Chapter 30 : dia terlelap bukan tertidur

1.6K 211 26
                                    

《《《PRESENT》》》

26 bulan dilalui.

Bagi Chanyeol butuh waktu empat bulan memperbaiki mental sejak Yoora memberikannya sebuah alamat asing. Chanyeol tidak akan pernah mengaitkan alamat itu dengan apapun dari bagian dari dirinya, tidak pula masa lalunya, alamat itu asing ketika dikecap. Apabila Yoora tak menyuarakan sebuah kalimat menjurus pada dia yang ia rindu setengah mati, Chanyeol menemukan bagaimana alamat di pinggir kota itu menjadi berkaitan dengannya.

Sekali lagi, empat bulan. Chanyeol perlu menetapkan sikap, menentukan langkah sebelum mengambil kepastian. Perlu empat bulan baginya sebelum mengatur napas baik-baik, mengendarai kendaraan roda empatnya membela jalan kota menuju alamat pemberian Yoora.

Keringat dingin, telapak tangan yang memegang setir mobil bergantian ia gesekkan ke celana kain guna menghilangkan keringatnya. Chanyeol gelisah, debar jantungnya bertalu-talu tak karuan, makin jauh meninggalkan kota makin ketakutan itu menginvasi diri. Ada banyak yang menganggu pikir, masih ketakutan yang sama. Masih tentang, seperti apa dia yang tersalah disambut nantinya.

Baekhyun, yang dia kejar, akan memberikan kalimat pembuka seperti apa kala melihat dirinya hadir?

Berjam-jam mengendari mobil hanya berhenti begitu tangki mobil merengek kehausan bahan bakar, kanan kiri tidak ditemukan gedung-gedung tinggi berdinding kaca. Chanyeol memastikan ia tidak berada di kota kenyamanannya lagi, gunung-gunung pendek, pepohonan, dan padang rumput adalah pemandangan utama disetiap tepi jalan tol, memanjang jauh sebagai lintas utama mobil mewahnya bisa berlaju.

Semakin lama berkendara jalananan terasa bergelombang, Chanyeol tidak lagi melalui tol penghubung, roda kendaraan kadang melewati aspal rusak yang membuat mobil sering terguncang, jalan pun berbukit-bukit. Menemukan pertigaan jalan kemudian, Chanyeol memilih tetap lurus, dari ketinggian jalan di depan sana ia disuguhi hamparan laut, dari jauh perumahan khas desa dengan atap hampir berwarna sama terlihat. Seiring mendekati pedesaan laju mobil mulai melambat begitu jalur nampak mengecil, Chanyeol menepikkan mobilnya begitu terlihat pik up biru gelap dengan muatan pasir dari arah berlawanan. Membuka pintu mobil, sinar matahari langsung menghujani begitu ia keluar memastikan tak salah tempat ia tujui. Sebelah kiri jalan ladang padi yang mulai menguning, sebelah kanan beberapa petak ladang di tumbuhi sayuran, beberapa petaknya lagi kosong tanpa aktifitas. Ada pula penduduk desa sekali dua kali melalui jalan mengangkut hasil perkebunan.

Seorang pemuda melintas, membawa sekeranjang kentang habis panen.

"Permisi," Chanyeol menghentikan pemuda tersebut.

"I-iya."

"Apa disini tidak ada jalan lain yang lebih besar bisa dilewati mobil?" tanya Chanyeol.

Pemuda itu terdiam melirik mobil  Chanyeol sebentar, lalu kembali menatap sang pemilik.

"Hmmm, apa sebelum kesini anda melihat pertigaan yang jalan aspalnya lebih mulus?" Chanyeol mengangguk. "Anda seharusnya mengambil belokan yang di sana saja, kalau melewati jalan ini tidak ada. Ini belakang desa, biasanya yang lewat hanya kendaraan untuk ladang atau punya warga desa," jelasnya.

Chanyeol mengangguk paham lagi.

"Ah, seperti itu, kalau begitu terima kasih."

"Iya."

Chanyeol memasuki lagi mobilnya, seksama memutar mobil di jalan sempit tersebut, begitu berhasil ia membuka kaca jendela dan menyapa si pemuda untuk terakhir kali.

Pemuda yang membawa kentang mengikuti laju mobil Chanyeol menjauh. "Sepertinya orang kota. Baru kali ini lagi, biasanya yang sering datang dengan mobil mewah hanya Dokter Hyejin," monolognya.

My Day Are A Struggle [CHANBAEK] [REMAKE] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang