(5)

214 18 0
                                    

Déesse de L'eau

Chapter ini panjang, jadi harap bersabar saat membacanya.
Enjoy!

"Heeseung, terimakasih" ucap sunghoon dengan senyum sejuta cahayanya

Teramat manis, heeseung yg sudah tidak tahan akan kadar kemanisan sunghoon mendekap hangat sunghoon yang masih tersenyum tulus ke arahnya. Harap-harap heeseung tak mimisan saat ini.

.・゜-: ✧ :-  -: ✧ :-゜・.

"Mau kembali atau masih nyaman disini tuan putri?"

"Aku ingin bersamamu"

"Baiklah princess, pegangan"

Heeseung menggendong kembali sunghoon ala pengantin, tapi kali ini tujuannya bukan lagi ke ruang tamu tetapi ke kamar utama atau bisa kita sebut itu kamar heeseung.

Menaiki belasan anak tangga untuk menuju ke kamarnya yg berada di lantai 2, pelan tapi pasti dengan penuh kehati-hatian heeseung melangkahkan kakinya bersama sunghoon dalam gendongan. Sebelumnya ia sudah sempat menyabet handuk di kamar mandi dan ia sampirkan di tubuh Sunghoon.

Sedikit kesulitan saat membuka pintu kamarnya yg terkunci dengan sunghoon yg masih ia dekap, heeseung tak menyerah. Meskipun dengan sedikit susah payah, akhirnya pintu kamar berwarna putih gading itu terbuka.

Sembari meletakkan sunghoon ke kasur king size miliknya, heeseung berujar "Aku sudah membeli beberapa pakaian yg kurasa akan muat di tubuhmu. Kau bisa memakainya nanti jika kau sudah kembali seperti manusia. Aku akan ke dapur untuk memasak makan malam"

"Heeseung..."

"Hmm, ah yaa! kau tak perlu turun untuk makan malam. Akan kubawakan malam malammu kemari"

"Heeseung... Apa aku merepotkanmu?"

Heeseung termagu,  "Tidak, ada apa?"

"Mm...Tidak, Terimakasih untuk semuanya"

"....."

Heeseung hanya tersenyum menanggapi ucapan terimakasih yg sudah terlalu sering ia dengar dari sang mermaid. Berbalik meninggalkan sunghoon dan bergegas mempersiapkan makan malam untuk keduanya.

Tak pandang bulu memang kalau sudah jatuh ke taman asmara, entah dengan cara apa Tuhan mempertemukan mereka dan akan bagaimana nanti jalan yg dilaluinya, tak ada yg tau. Biarlah Tuhan yang menentukan takdir makhluknya.

Esok kembali menyapa, mentari pagi dengan malu malu menyelinap memasuki setiap sudut yang dapat dijangkaunya. Membangunkan setiap insan yang masih menyelami alam mimpi. Salah satunya heeseung,  dengan perlahan ia membuka kelopak matanya saat dirasa panas yg amat menyilaukan menembus retinanya.

Meregangkan leher juga punggung yg sedikit kaku karena tidur di sofa semalaman suntuk, dengan makhluk kecil yg enggan melepaskan pelukannya pada pinggangnya. Heeseung memerhatikan sunghoon yang tertidur disampingnya dengan posisi meringkuk.

Ughh gemas sekali.


**flashback**

Pukul 7 tepat, heeseung sudah menyelesaikan acara memasaknya. Menu sederhana tetapi cukup lengkap yang dapat menggugah selera untuk segera menyantapnya. Ia cukup bangga dengan masakannya kali ini, karena biasanya ia hanya akan memasak mie instan untuk dirinya sendiri.

[1] Déesse de L'eau || HeehoonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang