4

8 6 9
                                    

"Kamu ya Rom, dari tadi pencetin bell rumah berkali-kali buat apa hah! Bikin berisik aja!" Mosselyn mengomeli Romi tepat pada telinganya yang dijewer.

"Akhh! Iya Mah, maaf Ma. Aduh...!" Romi hanya bisa meringis sesekali membungkuk menyamai tinggi badan Mosselyn. Tangannya mencoba melepaskan jeweran Mosselyn yang semakin mengencang, membuat telinganya memerah.

Mosselyn tidak menghiraukan Romi yang kesakitan. "Kamu kan bisa langsung buka pintunya!"

"Iya Mah..."

Indah dan Jesslyn yang dibelakang Romi hanya cekikikan geli, tanpa niat menolong sama sekali. Sedangkan Bustomi hanya mengekor saja, sesekali menguap.

"Apalagi pintunya gak dikunci loh Mah..." Indah turut mengompori.

"Nah! Apalagi pintunya gak dikunci kok Rom. Biasanya juga kamu langsung nyelonong aja!" Mosselyn terus saja mencurahkan kekesalannya. "Kamu ini ya. Telur Mama sampe gosong noh!"

"Iya Ma. Sttt... Sakit Mah..."

Mosselyn membawa Romi duduk diruang tamu. Diikuti oleh Jesslyn yang ikut duduk disamping Romi, sang pacar. Bustomi pun ikut turut duduk diseberang.

"Dek, buatin bapak kopi ya!" Mulutnya terbuka lebar "Hoammm... Ngantuk nya..." Mata Bustomi terpejam kembali, kepalanya terkulai disandarkan sofa.

Indah yang sudah siap-siap ingin duduk pun mendengus, berdiri kembali.

Gagal sudah melihat drama calon menantu yang dianiaya calon  ibu mertua di pagi hari.

Indah yang melihat calon kakak iparnya meringis sambil mengusap telinga merahnya yang sudah terbebas dari jeweran sang Mama langsung berteriak. "Sukurin Bang! Hahaha..." Kemudian berlari menuju dapur takut ikut kena semprot.

Jesslyn yang ikut duduk disamping Romi pun ikut tertawa. Lucunya melihat pacarnya yang cemberut dengan telinga yang merah. "Mampus!" Hanya dengan gerakan mulut.

Romi yang dijadikan target oleh keluarga absurd pun hanya bisa cemberut kesal.

Punya pacar kok rasa ibu tiri!

[ Rentang Usia ]


Indah yang duduk di jok belakang pun langsung terlonjak kedepan, menumpukan tangannya disandarkan kursi. Ia menoleh kearah Romi yang sedang menyetir. "Bang nanti di warung Eong ya Indah turunnya." Pintanya dengan wajah melas.

Jesslyn disamping kemudi pun ikut menyahut. "Lah, kenapa? Kan masih rada jauh dari sekolah lu," Keningnya berkerut, tak lama kemudian alisnya ikut terangkat bersamaan. "Ah..! Gue tau. Lo pasti mau bolos ya!" Tuduhnya kepada sang adik yang sudah monyong tidak terima.

Indah berdecak. Memalingkan muka kedepan. "Apaan sih lo kak?! Ya nggak lah!" Ia menghela napas. "Nanti gue malu kak kalo dianterin sampe gerbang. Nanti...." Indah menggantungkan ucapannya.

"Nanti apa?" Tanya Jesslyn.

Romi yang sedang menyetir pun ikut menyerit. "Lha kenapa harus malu!" Ujarnya tidak terima. "Yang ada bagus dong! Bisa sekalian pamer mobil baru. Iya gak Yang?"

Jesslyn pun mengangguk, ikut menyetujui.

Indah berdecak sebal. Dasar pasangan gesrek! Ia membanting tubuhnya ke bangku jok belakang, melipat tangannya di depan dada. "Ya nanti gue dikira piaraan Om-om lagi! Kalo temen-temen gue liat gimana? Tau ah, nyebelin!" Bibirnya cemberut, melihat wajah Romi yang cengo membuatnya langsung memalingkan muka ke jendela samping.

Sedangkan Jesslyn langsung tertawa didepan sana, sampai memukul bahu Romi berkali-kali, seraya mengejek. "Om, om... Om om... Hahahaha..."

Romi langsung mendelik tidak terima, ia berkali-kali menepis tangan Jesslyn dibahunya dengan pelan. "Orang ganteng gini kok dikatain Om!" Ia melihat pantulan indah di cermin mobil dengan kilat menggoda. "Abang masih imut loh Ndah..."

"Huek!"

Balas Indah dan Jesslyn secara bersamaan.

.
.
.

Note!

Aku suka sama kalian yang udah baca cerita ini.

Tapi...

Aku akan lebih bahagia lagi kalau kalian semua kasih aku VOTE sama Spam KOMENTAR kalian pada cerita ini. Terimakasih...

😍😘😀😘😍

Rentang Usia Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang