SANG PENDENDAM

2.4K 39 8
                                    

Di malam jumat yang dipenuhi dengan hujan rintik-rintik, disudut jalan yang sangat amat jauh dari kata keramaian, terlihat seorang pria sedang dikejar-kejar oleh dua orang polisi .

Tap .. tap .. tap ..

Suara langkah kaki pria kurus itu berlari secepatnya menghindari kejaran polisi yang mengejarnya .

"Stopp!! atau akan saya tembak kaki anda," teriak salah satu polisi sembari mengacungkan sebuah pistol berwarna hitam ke arahnya.

Namun laki-laki itu tetap tidak menghiraukan kata-kata polisi yang sudah menyuruhnya berhenti .

"Saya akan berlari apapun yang terjadi, saya butuh uang ini untuk membayar pengobatan anak saya yang lagi sakit," gumam laki-laki tersebut.

DORR !! .. DORR !!

peluru panas pun keluar dari pistol berwarna hitam diikuti dengan suara letusan yang melesat sangat cepat sampai tak terlihat oleh mata telanjang, lalu mengenai sasaran tepat di jantung laki-laki didepannya.

Laki-laki itu langsung tersungkur lemas tak berdaya, ia tergeletak di jalanan dan terlihat tangannya memegang dadanya yang bercucuran darah. Selang beberapa detik, matanya terpejam.

"Kau gila don !! Kenapa kau tembak di bagian punggungnya. seharusnya kau tembak di bagian kakinya," ucap seorang polisi berbicara dengan bawahannya dengan nada panik.

"Maaf ndan, saya salah sasaran, tembakan saya meleset."

"Udah-udah kita harus tenang, coba kau cek urat nadinya, masih berdenyut atau tidak!"

setelah dicek, ternyata urat nadinya sudah tidak berdenyut sebagaimana mestinya

"Astaga ndan, urat nadinya sudah tidak berdenyut lagi," ucapnya panik

"Celaka !! Bisa panjang urusan. Kita harus buang mayatnya disungai sebelum ada orang lain yang melihatnya."

"Ba-baik ndan."

Mayat laki-laki bernasib sial itu langsung diangkat oleh kedua polisi tersebut, setelah itu mereka memasukan ke dalam mobil dinasnya untuk dibuang ke sungai.

"Pokoknya kau harus diam, jangan cerita siapa-siapa, mengerti!!"

"Mengerti ndan, maafkan saya sekali lagi, gara-gara saya situasinya jadi rumit."

"Sudahlah... Nasi sudah menjadi bubur," ucapnya sembari menghela napas.

*******

Setiba di pinggir sungai, mereka langsung memakirkan mobil dinasnya di bahu jalan, lalu kedua polisi tersebut dengan cepat dan sangat hati-hati mengeluarkan mayat laki-laki yang telah ditembaknya tadi.

Mereka berdua secara bersamaan menggotong mayat bernasib sial itu untuk dilempar ke sungai dari bahu jalan. ketika mereka bersiap mengambil ancang-ancang untuk melemparnya, tiba-tiba dompet mayat tersebut terjatuh dari saku celananya.

"Tunggu ndan, ada yang jatuh dari celananya."

"Coba kau cek dulu apa yang terjatuh."

Mereka berdua menghentikan aksinya sementara dan salah satu mereka memungut dompet yang terjatuh.

"Gilaaa .. duitnya banyak banget ndan. Ini gimana sayang-sayang klo dibuang bersama mayat ini."

"Iya juga, lebih baik kita ambil dan bagi dua aja duitnya, coba kau lihat namanya siapa di ktp."

"Baik ndan "

setelah dicek namanya yang tertera di ktp tersebut yaitu 'Fajar Prihatin'

"kasihan kau Fajar dari namanya aja udah Fajar Prihatin, sekarang mati mengenaskan. Maafkan saya Fajar. Saya menyesal." umpatnya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 02, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Tubuh Baru 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang