Mora menarik tangan Alvin kearah parkiran tempat mobil mereka.
🍒
"Halo dit, lo mulai aja dulu rapatnya gue dateng telat" ujar Mora ditelfon.
Mora dan Alvin saat ini sudah perjalanan pulang. Alvin sendiri sudah menyenderkan kursi duduknya agar lebih nyaman.
"Ululu kasihan banget pacar aku sampe kecapean gini. Perasaan tadi disekolah nggak ngapa-ngapain deh" goda Mora sambil mengusap lembut surai Alvin.
Saking gemasnya dengan Alvin, membuat Mora terus - terusan memandangi wajah itu.
Bahkan Mora sampai tak sadar jika didepanya ada truk oleng yang melaju kencang kearah mobil mereka.
"AAAAAAA" teriak Mora saat pandanganya kembali kedepan.
Mora langsung banting stir kekanan untuk menghindari tabrakan dengan truk, tapi tanpa ia sadari rem mobil yang ia tumpangi ternyata blong dan justru malah masuk kejurang.
Brakkk
Mobil sport hitam itu sudah hancur didasar jurang, masih lengkap dengan dua manusia yang sudah pingsan didalamnya.
Coba aja kalo tadi Al nggak maksa ikut nganterin Apin, pasti sekarang Al nggak sakit
TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
My Childish Badboy
Teen FictionSifat yang saling bertolak belakang akankah bisa menyempurnakan kisah cinta mereka. Amora Albertina,ketua osis paling disiplin yang terkenal sangat sadis ketika memberi hukuman pada siswa nakal. Alvin Addison,badboy yang sangat suka cari gara-gara d...