11

7 5 0
                                    

Sekarang hari senin, yang artinya sudah satu hari terlewati semenjak kejadian di cafe malam itu.

Setelah puas menangis ditengah derasnya hujan, ia memutuskan untuk pulang. Dan seharian penuh ia mengurung diri dirumah, mengabaikan puluhan pesan dan panggilan telepon dari sahabatnya, mungkin mereka ingin mengajak Kara nongkrong, pikirnya waktu itu. Alhasil ia mengabaikan nya.

Ia ingin sendiri untuk beberapa waktu.

Barulah sekarang, Kara keluar dari zona nyaman mengurung dirinya. Sebenarnya Kara terpaksa. Karena ini adalah hari sekolah. Ingin bolos, namun ia Uruguay.

Jadilah di sini ia sekarang, di parkiran sekolahnya. Karena baru beberapa menit yang lalu ia sampai. Baru akan melangkah meninggalkan parkiran, seseorang memanggil namanya.
Kara berbalik badan, ternyata Yuna yang memanggilnya.

Tiba tiba Yuna langsung memeluknya, dan menanyakan apakah ia baik baik saja dengan suara lirih. Ada apa pikir Kara dalam hati.

"Kar, kita sahabat lo kan kar? " Tanya Yuna, bisa Kara lihat bahwa sekarang mata Yuna berkaca kaca seperti akan menangis." Gue sama fika sahabat lo kan?" tanya nya memperjelas

" Iyaiya lah, kenapa sih?" bingung. Kara mengernyitkan dari bingung melihat tingkah Yuna.

"Lo oke kan?" tanya Yuna sarat akan kekhawatiran

"Aku baik. Emang aku kenapa? Lihat. Aku sehat sehat aja. Yang ada kamu yang kenapa na? Kok tiba tiba ngomong begitu?"  Jawab Kara bingung melihat sahabatnya ini.

"Lo jangan bohong Kar!!" Yuna terbawa emosi dengan sedikit menaikkan nada bicara nya membuat Kara tersentak kaget.

"Masalah serius" batinnya

"Please jangan nutupin masalah lo dari gue. Kenapa lo gak pernah cerita sama gue tentang lo dan Devan?" Tudung Yuna

Ah, sekarang Kara tau maksud Yuna. Kenapa kenapa ia bisa tau, dan apa mungkin Fika juga mengetahui?

"Kenapa gue harus tau dari video yang kesebar?" Disini Yuna merasa bersalah. Ia merasa tidak pantas menjadi sahabatnya Kara karena disaat Kara yang ada masalah, ia sama sekali tidak mengetahuinya.

"Video? " beo Kara tak paham

"Malam minggu, di Cafe tempat lo nyanyi, lo liat Devan lagi selingkuh kan?" Tanya nya

Kara hanya mengangguk kan kepala. Menunggu apa yang akan Yuna katakan selanjutnya

"Lo Speak Up ke orang orang apa yang lo rasain dan lo tau malam itu. Tapi lo gak pernah cerita apa apa sama gue dan Fika! Lo jahat Kar sama kita" Tatapan nya sarat akan rasa kecewa, namun bukan kecewa pada Kara tetapi lebih kecewa kepada diri sendiri.

Kenapa saat sahabat nya sedang tidak baik-baik saja ia tidak tau?

Apa guna nya sebagai sahabat kalau begitu?

Kara masih terdiam

"Kalau aja gue gak liat video itu mungkin sampai kapan taon juga gue san Fika gak bakalan tau apa yang orang tutupin"

"Kapan kamu sama Fika tau video nya?" cicit Kara, dari sekian banyak jawaban Kara hanya melontarkan pertanyaan tersebut.

"Kemarin, viral di grup angkatan. Dan kemungkinan juga satu sekolah tau" Jawaban dari Yuna membuat Kara refleks melototkan matanya.

Bagaimana bisa?

"Lo kenapa Kar? kenapa lo gak pernah cerita sama gue dan Fika. Kenapa kita harus tau dengan cara kek gini? Kita sahabat lo Kar, kita sahabat lo". Suara Yuna bergetar mengatakan mua. Air matanya menetes.

Tak terbayang seberapa rapuh nya Kara waktu itu, bodo... Yuna bodo, maki nya pada diri sendiri

"Eh kok nangis" Kara panik, kelimpungan. Apa Yuna sebegitu kecewa nya pada Kara sampai Yuna menangis seperti ini ?

