Mencium tanah

9 1 0
                                    

    Pagi itu,pukul 05.15,Riyan terbangun dari mimpinya,karena mimpi yang buruk. Pagi itu dia bermimpi apa yang tak ingin di impikan.

    "Ahhh!." Riyan terbangun dari mimpinya dengan nafas ter engah-engah.

    "Mimpi gue ga enak banget sih!" Riyan dengan perasaan kesal nya,segera melempar kan guling yang ada di samping nya.
    
     "Tenang,gue harus tenang. Itu semua cuma mimpi,cuma bunga tidur." Riyan meyakinkan diri nya.

     Riyan segera bangun dari tempat tidur nya,segera mengambil air wudhu untuk melaksanakan sholat subuh.
   Setelah mencuci muka, Riyan merasa lebih segar, meskipun masih terbesit di fikiran nya mimpi itu.

     "Alhamdulillah,gue tenang dikit." Riyan mengucap syukur karena merasa lebih tenang.

   Jam menunjukkan pukul 8 pagi. Ini adalah waktu Riyan untuk sarapan,mencari ke meja makan,tetapi belum menemukan makanan yang ter saji di meja tersebut.

     "Mah,belum ada sarapan? Riyan bertanya kepada ibunya.

     "Ini nak,ibu bawakan untuk kamu,2 potong roti di tambah selai coklat kesukaan kamu." Ibu Riyan membawa piring dengan senyuman di wajahnya, menghantarkan nya ke meja makan untuk di makan Riyan.
 
     "Kamu hari ini engga sekolah,nak? Tanya ibu Riyan kepada Riyan.

     "Engga,Bu. Kan hari ini Riyan daring,jadi santai."Riyan menjelaskan dengan mulut yang di penuhi roti.

     "Abisin dulu roti nya,telan dulu baru bicara." Ibu Riyan.

     "Hehehe,maaf mah." Riyan sambil tertawa cengengesan.

     "Udah ya,ibu mau nyapu halaman dulu." Ibu Riyan berangkat dari kursi makan nya,menuju pintu depan rumah,mengambil sapu lidi yang tersandar di dinding.

     "Iya mah." Riyan menjawab ibu nya yang sudah mulai melangkah.

     Setelah sarapan,Riyan menuju kamar nya,berniat ingin membaca sebuah novel. Namun,notifikasi chat yang masuk ke smartphone nya membuat fokus nya teralihkan.

     *Di buka, penerimaan murid karate baru.

     "Riyan yang membaca chat tersebut langsung girang. Melompat dari kasurnya,ibu nya yang di luar pun, sampai masuk ke dalam kamar Riyan dan bertanya.

     "Kamu kenapa nak?" Tanya ibu Riyan.

     "Ini,Bu. Ada penerimaan murid karate baru, Riyan mau daftar,pengen nostalgia waktu SD.

   Riyan pernah mengikuti karate ketika duduk di bangku SD.

     "Oh bagus itu nak,kapan di mulai latihan nya?" Ibu Riyan kembali bertanya.

     "Hari ini, Bu." Riyan dengan wajah girang bahagia nya,seolah menelan sikap cuek nya.

     "Oh,kalo begitu,kamu siap siap gih." Ibu Riyan

     "Latihan nya nanti Bu,jam 3 sore." Riyan kembali menjelaskan.

     "Oh, gituu." Ibu Riyan sembari mengangguk.

     "Eh,Bu. Baju Tegi Riyan masih ada ga bu? Riyan bertanya tentang baju karate nya,baju karate di sebut Tegi.

      "Kalo ga salah,masih ada. Cuman kan itu baju kamu waktu SD,emang masih muat?" Tanya ibu Riyan dengan alis terangkat.

      "Di coba aja dulu,Bu. kalo emang ga muat,se enggak nya Riyan mengenang masa masa indah SD." Riyan dengan senyum yang merekah.

      "Ya sudah,ibu mau lanjut nyapu lagi,kamu jangan-lompat di kasur,udah SMA,nanti kasur nya jebol." Jawab Ibu Riyan dengan tersenyum.

   Hujan yang memberi kesanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang