Chapter 16 : aneh

1.1K 177 29
                                    

《《《PRESENT》》》

"Dokter Hyejin. Mimisanku masih sering terjadi. Akhir-akhir ini juga demamku makin intens, rasanya seperti terbakar, bagian dalam perutku terasa aneh."

Tulis Baekhyun. Menjelaskan apa yang ia rasakan belakangan sesuai interuksi pertanyaan Hyejin. Sang Dokter menarikan pena di atas kertas menulis sesuatu yang entah apa artinya. Mimik wajahnya samar-samar datar terbaca, tetapi bila ingin meneliti lebih dalam tangannya bergetar untuk setiap kata yang Baekhyun ukirkan. Menurut Hyejin keadaan sedang bercanda. Baekhyun terlalu biasa memberi respon kala mengatakan penyakitnya makin brengsek. Sementara ia, muak dengan segala ketegaran yang dikeluarkan Baekhyun, Hyejin benci karena malah dirinya sendiri yang terenyuh sakit.

"Bagaimana dengan mualmu?" lanjutnya bertanya.

"Kemarin sore aku memuntahkan darah."

Terbaca separah itu tetapi tertebak sejak lama. Memangnya apa pula yang diharapkan dari setiap pemeriksaan ditiap minggunya? Keadaan lebih baik? Oh sungguh malang, terdengar penuh menyedihkan. Bila terus diulang berkali-kali yang menderita enggan memohon tindakan perbaikan.

"Baekhyun, kau masih sangat muda. Bagaimana jika." Tenggorokannya bergerak lebih dulu menelan saliva, "kita melakukan kemoterapi se-segera mungkin." Kedua mata yang bagi tiap pria mengatakan adalah netra indah tersensual milik dokter itu, yang sering memandang kuat penuh pemikat sekarang menunjukkan tatapan memohon dengan harapan. Dibalas dengan senyuman sebagai tanggapan awal oleh Baekhyun. Menulis sebentar.

"Sementara ini aku sangat takut. Mungkin begini saja lebih baik."

Hyejin memejam sebentar untuk balasan itu. Baekhyun belum pernah sampai detik ini memberikannya jawaban pasti. Selalu ambigu untuk Hyejin mengartikan kalimat-kalimat tersebut. Terlalu berliku ingin memahami seberapa besar ketakutan anak itu terhadap kenyataan.

Hyejin menghela. "Bisa tolong beritahu Yongsun masuk, ada yang ingin aku bicarakan dengannya berdua."

Baekhyun mengangguk paham.  Memberikan salam terima kasih untuk hari ini, beranjak keluar ruangan Hyejin dan memberitahu Yongsun yang tengah menunggu jika Hyejin ingin berbicara dengannya. Yongsun pun masuk menemui Hyejin. Bergantianlah Baekhyun menunggu, duduk tepat dibangku yang sebelumnya dipakai Yongsun. Sensasi hangat dipakai sebagai saksi berapa lama Yongsun menunggu sangat setia.

"Bagaimana?" Yongsun bertanya lebih dulu begitu bokongnya sukses menyentuh kursi dalam ruangan Hyejin.

"Besok antar Baekhyun kesini lagi. Aku masih perlu pemeriksaan lebih lanjut," ucap Hyejin. "Minggu depan aku akan bertanya pada dokter kenalanku. Dia seniorku, mungkin ada masukan darinya untuk menghambat penyakit itu sementara kita memaksa Baekhyun melakukan kemoterapi." Hyejin mengusap pelan wajahnya setelah berucap. Menunjukkan titik lelah dirupa cantiknya, menjamin jika mengurus penyakit separah itu ditambah pribadi serusak Baekhyun menguras kesehatan hati. Hyejin yakin seberapa lelahnya ia. Sama seperti apa yang Yongsun  alami selama ini. Mereka berdua sama-sama kelelahan menyaksikan cerita hidup sebiadab punya Baekhyun.

"Apa, Baekhyun menolak lagi?" Yongsun sebenarnya tahu jawaban tertepat. Hanya saja ada bagian dari dirinya memimpikan jawaban berbeda yang datang membawa angin segar.

"Baekhyun bilang. Dia takut, sementara waktu biarkan seperti itu saja dulu."

Dalam maksud lain Baekhyun takut apabila tahu ia makin memburuk. Menurut anak itu saat dipaksa melakukan pengobatan lebih dalam dan menolak, penyakit itu mengingatkannya pada dosa yang telah ia lakukan. Memberitahukan tiap saat jika laju waktu untuk manusia sepertinya adalah penebusan. Baekhyun sekeras itu ingin mengusir rasa bersalah yang mendiami selama ini, sesak hati juga pikiran kala dilagukan penderitaan-penderitaan hasil buah tangannya. Baekhyun dikejar-kejar tawa masa lalu.

My Day Are A Struggle [CHANBAEK] [REMAKE] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang