Bab 05

1.3K 182 22
                                    

AN/
Yes, I know saya telat dua bulanan. Akhir-akhir ini saya sedang tergila-gila dengan beberapa web/light novel. Terutama beberapa judul seperti Tr*sh of The Count Family, Omniscient Reader's Viewpoint, The S-Classes that I Raised, The Regressed Demon Lord is Kind, dan banyak lagi dengan romance  super minim (dan yg terpenting no harem!) \(´ω' )/♡

Saya rekomendasikan judul² diatas. Bener-bener masterpieces!!





KALA CEMBURU USAI: Act II
by: reescarlet

NARUTO © Masashi Kishimoto
Jauh © Cokelat

Sasuke Uchiha x  Naruto Namikaze (fem)
Yahiko (Pain) x Naruto Namikaze (fem)
Sasuke Uchiha x Sakura Haruno

Rate T menuju ke M

WARNING!!!
OOC, AU, genderbend, typo(s), bahasa tidak baku, bahasa kasar, drama sinetron, kekerasan, adegan menjurus ke ‘iya-iya’, dkk.

Enjoy!








Siapapun di kampus pasti bisa melihat, atau minimal menyadari ada yang berbeda dari interaksi Sasuke dan Naruto. Bukan berarti tidak ada yang tidak pernah melihat keduanya bertengkar childish sepanjang hampir 4 tahun sejoli itu menjadi mahasiswa. Hanya saja kali ini ada yang berbeda. Lebih parah dari perang dingin keduanya terakhir kali.

Di satu sisi, Naruto bersikap biasa saja, memperlakukan Sasuke bak teman seangkatan yang kebetulan sekelas di beberapa matkul yang tidak akan pernah saling mengorol kalau tidak ada kepentingan apapun. Jangankan mengobrol, mau menyapa pun masih terpikir ‘apa keuntunganku jika aku menyapanya’. Tersebutnya nama Sasuke Uchiha tepat di mukanya pun tidak membuat Naruto memberikan reaksi berarti. Berbeda sekali ketika mereka bertengkar beberapa bulan lalu.

Di pihak lain Sasuke seakan ingin melompat menghambur Naruto setiap mereka bertemu. Ia ingin memuntahkan kalimat-kalimat sindiran dan sarkasme. Ingin rasanya ia mengguncang bahu gadis pirang itu keras-keras dan meneriakinya supaya Naruto mengubah keputusan sepihaknya tempo hari. Bayangkan saja harimau yang gemas ingin menerjang kelinci di balik jeruji, tapi si kelinci menanggapinya sambil lalu, seakan keduanya setara dalam rantai makanan. Semacam itu.

Mau tidak mau perubahan itu menumbuhkan banyak pertanyaan di benak para mahasiswa. Dosen dan civitas akademika yang akrab dengan murid-murid ikut terheran. Beberapa anak jurnalis jadi tergoda membuat rubrik khusus membahas gosip tentang Sasuke dan Naruto di bulletin fakultas. Bukan apa-apa, pembicaraan terkait keduanya selalu menjadi pembahasan seru di lingkup mahasiswa berbagai tingkat akhir-akhir ini.

Gosip hangat tersebut menjalar sampai ke anak-anak eskul basket yang berisikan mahasiswa berbagai fakultas. Mereka ikut menyimpan rasa penasaran yang tinggi. Berterimakasihlah pada mulut ember Sasori.

“Mana Sasuke, Nar?” tanya Sasori iseng, di suatu sore tatkala mereka sedang latihan basket.

Kiba yang tidak sempat membungkam si merah playboy itu mengernyit ngeri. Beberapa anak basket yang lain ikut meringis dan menutup kuping. Siap-siap dengan lengkingan Naruto yang bakal mengamuk.

“Hm? Mana kutahu,” balas Naruto pendek, santai. tidak ada tanda kekesalan dari roman muka dan nada suaranya. Judes pun tidak.

Anak-anak melongo.

“B-barusan aku lihat Sasuke mengantar Sakura.” Tanpa sadar Sasori tergagap.

“Oooh,” Naruto ber-oh panjang. Kelihatan sekali tidak tertarik. Tidak acuh dengan teman-temannya yang semakin lebar menganga. Nyaris saja Sasori kembali bertanya kalau saja tulang keringnya tidak ditendang Gaara. Ia mengerang kesakitan dan tidak berkata apa-apa lagi terkait Sasuke.

Kala Cemburu Usai: Act IITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang