Bagian 4

94 28 4
                                    

Mulut gadis Cherry itu tak henti hentinya menggerutu sambil mencibir kecil kepada sosok yang ada didepannya itu dengan kesal. Sedangkan orang yang dicibir itu acuh sambil duduk dengan tenang dengan raut tanpa dosa. Ya! Yuna, Bell dan Yoongeine sedang dikereta kuda yang sudah disiapkan oleh kerajaan untuk menjemput mereka sedari tadi.

Dengan posisi duduk Yuna sendirian dan didepannya terdapat Yoongeine dan Bell yang sedang memasang raut wajah yang berbeda beda.

Yonggiene dengan wajah acuh nya mengabaikan gerutuan sang nona, lainhalnya dengan Bell yang sesekali melirik Yoongeine sedikit cemas.

Ya, mengapa bisa keadaan menjadi seperti ini karena saat tadi Yoongeine menyampaikan maksud dan tujuannya kepada nonanya itu, Yuna langsung menolaknya mentah-mentah dan berusaha untuk kabur namun naas gadis bermata hijau zamrud yang indah nan berkilau itu langsung dihalangi Bell dan Yoongeine.

Dan pada akhirnya Latucia Yuna digendong seperti karung oleh Yoongeine sedangkan Bell berjalan dibelakang Yoongeine sambil meringis menatap nonanya memberontak di gedongan Yoongeine yang sangat tidak etis itu. Sedangkan yang menggendong sangat acuh dengan keadaan.

Kembali ke tempat awal. Yuna menatap tajam Bell dan Yoongeine sambil bersidekap dada bersikap seolah garang namun berakhir lucu itu membuat atmosfer di dalam kereta kuda menjadi sangat buruk. Bell sudah sedikit gelisah sambil sesekali melirik Yoongeine meminta bantuan namun Yoongeine hanya memandang Yuna sambil mengangkat satu alisnya dan Yuna langsung memalingkan wajahnya kesal sambil berdecih.

Saat memalingkan wajahnya ke arah jendela pintu kereta kuda nya, Yuna tidak sengaja menatap paviliun yang selama sebulan ini menjadi tempat tinggalnya dengan pandangan yang sulit diartikan. Bersamaan dengan itu terdengar suara gesekan kayu akibat mulai berjalannya kereta kuda itu meninggalkan Paviliunnya di Negara Suci bagian selatan.

Yah. Walaupun tempat itu baru sebulan yang lalu ditempatinya, tapi dia sudah sedikit nyaman di sana. Bahkan disana adalah tempat dimana ia pertama kali menggunakan tubuh sang Latucia Yuna. Juga.. disana ia mulai merencanakan rencana yang....

Yuna langsung melototkan matanya menyadari sesuatu hal penting yang ia lupakan. OMG Yuna lupa tentang rencana briliannya untuk kehidupannya di tempat ini. Dan semua rencananya untuk menghadapi sang kakak tirinya itu tertinggal di Paviliun. Yuna itu tipikal orang yang mudah sekali lupa dan ceroboh, jadi ia tidak ingat satupun rencananya itu membuat Latucia Yuna cemberut dengan keadaan.

" Nona apakah anda marah?"

Pertanyaan dari Bell membuat Yuna tersentak dari kesedihannya. Yuna kemudian menoleh kedepan dan memperlihatkan wajah Bell yang khawatir dan Yoongeine yang bersidekap dada dengan wajah datar.

Dilihat lihat mereka terlihat serasi dan saling melengkapi dengan sifat yang terbalik itu. Terkadang Yuna berfikir untuk menjodohkan mereka agar Yoongeine tidak mencari gara gara padanya dan hanya fokus pada Bell. Pasti sangat menyenangkan batinnya berpikiran licik sambil terkikik jahat.

" Nona?!"

Panggilan dari Bell membuat Yuna ditarik paksa dari lamunan yang dia buat.

" Tentu! Aku marah pada kalian yang tidak setuju dengan tindakanku." Ucap Yuna memandang kesal kepada kedua sosok makhluk berbeda jenis didepannya itu.

" Nona maafkan kami. Lagipula ini untuk kebaikan anda. Jika anda malahan kabur dan mengabaikan perintah Yang mulia, sama saja akan berpengaruh buruk pada anda nantinya. Yang mulia tidak akan segan untuk menghukum mereka yang mengabaikan perintah kerajaan terutama perintah langsung dari Yang mulia Vincent." Ucap Bell panjang lebar mengabaikan lirikan malas dari Yoongeine. Sedangkan Yuna hanya memandang dengan wajah bodohnya.

Across Time to Another DimensionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang