1

15 6 2
                                    

"Gua ingin memberi tau kalian, untuk para pembaca, bahwa di dalam cerita ini banyak menggunakan bahasa Toxic, jadi untuk kalian para ukhti-ukhti tidak di perkenangkan untuk membaca cerita ini!"

~♥~

"PAGI SEMUANYA!" teriak Algar dengan semangat di depan pintu masuk gerbang sekolah.

"Berisik lo!" ucap ketiga laki-laki tampan yang berada di samping nya.

"Suka-suka gualah, ini tuh cara menyambut hari yang indah."

"Setiap hari lo teriak kayak gitu, emangnya hari lo selalu indah?" ucap salah satu laki-laki bernama Zio.

"Ya iyalah, hari gua mah selalu indah gak kayak lo, suram" ucap Algar asal bicara.

"Sialan lo," ucap Zio sambil memukul Algar menggunakan buku yang ia pegang.

"Eh liat tuh, ada si kuntet," bicara Seorang pria lagi bernama Reyan sambil menunjuk ku yang berjalan memasuki gedung sekolah.

"Ayok samperin". Sahut Relga laki-laki yang dari tadi hanya diam dan menyaksikan.

Mereka ber-empat berlari menuju arahku.

"Hai kuntet," ucap Algar .

"Ya allah ini kan masih pagi, kenapa gua harus ketemu kalian sih? " ucap ku sambil menatap mereka ber-empat dengan tatapan tidak suka.

"Itu namanya takdir," ucap Reyan.

"Nah betul," ucap Zio membenarkan .

"Kuntet, lo dah makan belum?" tanya Relga.

"Bisa gak sih kalian ber-empat jangan panggil gua kuntet".

"Kan emang kenyataannya lo kuntet" ucap Algar, laki-laki dengan mulut se-pedas cabe rawit itu memang sering kali asal berbicara.

"Ih tapikan gua punya nama," ucap ku tidak suka.

"Gak papa, itu tuh panggilan kasih sayang dari kita," ucap Relga.

"Kasih sayang dari mananya?" tanyaku.

"Iyalah, kan di sekokah ini cuman kita ber-empat yang manggil lu kuntet," bicara Zio.

"Yaudah terserah kalian," aku hanya pasrah.

"Ke kantin Bu tuti, yok" perkataan Reyan, langsung di ayok kan oleh ke tiga teman nya kecuali Aku.

"Kuntet, ayo iku,t" Algar mengajakku dengan semangat.

"Gak mau, gua mau langsung masuk ke kelas. Nih liat gua bawa bekal," aku memperlihatkan kotak makan yang sedari tadi ku pegang.

"Ayok makan di kantin, gua mau nyobain makanan yang lo bawa," ucap Algar seraya mengambil kotak bekal milikku, kemudian berlari menjauh menuju Kantin.

"WOI, BEKAL GUA!" aku berlari mengejar Algar yang membawa bekal ku.

"Gila tuh bocah," ucap Relga sambil menatap Algar yang berlari luntang-lantung menuju Kantin, dikejar oleh ku.

"Auto kena bogem ini mah," ucap Reyan.

"Yok nyusul, kasian takut babakbelur," Perkataan Zio langsung di angguki oleh Reyan dan Relga.

Mereka ber-tiga, berjalan menyusul ku dan Algar yang berlari jauh menuju kantin.

♥♥♥

"Emmm, enak banget ternyata," ucap Algar yang sedari tadi mengganggu ku memakan bekal milikku.

"Ih udah tinggal satu nagetnya, Tinggal buat gua, " ucap ku sambil menjauhkan kotak makan ku dari hadapan Algar.

"Kan bisa bagi dua," ucap Algar dengan wajah berharap akan di beri lagi.

LOVED BY FOUR HANDSOME MEN. Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang