《《《PRESENT》》》
"Kankernya sudah hampir menguasai separuh tubuhnya, Yongsun.''
Kalimat bermaksud sama yang Hyejin ucapkan. Biarpun begitu fakta dari Hyejin belum terbiasa bagi Yongsun, acap kali setelah mendengar diagnosa Hyejin ia akan terdiam memikirkan bisa saja ada kesalahan di sini. Memang, keluhan anak itu makin lama makin menjadi-jadi, tersering mengeluhkan perutnya yang terasa melilit. Tapi, tidak bisakah Tuhan menjadikan keajaiban sekali saja dalam hal ini? Tidakkah bisa cerita ramai beredar bahwa begitu terbangun dari tidur dan penyakit parah itu bisa hilang dari tubuh Baekhyun terjadi?
"Tapi .... Baekhyun masih bisa sembuh, kan?"
Ia masih ingin mendapatkan keajaiban hingga bertanya seperti itu.
"Terlalu kecil kemungkinannya, aku sudah tidak bisa mengatakan iya kali ini."
Dokter cantik itu tak bisa lagi seperti dulu ketika ditanya apakah Baekhyun bisa terselamatkan lalu ia mengatakan 'Iya' dengan lantang, sekarang keyakinannya luntur.
"Omong kosong!''
Tidak perlu ada sahutan, Hyejin membiarkan umpatan tadi mengudara ke tiap sudut ruangannya. Toh, ia kadang kala mengucapkan itu apabila membaca ulang rekap pemeriksaan Baekhyun.
Baekhyun memburuk kian hari, kembali diulangi : Baekhyun tidak mau membaik.
Baekhyun sendiri yang dikira masih terlelap setelah pemeriksaan sebenarnya sudah berdiri di balik pintu ruangan Hyejin. Pintu yang tak tertutup rapat sebagai akses mendengar pembicaraan kedua wanita di dalam sana.
Kontradiksi.
Dua hari lalu kabar tersampaikan Luhan dinyatakan sembuh dari penyakitnya. Hanya sekian persen saja dari penyakit itu yang tersisa, dapat tersembuhkan dengan pola hidup sehat dan pantauan dokter sebulan sekali. Luhan membaik, Baekhyun tidak. Diakan berdosa, Luhan tidak. Yang hendak dberikan pengampunan Baekhyun bukan Luhan. Sadar akan itu, Baekhyun tak berlebihan keheranan. Pelan-pelan ia menjauhi ruangan Hyejin, kembali ke kamarnya. Berpura-pura terlelap kembali.
.
.
.
Changmin baru saja keluar dari kamar mandinya mendapati di ambang pintu kamar yang terbuka Baekhyun berdiri menatapnya. Ia mendekati Baekhyun sembari memberi delikan tajam.
"Untuk apa kau datang kesini?"
"Boleh melihat ibu sebentar?"
Membaca tulisan tersebut Changmin acuh, dari pada meladeni anak itu ia memilih akan menutup pintu kamar. Namun tindakanya itu segera dihadang Baekhyun, jelas Changmin marah Baekhyun berani menghalanginya. Baekhyun sendiri kembali menulis.
''Kumohon, aku tidak akan menganggu Ibu.''
Baekhyun berani meminta kali ini sebab ia teramat khawatir terhadap ibunya yang lima hari terbaring sakit. Ia tidak bisa hanya menunggu kabar dari Yongsun saja bagaimana perkembangan ibunya, maka dari itu ia memberanikan diri datang ke kamar orang tuanya dengan harapan diijinkan masuk.
''Jangan sampai membuatku marah Baekhyun, pergi dari kamar ini sekarang, aku tidak ingin istriku terganggu.''
Belum mau menyerah Baekhyun menggerakan bibir : ''Aku mohon .... ''
"Apa kau tuli! Keluar ... "
Drrrtt ... drrrt
Umpatan yang ingin Changmin keluarkan terhenti, teralihkan pada handphone miliknya berbuyi. Changmin segera mengangkat panggilan tersebut. Menjawab sapaan seseorang disebrang sana yang tak Baekhyun ketahui, Baekhyun hanya terus menatap ayahnya menunggu jawaban dari permintaannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Day Are A Struggle [CHANBAEK] [REMAKE]
FanfictionAkibat 'kebodohan' di masa lalu Baekhyun diasingkan dari hangatnya dekapan keluarga. Hidupnya berputar hanya tentang menebus dosa, dosa yang ia torehkan kepada kembarnya. Miliknya pergi, bahkan cintanya ia biarkan pergi demi penebusan dosa. Baekhyun...