Bab 14

1K 137 26
                                    

----------------------------------------------------

KALA CEMBURU USAI: Act II
by: reescarlet

NARUTO © Masashi Kishimoto
Serpihan Hati © Utopia

Sasuke Uchiha x Naruto Namikaze (fem)
Yahiko (Pain) x Naruto Namikaze (fem)
Sasuke Uchiha x Sakura Haruno

Rate T menuju ke M

WARNING!!!
OOC, AU, genderbend, typo(s), bahasa tidak baku, bahasa kasar, drama sinetron, kekerasan, adegan menjurus ke 'iya-iya', dkk.

Enjoy!

----------------------------------------------------

"Jangan coba-coba mengalihkan perhatianku dengan tipuan itu!" desis Sasuke tajam. "Dia sama sekali tidak ada hubungannya dengan masalah ini."

Pain tersenyum mencemooh. Balas memandang Sasuke tak kalah arogan. "Tidak ada hubungannya katamu? Kalau kau tidak tahu apa-apa mending kau diam dan duduk manis saja."

"Dan membiarkan Naruto dalam bahaya karenamu? Harusnya dari dulu kau sadar diri kalau kau itu pembawa masalah." Sasuke balas menghina.

"Setidaknya aku berusaha supaya Naruto bisa selamat." Pain mengedikkan bahu. Berlahan ia bangkit berdiri. Menepuk-nepuk bagian belakang tubuh dan kedua tangannya supaya debu, dedaunan, dan ranting kecil semak-semak yang menempel jatuh. Santai, seolah aura kemarahan yang dingin dan omongannya yang menusuk dari Sasuke sama sekali bukan apa-apa.

Kuku jemari kedua tangan Sasuke yang mengepal erat menancap dalam pada telapaknya. Bisa dipastikan akan meninggalkan bekas luka. Sasuke sudah kepalang murka untuk peduli. "Pembelaanmu sama sekali tidak penting."

"Kurasa meladenimu-lah yang tidak penting. Keberadaanmu di sini tidak berguna bagi Naruto."

"Berengsek!!"

Kepalan Sasuke kembali melayang. Namun Pain yang kali ini sudah siaga keburu mengayun bogem duluan di bawah dagu Sasuke telak. Membuktikan reputasinya sebagai troublemaker penyuka kelahi yang membuat pusing polisi dua tahun lalu. Pukulannya begitu keras dan kuat sampai membuat Sasuke terpelanting cukup jauh. Tanah berbatu membentur sisi kepala, berkerikil lancip menggores bibir Sasuke hingga berdarah. Buru-buru ia bangkit meski terhuyung, bersiap menerima serangan. Namun invasi yang dinanti tak kunjung tiba.

Pain mengibaskan tangannya yang ia gunakan untuk memukul Sasuke tadi. "Sebenarnya aku ingin menghajarmu sampai babak belur. Tapi aku masih punya urusan yang lebih penting darimu," ujarnya acuh tidak acuh.

Sasuke hendak menjegal Pain yang mau berbalik pergi ke tujuan semula kalau saja tidak muncul vokal baru yang menandakan eksistensi lain selain mereka di sana. Gerakan kedua pemuda tertunda, sama-sama melirik ke sumber suara. Alangkah terkejutnya Sasuke begitu menyadari siapa yang baru saja datang.

"Ternyata kau ada di sini!" sentak suara yang jelas-jelas bergender perempuan tersebut. Dalam keremangan Sakura berdiri berkacak pinggang sambil memelototi Pain. "Sebagai penerus Kaichou, kau malah bekerja sama dengan kepolisian? Really, Pain? Really?!"

Kontan kening Sasuke mengerut terheran. Apakah mereka berdua saling mengenal? Pain dan Sakura memiliki lingkungan pergaulan yang berbeda, bagaimana bisa mereka saling kenal? Kenapa Sakura berada di keresidenan yakuza Akatsuki, malam-malam begini pula?

Pain berdecih. Mengambil langkah mundur dari Sasuke, memberi jarak barangkali lelaki yang lebih muda darinya itu tiba-tiba menerjangnya saat lengah. "Orang-orang Akatsuki saat ini ada dalam cengkeraman Tua Bangka, bukan milikku. Untuk apa aku melindungi orang yang bukan di pihakku?" kilahnya kesal, jelas sekali merasa terusik. "Yang kusesalkan adalah aku tidak punya bukti yang menunjukkan keterlibatanmu dalam penculikan Naruto."

Kala Cemburu Usai: Act IITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang