《《《PRESENT》》》
kali ini malam datang bersama hujan. Deras air mata langit jatuh menimpa bumi, disertai angin kencang juga kilatan petir yang hadirnya menerangkan malam sesaat. Luhan gusar, Chanyeol belum juga pulang, lagi. Padahal jam hampir menyentuh pagi, pukul dua malam. Entah apa yang dikerjakan suaminya itu sampai-sampai larutnya ia kembali jauh lebih lama dari sebelumnya. Setidaknya seminggu lebih tingkah laku Chanyeol seperti itu, belum lagi Chanyeol yang jarang menikmati sarapan pagi dan lebih memilih segera berangkat kerja menjadikan Luhan tidak suka akan tingkah laku Chanyeol itu.
Luhan memeluk diri sendiri, menghalau dingin akibat lebat di luar sana tidak menunjukkan tanda ingin berhenti. Bosan berdiri menatap daun pintu ia beranjak kembali ke kamar, namun belum cukup lima kali melangkah suara pintu dipaksa membuka memutar haluan Luhan kembali. Luhan segera memegang kenop pintu, menebak jika itu Chanyeol ia pun membukannya.
Begitu terbuka Luhan langsung dihadiahi timpaan badan besar Chanyeol. Beruntung responnya sigap sehingga mereka tidak perlu terjatuh ke lantai seperti kemarin-kemarin. Chanyeol basah kuyup, mata lelaki tinggi itu setengah menutup, bisa Luhan hirup aroma alkohol dari napas Chanyeol. kebiasaan baru yang Luhan dapati hari-hari ini, belum absen Chanyeol kembali dengan tak terpengaruh alkohol. Menimbulkan tanda di benak ada apa gerangan dengan Chanyeol.
Susah payah Luhan tuntun tubuh berat Chanyeol ke arah sofa, membaringkan terlebih dulu Chanyeol disana guna mengganti pakaian suaminya sebelum memasuki kamar. Luhan bergerak cepat takut Chanyeol terkena dampak dari dingin yang menyelimuti malam.
Esok paginya Chanyeol jatuh sakit. Luhan tidak heran mengenai itu, sejak malam saja Chanyeol mengeluh dingin padahal dahi dan punggung mengeluarkan keringat deras, tidak berguna suhu kamar yang ia atur sehangat mungkin. Setelah memanggil dokter Luhan disarankan untuk rutin memberi Chanyeol obat penurun panas dan pereda sakit kepala setelah makan, Luhan juga diwejangkan mungkin saja Chanyeol akan susah makan karena lidahnya kebas efek lain dari demam.
Kini ia gantikan kompres di dahi Chanyeol, meminta bibi Jung membuatkan bubur hangat untuk Chanyeol. Mengatur letak selimut yang sedikit tersingkap karena pergerakan kecil Chanyeol. Luhan membersihkan anak rambut yang menutup dahi Chanyeol, membelai halus kening lelaki yang sangat ia cintai mengharapkan segera untuk kesembuhannya. Tiba-tiba getir senyumnya terpampang, semalam dalam keadaan tertidur Chanyeol bergerak gelisah seperti mendapat mimpi, awalnya hanya ada racauan random keluar dari mulut lelakinya itu, lalu sebuah nama disebut berulang-ulang, Luhan tertegun begitu nama orang lain terucap dari bibir Chanyeol, diucap penuh rintih seolah sosok pemilik nama bagian dari kesakitannya.
Bukan harapan air mata jatuh begitu saja. Dua hal penyebab air mata Luhan jatuh : paling pertama Chanyeol tidak menyebutkan namanya dalam mimpi melainkan orang lain, seperti memberitahukan ia tak begitu menetap dalam hati suaminya sendiri. Paling terakhir adalah nama yang Chanyeol sebutkan, Baekhyun. Chanyeol menyebut Baekhyun, bukan Luhan. Yang Chanyeol rintihkan kembarannya sendiri.
''Tuan Luhan.''
Panggilan dari bibi Jung menyadarkan Luhan, cepat-cepat menghapus air matanya lalu berbalik ke arah suara.
''Ada apa, Bi?''
''Buburnya sudah siap, apa saya antarkan kemari?''
''Oh, iya Bi antarkan saja, tolong sekalian isi ini juga.'' Luhan mendekati bibi Jung sembari memberikannya gelas kosong.
''Baik Tuan.'' Bibi Jung undur diri kembali ke dapur.
Dua hari berlalu panas Chanyeol belum lekas turun, Luhan yang khawatir memanggil lagi dokter memeriksa keadaan Chanyeol. Dan penuturan dokter mengatakan memang panas Chanyeol tidak menurun sejak terakhir kali ia periksa, namun untungnya panas Chanyeol juga tidak naik dari pemeriksaan awal. Dokter kembali memberikan tambahan dosis obat penurun panas, menghimbau agar tetap menghubunginya kembali jika keluhan Chanyeol lebih dari sekedar sakit kepala.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Day Are A Struggle [CHANBAEK] [REMAKE]
FanfictionAkibat 'kebodohan' di masa lalu Baekhyun diasingkan dari hangatnya dekapan keluarga. Hidupnya berputar hanya tentang menebus dosa, dosa yang ia torehkan kepada kembarnya. Miliknya pergi, bahkan cintanya ia biarkan pergi demi penebusan dosa. Baekhyun...