Campus, 4th floor at 01.25 PM
Langit pada siang itu tampak sedang berseri.
Gumpalan awan turut menghiasi langit, serta sinar mentari yang menusuk langsung ke dalam pori-pori. Meski begitu, kampus tentu tidak surut dari puluhan bahkan ribuan mahasiswa untuknya mereka menimba ilmu. Termasuk Ayden, yang kini meski terik matahari menusuk pori, tegap jalan pada posisinya tak pernah luput dari sorotan.
Banyak kaum hawa yang memekik ketika Ayden berjalan melewati. Bagi Ayden, itu sedikit memalukan. Sebab Ayden sendiri merasa sungkan manabila seseorang kerap kali memujinya. Dan Ray—seorang laki-laki kerabat dekat Ayden, yang kini berjalan membututi lelaki itu—selalu menggodanya ketika seorang gadis muda merasa malu tatkala Ayden balas tatap terhadapnya. Perempuan yang berdiri di samping Ray itu hanya mengulas senyum tipis setiap kali melihat kedua kerabatnya itu saling usil atau saling goda, namanya Yura. Dalam mulutnya dia tengah mengulum permen loli yang baru saja dia beli tadi. Manisan kesukaannya.
"Diabetes lo, tau rasa." Ray melirik sedikit kepada Yura. Merasa bahwa ini saat yang tepat untuknya menggoda Yura, maka dia berkata demikian meski dibalas tatap sinis olehnya seakan berkata, makanan kesukaan gue lo katain!? Kurang ajar.
Gema suara berpendar di setiap penjuru, langkah ketiganya untuk sesaat terhenti.
"Selamat siang untuk semua warga yang masih berada di kampus terutama yang masih berada di dalam gedung. Pemberitahuan ini kami sengaja beri tahu lebih awal. Beberapa menit ke depan akan terjadi benturan antara lapisan ozon bumi dengan meteor. Benturan tersebut tidak menutup kemungkinan adanya gempa, maka dari itu kami persilahkan kepada siapapun yang masih berada di dalam gedung kampus untuk turun melalui tangga darurat secara hati-hati. Terima kasih atas perhatiannya." elaborasi panjang itu ditutup dengan pekikan pula bisik-bisik yang semakin terdengar keras di setiap penjuru.
"Meteor?" tanya Ray seraya berjalan menepi di samping jendela besar, sebab banyak orang mulai berlarian menuju tangga darurar. "Emang possible, ya?"
"Setiap tahun juga pasti ada aja sih, cuman nggak sampai jatuh ke bumi." Yura memberi respon dalam satu kecupan dia kembali mengulum permennya yang belum juga habis.
"Yang ini bakalan jatuh ke bumi?"
Yura menggidikkan bahunya tanda respon, enggan menjawab.
"Tangga darurat masih penuh, lift pasti dimatiin. Gue liat juga sinyal wi-fi kampus udah mati. Kalau kita masih di sini belum tentu aman, apalagi keadaannya chaos kaya gini." Ayden berujar. Tubuhnya sedikit dibawa mundur menepi bersama Ray. Sebab puluhan orang di sana tampak was-was, beberapa di antaranya mulai diselimuti rasa panik hingga beberapa kali tubuh Ayden tersenggol oleh mereka yang berlalu.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Metro | NCT
FantasyNegara itu seolah terkoyak oleh banyaknya riuh angin yang berkelebat, kepingan reruntuhan berserakan di mana-mana. Negara yang berdiri di atas sistem parlementer, terbagi atas empat distrik yang menawan, hancur dalam satu jentikkan jari. Kanya Moon...