Bell pulang berbunyi, aku dan murid di dalam kelas mulai merapihkan, dan memasukan semua peralatan belajar ke dalam tas.Terlihat Zio yang sudah menunggu ku di depan pintu kelas.
"Ayok," ucap ku lalu di angguki olehnya, lalu kita berdua berjalan menuju parkiran.
Setelah sampai, Zio lalu menaiki motornya, begitu juga aku yang ikut duduk di belakangnnya, kemudian kita mulai pergi menginggal kan parkiran.
Beberapa menit perjalanan.
"Lo kalo bawa motor yang santai dikit ngapa," ucap ku sedikit kesal dengan cara Zio membawa motornya, bagai di tiup angin rasanya saat motor itu bergerak.
"Lo kalo takut jatoh, ya pegangan".
"Dih, gak mau".
"Yaudah kalo gak mau, gak usah protes".
Taklama setelah mengatakan itu, motor melaju semakin kencang, membuat rok yang ku kenakan terangkat, memperlihat kan celana pendek ketat yang ku pakai.
"Zio lo bawa motor jangan kenceng-kenceng , rok gua keangkat, nanti kalo ada om-om pedo gimana? " ucap ku sambil mencoba menutupi lututku yang mulus menggunakan tas yang ku pegang.
"Hah?, yang bener, coba liat"ucapnya sambil sesekali melihat Spion motornya.
"Gak usah liat-liat bodoh, lo mau gua geplak?" ucap ku penuh rasa kesal.
Laki-laki itu tersenyum memperlihat kan senyum menyebalkannya, lalu meperlambat lajunya kemudia menghentikan motornya di pinggir jalan.
Yaiyalah di pinggir jalan, kalo di tengah jalan nanti ketabrak:>
"Lah kok berhenti?" tanya ku bingung.
Zio membuka jaket berwarna coklat susu yang ia kenakan, lalu mengikatkan kedua lengan bajunya di pinggang ku.
"Buat nutupin paha lo, biar gak ada yang liat paha mulus lo," bicaranya setelah memakaikan jaket itu kepada ku.
Aku hanya menatapnya, ternyata laki-laki menyebalkan sepertinya masih bisa peduli.
Aku dan dia kembali menaiki motor dan pergi meninggalkan tempat itu, rasanya kini lebih nyaman karna rok ku tidak akan terangkat lagi.
Tapi tetap saja, Zio mengendarai motornya dengan kecepatan yang luar biasa.
"Pegangan juga lo akhirnya,"ucap Zio dengan wajah yang begitu menyebalkan, saat merasakan tangan ku yang mulai memeluk pinggangnya.
"Dari pada gua jatoh, trus gegar otak, lo mau donorin otak lo buat gua? " ucap ku tak santai
"Jangan gua bodoh, nanti nilai lo jelek semua kalo pake otak gua" jawabnya.
"Gak usah merendah untuk meroket dah," ucapku kesal, ya karna Zio itu terkenal luar biasa pintar di kalangan anak IPA 5 di kelasnya.
"Yaudah-yaudah pegangan aja, kalo perlu peluk gua."
"Dih ogah," ucap ku sinis.
"Yaudah"
Perjalanan sore itu terasa begitu panjang, di perjalanan pulang itu Zio bagai guguk yang menyebalkan. dia terus-menerus meledek ku dan terkadang membuat ku sedikit geram akan tingkahlakunya.
"Besok-besok pulang bareng gua lagi ya, kan seru" ucap Zio setelah menurunkan ku di depan gerbang rumah ku.
"Seru darimana?, lo aja bawa motornya kayak orang mabok, terus keceng banget lagi kayak mau ngajak mati bareng." ucap ku sedikit emosi.
KAMU SEDANG MEMBACA
LOVED BY FOUR HANDSOME MEN.
Randomcerita ini menceritakan tentang wanita yang di cintai empat lelaki tampan di sekolah nya, akankah salah-satu dari lelaki itu akan berpacaran dengan nya?