"Yuna, aku gak apa apa.
Lihat, aku baik baik aja.
Lihat aku gak nangis. Aku masih bisa senyum sekarang" Kara mengembangkan senyum nya membuat Yuna mendengus melihatnya

Kara terkekeh geli melihat itu

"Kamu lihat video nya kan? Apa kamu ada lihat aku nangis? Enggak kan? Karena aku emang gak kenapa kenapa. Udah ya, aku aja gak nangis kenapa jadi kamu yang nangis sih, lebay tau gak?" ejek nya yang kemudian mendapatkan cubitan kecil dari Yuna

"A-aw sakit. Ih kamu kasar!!"

"Biarin wlee" balas nya, perlahan tangisan Yuna berhenti. Tangan nya menghapus sisa air mata di pipi

" Dengar, aku minta maaf sama kamu dan fika, bukan nya aku gak anggap kalian berdua sahabat dan Bukannya juga aku gak mau  cerita, tapi aku emang gak kenapa kenapa jadi aku pikir aku gak harus cerita apa apa" jeda sejenak

"Dan untuk alasan aku tiba Speak Up malam itu, Karena emang itu posisi nya Devan ada disana, dan dia juga udah ngeliat aku juga disana" Kara menjeda untuk menarik nafas sejenak dan membuangnya. Menghilangkan rasa sesak yang perlahan mulai terasa.

"Jadi, buat apa lagi aku pura pura gak tau kalo dia selingkuh?
Makanya aku pikir, mending aku ngomong saat itu juga, kan lumayan biar dia sama selingkuhannya malu" Di akhir kalimat Kara terkekeh

Yuna yang mendengar mendelik "Dih, jahat lo" ucapnya namun tak urung ia juga ikut terkekeh

"Baru tau mbak nya?!" ucapnya menarik turunkan alis

Tawa kedua nya pun mulai terdengar

Perlahan tangan Kara terangkat memegang kedua bahu Yuna.
"Kalian udah jadi sahabat terbaik aku"

"Tapi gue sama Fika berasa gak berguna jadi sahabat" potong nya

"Jangan salahin diri kalian. Ini bukan salah kalian, baik kamu ataupun Fika. Aku juga gak mau bikin kalian khawatir sama aku, apalagi kalo kalian sampek kasihan sama aku"

Kamu dengar, di video itu aku bilang kalo aku gak suka dikasihani? aku gak suka ada orang yang natap aku seolah aku orang yang menyedihkan. Dan itu juga berlaku untuk kamu. Tolong bersikap kek biasanya ya. Tolong bersikap seolah olah kamu tau nya aku gak ada masalah apa apa. Jadi sekarang, hapus air mata kamu. Jangan nangis lagi, Masa sahabat aku cengeng". Beruntung sekali ia memiliki sahabat seperti mereka

"Ayok coba mana senyum nya adek manis" Goda Kara disambut dengusan malas namun tak urung Yuna tetap tersenyum

"Nah gitu dong, kan cantik. Janji ya turutin apa kata aku jadi" Tuntut Kara sembari menyodorkan jadi kelingkingnya. Yang disambut oleh yuna

"Iya janji" jawab Yuna sambil tersenyum manis. Meskipun masih ada jejak air mata di pipi nya.

"Yaudah yuk kita ke kelas. Keburu bel bunyi". Ajak Kara menggandeng tangan Yuna.

Selama perjalanan kekelas banyak yang menyapa Kara sekedar mengatakan

"Lo kuat kara"

"Lo cewek baik kara"

"Semoga bahagia selalu Kara orang baik"

Dibalas oleh Kara dengan senyuman dan tak lupa mengucapkan terimakasih.
Lega rasanya, ternyata tidak semenyakit yang ia pikir selama ini.

"Oke, mari kita mulai lagi untuk kehidupan yang lebih indah" batin nya menyemangati diri sendiri











Hola guys
Kisah Lara kembali lagi
Semoga kalian suka sama part kali ini ya.
Oh ya, tolong bantu aku untuk mendeteksi typo ya.

Jangan lupa vote dan komen nya
Ingat pasword nya #SupportUMKM
Wkwkwk
See youu🔥

KISAH LARA (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang