three : mood

34 9 0
                                    

Pagi yang cerah, matahari bersinar ku gendong tas biru ku di pundak. Ralat, aku tidak menggendong tas tapi menyeretnya seperti tas roda. Ku turuni anak tangga satu per satu menuju ruang makan. Dan disana sudah ada Bang Jay seorang, ku hampiri dia sambil berlari kecil.

"Bang Jay!"

Bang Jay menoleh dan mengelap sudut bibirnya yang ada selai coklat, "Hm, kenapa?"

"Cantik gak?" aku menunjuk poni baru pada Bang Jay.

"Cantik, tumben poni nya agak tinggi."

Sepertinya Bang Jay sudah tidak marah lagi, benar perkataan Bang Jake.

"Gue liat tutorial di Tiktok."

Bang Jay mengangguk, kemudian jari nya meraih poni ku. Dia seperti merapikan poni ku yang mungkin agak berantakan. Karena aku peka, ku rendahkan tubuh pada Bang Jay yang masih duduk agar dia tidak kesusahan.

Terakhir dia meniup wajahku, aroma selai dari mulutnya tercium dengan jelas.

"Selamat pagi manusia penghuni mansion Bailey eh lupa ada satu kera disini."

Aku menegakkan tubuh dan memutar ke belakang, Sunoo berulah lagi. Dia yang kata Bang Jay membohongi ku.

Aku lalu berjalan menghadang Sunoo.

"Minggir lo." ketusnya.

"Lo bohong 'kan?"

Alis Sunoo terangkat.

"Kata Bang Jay wali gue gak dipanggil."

"Haha, lo nya aja yang bodoh." Sunoo mendorong tubuhku hingga hampir menghantam meja namun Bang Jake datang dan menahan pinggangku. Dasar Sunoo biadab!

"Nu!" aku berteriak dan mendekati Sunoo yang duduk di singgasana makannya, "Lo bener-bener ya!" karena geram ku tarik rambut Sunoo hingga kepalanya oleng kesana kemari.

"Aaaaaa sakit!!"

"Habis rambut lo rontok haha!" aku tertawa jahat sambil terus menarik rambut coklat Sunoo.

"Sialan lo kepala gue nyut-nyut an!" Sunoo berdiri dari duduknya, dia juga tidak mau kalah dan ikut menarik rambutku.

"Key udah sayang." Bang Jay menarik kedua bahu ku dari belakang namun baik aku atau Sunoo sama-sama tidak menghiraukan.

"Sunoo!" teriak Bang Jay.

Kami bukannya mendengarkan, malah semakin menjadi, kini aku mencakar wajah Sunoo.

"Sini lo Nu!"

"Akhh—sakit babi!" teriak Sunoo lagi.

Gledug

Aku dan Sunoo sama-sama menghantam meja bahkan kursi makan Sunoo dan Sunghoon tergeser dengan kuat. Namun kami masih seperti banteng yang saling menyeruduk.

"KEY SUNOO!"

Sunoo mendorongku sampai aku terduduk dilantai. Itu suara Kakak tertua kami.

Ku lihat Sunoo membenarkan rambutnya dan mengelus pipi nya yang lecet karena ku cakar tadi.

"Lo gak papa?" Bang Jay mengangkat tubuhku dengan menarik kedua bahu ku ke atas seperti anak kecil. Dengan wajah cemberut, aku berdiri.

"Ini semua salah lo anjing." Sunoo menyalahkanku.

"Mulut lo kayak gak sekolah." balasku pelan.

"Lo juga suka begitu!"

"Ada masalah apa lagi?" Kak Hee terdengar emosi disana, aku tidak berani menatapnya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 20, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Who Are You?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang