Arin si princess sekolah

19 1 0
                                    

Arin...
Primadona di sekolah, mendapat julukan sebagai princess nya sekolah.
Princess bagi sebagian besar orang merupakan sosok wanita yang cantik. Hanya sebatas itu saja,tapi berbeda bagi Riyan.Baginya,sosok Arin lebih dari yang orang lain kira,memang benar Arin merupakan wanita yang cantik,dan Riyan pun mengakui nya. Tapi ada yang lebih dari itu.
Hari itu,tanggal 15 September,Arin memiliki jadwal untuk kumpulan OSIS,guna untuk mempersiapkan pemilihan ketua OSIS baru.

"OMG!,gue lupa hari ini jadwal kumpulan OSIS."Arin yang mulai panik tak tahu apa yang harus di lakukan.

"Gue harus nelfon si salsa."Arin memberikan solusi untuk dirinya.

*Telfon masuk

"Halo,? Ada apa Rin?" Terdengar jelas suara lembut wanita keluar dari telfon genggam Arin.

"Eh,jadwal kumpulan OSIS jam berapa sih?,gue lupa."Arin
"Ya ampun,kan kemarin udah di bahas di grup,jadwal kumpul jam 10,sekarang masih jam 8,santai aja kali." Tegas seorang wanita tersebut yang bernama Salsa.

Salsa adalah teman baik sekaligus teman terdekat nya Arin,mereka berteman ketika Arin duduk di bangku sekolah dasar. Layaknya benda yang di rekatkan menggunakan lem super, persahabatan mereka sangat kuat,dan jika pergi kemanapun mereka selalu bersama,jika ada Arin,pasti ada salsa, begitupun sebaliknya.

"Udah ah gw mau lanjut tidur lagi,lumayan ada waktu 1 jam sebelum siap-siap ke sekolah." Jelas salsa dengan suara khas nya namun masih mengantuk.

"Oh oke Sa,makasih ya,gue jadi tenang dikit." Arin

"Iya sama sama." Salsa langsung menutup telfon dari Arin.

"Ih maen nutup telfon aja." Arin yang kesal kepada Salsa, melemparkan handphone nya ke kasur.

"Nyebelin banget si,tapi karna dia juga gue jadi tenang,makasi sa,lu emang temen terbaik gue." Ucap Arin dari hati kecil nya

Waktu menunjukkan pukul 9,satu jam lagi sebelum rapat OSIS di mulai,Arin sudah bersiap,namun tidak dengan Salsa yang masih sibuk dengan dunia mimpi nya.

"Eh lu dimana." Arin memberikan pesan singkat kepada Salsa lewat aplikasi chat.
30 menit berlalu,chat dari Arin tak kunjung di balas,Arin dengan segera berangkat ke sekolah menggunakan kendaraan umum.

*Telfon masuk

"Eh Rin,lu masih di rumah?"tanya Salsa kepada Arin dengan nada panik.

"Gue udah di kendaraan umum,kenapa?" Arin bertanya kepada Salsa.
"Gue kesiangan Rin." Balas Salsa dengan panik.
"Makanya tidur itu jangan kayak kebo." Arin dengan nada yang meninggi,langsung menutup telfon Salsa.
"Ih kok di matiin si?" Salsa dengan geram nya meremas pinggiran handphone dengan keras.
"Ah gue ga ada waktu lagi,saatnya mandi" Salsa yang bergegas.
Salsa termasuk anak yang aktif,sama halnya seperti Arin,mereka memiliki hobi yang sama, kegiatan sekolah yang sama.

Sesampainya Salsa di sekolah,dia melihat Arin yang sedang memasuki kelas, Salsa yang melihatnya waktu itupun segera lari mengejar Arin.

"Arin!" Salsa berteriak memanggil dengan nafas ter engah-engah karna kecapekan lari.
"Huh!,cape juga ya."

" Lu kenapa?"

"Lu ga liat gue lagi cape?" Salsa emosi

"Engga,hehe." Ia menyeringai

"Parah lu!" Salsa

"Udah,ayo masuk 10 menit lagi rapat di mulai." Jelas Arin kepada Salsa

"Ya udah iya ayo" dengan nada malas nya Salsa,dan nafas nya yang masih ter engah-engah.

Arin dan Salsa memasuki ruangan kelas yang ukuran nya kurang lebih 5x6 meter. Mereka duduk di bangku yang telah di siapkan,tak lama berselang,seorang wanita berdiri di depan pintu,dengan tinggi yang terbilang mungil, kira kira 160cm.

   Hujan yang memberi kesanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang