☆ Bukan Hanya Tentang Kamu ☆

|| Bagian Tiga ||

Semakin dewasa hubungan orang tua dan anak semakin jauh atau justru semakin dekat ?

Ada banyak hal yang belum bisa saya pahami dari pemikiran orang dewasa, sekalipun saya sudah menginjak usia 20-an.

Rasanya masih sukar tergapai.

Beberapa pemikiran saling bertolak belakang.
Saling menyudutkan, saling meyalahkan bahkan menolak penjelasan.

Membuat saya merasa paling berhak menyerah.

Tapi ternyata, menjadi orang tua  juga bukan perkara yang mudah.

Ayah dan ibu jauh lebih lelah.

Lelah merasakan cemas ketika putra-putri nya beranjak dewasa.

Takut - takut yang dikasihi sepanjang hari ini terluka.

Kegagalan kita terdengar begitu mengerikan bagi mereka.

Untuk kemudian tuntutan yang semakin mencekik.

Tapi bukan kah siklus kehidupan selalu ada kegagalan di balik kesuksesan ?
Lebih dulu melewati kegelapan untuk melihat indahnya cahaya ?

Tapi yang ku tahu, ayah dan ibu tidak pernah mengeluh apapun.

Memaksa terlihat baik-baik saja kendati rasa kecewa begitu kentara di depan putri sulungnya.

Siapa yang paling kecewa?

Ayah, ibu, si sulung, si anak tengah, atau si bungsu ?

Semua manusia punya kecewa dengan kadarnya masing - masing.

Ini sudut pandangku sebagai putri sulung ayah dan ibu.

Bahwa seorang anak sulung dua kali lipat kecewa saat melihat kedua orang terkasihnya terluka karena dirinya.

Bahwa seorang anak sulung rasanya seperti kehilangan pilar untuk berpijak saat menyadari bahwa dirinya penyebab air mata meluruh dari sembab mata kedua orang tua nya.

Bahwa seorang anak sulung sama kecewanya seperti ayah dan ibu.
Kecewa pada dirinya sendiri, merasa tidak berguna, yang tidak mampu menjadi tumpuan untuk adik - adik nya.

Ayah, ibu, mengatasi rasa sakit saya sendiri rasanya teramat kepayahan.
Lalu bagaimana bisa saya menyembuhkan luka-luka di hati kalian?
membasuh luka-luka di hati adik-adik saya ?
Bagaimana ?

...

Wed, Nov 13 2021
Jawa timur, Indonesia
Sintadyhra