Prolog

115 20 5
                                    

ᴄᴇʀɪᴛᴀ ɪɴɪ ᴀᴅᴀʟᴀʜ ꜰɪᴋꜱɪ ᴅᴀɴ ᴍᴜʀɴɪ ᴅᴀʀɪ ɪᴍᴀᴊɪɴᴀꜱɪ ꜱᴀʏᴀ. ᴅɪʟᴀʀᴀɴɢ ᴍᴇɴɪʀᴜ ᴅᴀɴ ᴍᴇɴᴇʙᴀʀ ꜱᴀʀᴀ ᴅɪꜱɪɴɪ. ᴊɪᴋᴀ ᴀᴅᴀ ʜᴀʟ ʏᴀɴɢ ᴘᴇʀʟᴜ ᴅɪᴘᴇʀʙᴀɪᴋɪ ꜱɪʟᴀʜᴋᴀɴ ᴍᴇᴍʙᴇʀɪ ꜱᴀʀᴀɴ ᴀᴛᴀᴜ ᴋʀɪᴛɪᴋ ᴅᴇɴɢᴀɴ ꜱᴏᴘᴀɴ ᴅᴇᴍɪ ᴍᴇɴᴊᴀɢᴀ ᴋᴇɴʏᴀᴍᴀɴᴀɴ ꜱᴇᴍᴜᴀ ᴘɪʜᴀᴋ.

ᴊᴀɴɢᴀɴ ʟᴜᴘᴀ ᴜɴᴛᴜᴋ ᴍᴇᴍʙᴇʀɪᴋᴀɴ ᴠᴏᴛᴇ ᴅᴀɴ ᴋᴏᴍᴇɴ, ꜱᴇʟᴀᴍᴀᴛ ᴍᴇᴍʙᴀᴄᴀ.











"Key jangan lari-lari!" teriak Sunghoon yang mengejar seorang gadis kecil bergaun putih yang sedari tadi mengitari kebun belakang rumah.

Gadis kecil itu menghilang dari pandangan Sunghoon, mungkinkah dia bersembunyi di balik pohon? Lari nya sangat cepat.

Sementara gadis itu menutup mulutnya rapat-rapat agar sang Kakak tidak tahu keberadaannya yang bersembunyi di belakang pohon mahoni yang besar. Namun seorang anak laki-laki yang sedang berjongkok di ujung sana, dekat tumbuhan bougenvil, menarik perhatiannya. Gadis bernama Keyzia itu datang menghampiri.

Mata nya terkejut begitu melihat anak lelaki itu yang tanpa hati menusuk perut seekor kucing yang sudah mati menggunakan besi, darah kucing itu sudah berceceran dirumput yang dia injak.

"Kamu mau coba?" tawar anak laki-laki itu seraya menyengir.

Keyzia menggeleng, "Kamu jahat, kemarin kamu bakar tikus, sekarang kamu nusuk kucing?" dia berceloteh lucu.

Anak lelaki yang awalnya tersenyum itu merubah raut wajahnya menjadi datar, "Ini cuma hewan mati, dia gak merasa sakit sama sekali."

Keyzia tidak menyahut lagi, dirinya mual mencium aroma darah kucing dan melihat isi perut kucing yang keluar dari tubuh si kucing akibat ulah saudara nya sendiri.

Dia langsung berlarian meninggalkan tempat tersebut sambil menangis ketakutan. Tujuan nya adalah Sunghoon.

"Kak Sunghoon!"

Anak lelaki yang dipanggil barusan menoleh dengan senyuman namun melihat adiknya menangis, dia segera berlari menghampiri dengan wajah yang khawatir.

"Kamu kenapa?" Sunghoon kecil menyentuh pipi Keyzia dengan tangan kanannya.

"Dia sama permainan gila nya hiks.." aduh Keyzia takut.

"Siapa? Permainan yang mana?"

"Dia nusuk perut kucing di belakang sana!" Keyzia masih menangis tersedu-sedu membuat Sunghoon bingung, "Dia jahat, dia serem hiks.."

"Dia siapa?"

"Bang J—"

"Keyzia!"

Perkataan Keyzia terpotong saat sang Ibu memanggilnya, anak kecil itu langsung berlarian menghampiri sang Ibu yang memanggilnya untuk mendekat.

"Kamu kenapa nangis?" tanya Ibu nya ketika Keyzia sudah didalam gendongan.

Bibir anak berumur 5 tahun itu ingin menjawab, namun dia melihat Kakak nya—si pelaku penusukan kucing tadi berdiri di dekat pohon mahoni tempat dia bersembunyi sebelumnya. Baju anak lelaki itu terkena darah kucing dibagian bawahnya, dan tangannya masih memegang besi tadi.

Who Are You?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang