kesalahan

133 14 0
                                    

"Ini hari ini kayanya kita bener bener di hadshot sama Sean sama Dipta deh, pala gue serasa mau meledak." ujar Juno dengan memegang kepalanya seakan akan mau pecah.

"Lebay anjing, kaya punya otak buat mikir aja." ujar Najana dengan sewot.

"Lo sewot terus sama gue, suka sama gue mampus lo." ujar Juno dengan kesal.

"Sumpah ya, ini GUE GAK LAGI ULANG TAHUN LO YA SEANAN DIPTA, tapi lo berdua buat gue spot jantung." ujar Chairo dengan heboh.

"Berisik deh lo." ujar Purnama yang berada di sampingnya.

"Bacot." saut Chairo.

Sedangkan dua makhluk yang menjadi sasarannya hanya diam duduk di kelilingi teman teman mereka.

"Gue kecewa nih ah, jangan bilang gue doang yang nganggep deket, kalo lo mah enggak." ujar Mischa kepada Dipta dengan kesal.

"Tau nih pak bos, diem diem aja, nganggep kita deket gak sih? apa jangan jangan perasaan ku bertepuk sebelah tangan juga?" ujar James dengan Sok drama.

"Drama anjing lo." Leonil menggeplak kepala temannya itu dengan pelan.

"Anjing Le." ujar James dengan kesal.

Seanan dan juga Dipta menghela napas secara bersamaan. Saat Dipta ingin mengatakan sesuatu, sudah lebih dahulu di potong oleh Bigail.

"Eits sebelum lo berdua ngomong, terus nyalahin gue sama Metara, gue mau minta maaf duluan nih hehe, maaf gue keceplosan, terus si Metara ya maklum lah ya emang anaknya polos jadi maafin deh Se Dip kita berdua gak sengaja." ujar Bigail sambil menyengir dengan kikuk.

Lagi dan lagi Seanan maupun Dipta hanya bisa menghela napasnya dengan berat. Mungkin memang ini saatnya teman temannya pada tau bahwa mereka sudah sangat jauh dalam hubungan persahabatan ini.

"Enggak gitu guys, enggak ada difikiran kita mikir, kalo kita itu gak deket sama kalian, enggak ada sumpah, gue sama Seanan emang udah saling setuju, hubungan ini kita doang berdua yang tau, kita gak mau buat anak Arsitektur sama anak Teknik nyangka yang enggak enggak." ujar Dipta dengan memandang Mischa secara serius.

Seanan hanya bisa mengangguk dan membenarkan apa yang diucapkan oleh Dipta.

"Jadi please jangan ada yang marah ya, kita enggak maksud gimana gimana kok." ujar Dipta lagi karena jujur dia takut, jika teman temannya itu marah kepada dirinya.

"Tapi kita kecewa banget," ujar Bayu dengan kesal.

"Iya maaf." ujar Dipta dengan lirih.

"Jangan bilang lo udah tau bang?" tanya Bayu lagi kepada Wintang.

"Iya tau, tapi gue...." Wintang belum kelar menjelaskan, Bayu sudah lebih dahulu meninggalkan ruang tamu mau tak mau Wintang mengejar Bayu dengan cepat.

Sedangkan Surya sedang menenangkan Mischa yang terus menggerutu karena Dipta sahabat dekatnya sahabat sebrang bangkunya itu tidak jujur kepadanya, sedangkan Mischa selalu terbuka oleh Dipta, bahkan tentang ia yang sangat suka memakai celana dalam Surya pun ia terbuka kepada Dipta.

Chairo masih terdiam dengan teman teman Seanan yang lain, namun ada satu pasang mata yang sangat menyeramkan menurut Dipta. Ia yakin, semua akan rumit sesudah dari ini. Dia ingin menghilang saja. Dipta tak berani menatap sepasang mata tersebut yang meliriknya dengan tajam.

"Sejak kapan?" tanya Renjana akhirnya membuka suara dengan pandangannya yang menusuk kearah Dipta. Sesosok yang ditakuti oleh Dipta jika sudah membuka suara. Dipta memilih bungkam.

"Sejak kapannya, lo gak perlu tau, ini hubungan gue sama Dipta." saut Seanan dengan tegas kepada adiknya itu.

"Tapi gue adik lo, jadi wajar gue mau tau." ujar Renjana dengan kesal dan mulai meninggikan suaranya.

"Cih adik lo bilang? Apa gue harus nyadarin lo? inget status lo Renjana?" ujar Seanan dengan kesal, ia kemudian menarik lengan Dipta untuk berdiri dari duduknya, namun sudah lebih dahulu di hadang oleh Renjana.

"Lo ngerti perasaan gue gak sih?" tanya Renjana dengan emosi, sampai menunjuk dada Seanan. Dipta hanya bisa menunduk dan masih menggenggam lengan Seanan dengan erat.

"Jangan pernah bahas tentang perasaan di antara kita, karena sampai kapanpun gue sama lo gak akan pernah bisa jadi kita, gue benci lo, kalo boleh gue minta sama Tuhan buat lo menghilang dari hidup gue selamanya." ujar Seanan dengan tak kalah emosinya.

Renjana yang mendengar itu dengan kesal pergi dari hadapan Seanan entah pergi kemana, semua pasang mata diruangan tamu itu hanya bisa diam menyaksikan sesuatu kejadian barusan yang seperti drama untuk mereka.

"Gue gak ngerti." ujar Purnama dengan lirih.

"Apa lagi gue, lo tau sendiri kan, Sean gak pernah terbuka tentang masalah keluarganya." ujar James dengan pelan.

"Jadi kita harus apa?" tanya Leonil dan di hadiahi gelengan oleh teman temannya, namun Berbeda dengan Bigail.

"Kita tunggu aja sampai dia sendiri yang cerita sama kita, inget kita gak boleh nuntut dia buat dia kasih tau kekita semuanya tentang permasalahan dia, biar gimanapun dia masih punya privasi, begitupun tentang kejadian dia FWBan sama Dipta, itu pilihan dia, lagi juga dia gak ngerugiin kita semua kan?, please gue mau lo semua harus lebih dewasa buat mikir masalah ini, karena pelarian dia dari semua masalah yang kita gak tau itu selain ke Dipta, ya kekita." ujar Bigail dengan serius tanpa ada embel embel tertawa dengan renyah.

"Lo tau semua masalah dia Bi?" tanya Purnama dengan serius.

"Enggak, gue bahkan gak tau sama sekali masalah dia sama keluarganya, yang kita tau hubungan dia sama keluarganya gak baik baik aja kan, tapi dia gak pernah cerita, makanya kita tunggu aja, minimal nih kita menghargai dia lah, buat gak marah ke dia gitu, karena gue kalo di posisi dia pasti juga ngelakuin hal yang sama sih bakalan diem diem dari kalian gue gak mau aja jadi beban lo pada." ujar Bigail.

"Sotoy." ujar Leonil dengan meraup wajah Bigail dengan satu tangannya.

Semua yang melihat itu langsung tertawa dengan kencang.

"Emang bangsat Leonil, gak suka banget kayanya lo sama gue." ujar Bigail dengan kesal.

"Udah udah, yaudah, intinya awas aja lo pada, musuhin bos gue, bakalan gue garuk muka lo satu satu." ujar Jeno sambil memperlihatkan kepalan tangannya kepada teman temannya itu, lalu mereka langsung keluar dari ruang tamu bersama sama entah ingin pergi kemana.

"Kita harusnya bisa kaya mereka gak sih? kita keterlaluan gak sih tadi sama Dipta? kita mojokin dia sendirian." ujar Mischa yang mulai mereda amarnya dan digantikan dengan rasa bersalah.

"Kan udah gue bilang, harus sabar, biar gimanapun Dipta pasti adalasan lainnya apa yang dibilang Bigail tadi bener, enggak harus kan kita ngetahuin rahasia mereka berdua, mereka juga ada privasi." ujar Surya sambil mengusap pucuk kepala Mischa yang berada di dadanya menyender dengan aman dan nyaman.

"Minta maaf ya nanti sama Dipta, dia kan juga ngakuin kalo dia salah?" ujar Surya dengan lembut kepada Mischa.

Chairo maupun Bintang benar benar terdiam terutama Bintang, dia yang tahu semua permasalahan Dipta hanya bisa diam. Jika Ia membela, Dipta pasti akan marah kepadanya, karena Dipta lebih memilih dia yang disalahi oleh teman temannya itu.

Ohm Seanan Raheswara (OhmNonxNCT) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang