"Udah Bon, gue gak apa apa kok." ujar Dipta sambil mengusap punggung Seanan dengan pelan.
"Gak bisa diem aja nih gue, lo dimusuhin anak arsitektur masa gue diem aja." ujar Seanan dengan gelisah sambil memegang stir mobilnya dengan erat.
Dipta hanya diam dan mematung, dia heran mengapa Seanan yang menjadi panik dan gelisah karena dirinya yang dimusuhi oleh teman temannya.
"Lagi kenapa sih kalo gue di musuhin, kan gue masih bisa balik sama anak Teknik, ya meski gue tau si Bigail gak mau banget duduk di belakang." ujar Dipta dengan pelan.
"Bukan gitu maksudnya Dip, lo mikir aja, kalo lo musuhin nanti lo gak ada temen lo jadi sedih lo jadi sendirian gue kan gak mau liat lo sedih sama sendirian nanti gak ada yang bisa buat gue jadiin alesan buat ketemu sama lo." ujar Seanan dengan serius.
"Hah? Maksudnya? Ya kalo lo mau ketemu mah ketemu aja kenapa harus ada alesannya?" tanya Dipta dengan mengerutkan keningnya.
"Ya kan lo doang yang damai sama anak teknik, kalo yang lain temen temen lo tuh, gak bisa damai sama anak teknik, kalo gue samperin lo ke gedung arsi terus bilang, mau ketemuan sama si dipta bisa bisa gue di keroyok anak arsi, kalo gue bareng sama yang lain ke gedung arsi dengan alesan mau berantem sama temen temen lo kan gue jadi bisa ketemu." ujar Seanan.
"Anjing banget, kemarin aja lo ke gedung arsi karena gue gak bales chat lo kan?" ujar Dipta dengan menatap Seanan secara dalam.
"Ya... Itu kan cuman emmm apa ya cuman..." Seanan yang bingung langsung menggarukan kepalanya yang tak gatal.
"Cuman takut sama perhatian kan sama gue?" tebak Dipta dengan telak.
Seanan langsung menghela napasnya dengan kesal karena apa yang di tebak benar adanya. Seanan tidak bisa melihat Dipta hanya seorang diri, dia tidak ingin Dipta merasakan kesendirian, karena ia tahu jika Seanan sedang brengsek maka Dipta akan merasa diabaikan hingga merasa ia sendirian, maka ia tidak ingin Dipta larut dalam kubangan yang Seanan buat untuk mendorong Dipta berteman dengan teman temannya itu.
"Gue gak mau kalo gue lagi kumat brengsek nya terus gak ada yang jagain lo." ujar Seanan dengan pelan.
"Ya jangan jadi brengsek." ujar Dipta dengan lirih.
"Lagi coba."
"Tapi... Kalo gagal gimana?" tanya Seanan dengan ragu.
"Ya coba lagi, usaha tidak mengkhianati hasil, kecuali kalo lo yang mengkhianati usaha lo ya gak akan berhasil." ujar Dipta.
"Ya gue juga tau, tapi kan satu satunya jalan biar gue gak ngebrengsekin cewe cewe diluar sana gue harus sama lo terus." ujar Seanan sambil mengambil lengan Dipta untuk ia genggam.
"Yaudah bikin semuanya dua empat pertujuh sama gue." ujar Dipta.
"Mikir anjing, lu aja ketua gue juga ketua sama sama kuliah belom lagi kerkom belom lagi ada kegiatan ekskul." ujar Seanan dengan kesal.
"Tolol di pelihara, diluar jam kuliah, lo bisa ngintilin gue atau gak gue ngintilin lo, kan gampang, buat semuanya jadi simple dasar ribet." ujar Dipta dengan ikutan kesal.
"Emang ye seorang Dipta gak bisa di ajak miras bangsat." ujar Seanan sambil membuang lengan Dipta dan langsung mendapatkan pelototan dari sang empu.
"Apaan sih lo."
"Lo ngomong gampang bisa gini gini, ngejalaninnya susah, lagian kalo gue ngintil ke lo yang ada anak arsi makin berang sama gue asu, kalo lo yang ngintil ke gue yang ada ciwi ciwi teknik nyerbu lo, enggak ada deh gak segampang itu." ujar Seanan dengan kesal.
"Lah iya juga ya." ujar Dipta
Suasana mendadak menjadi hening, dengan Seanan dan Dipta yang menyelam kedalam fikirannya masing masing.
"Aaaaaa gue tau." ujar Seanan memecahkan keheningan.
"Apa?" tanya Dipta.
"Ngewe sama gue dimanapun dan kapanpun." ujar Seanan dengan enteng.
Plak
Dipta dengan kesal langsung menggeplak kepala Seanan yang menurutnya sangat tolok bahkan lebih tolol dari dirinya.
"Lo kalo sekali ngasih ide bener bener kaya anjing banget, gak ngotak nya lebih dari gue deh kayanya." ujar Dipta dengan berkacak pinggang.
"Ya kan kalo gue sibuk genjot lo, gue jadi gak brengsek lagi kesemua orang." ujar Seanan dengan menghela napasnya.
"Ya gak gitu juga, lagian kenapa sih fokusnya ke ciwi ciwi, kan lo juga banyak dikejar cowo cowo." ujar Dipta dengan penasaran.
"Mereka taunya gue straight." ujar Seanan.
"Ohh."
"Jadi gimana ini solusinya, ngobrol sama lo hampir setengah jam tapi gak menghasilkan sebuah ide sama sekali heran gue." ujar Seanan dengan pasrah.
"Yaudah kita jalanin aja dulu, gue juga lagi mau cari angin, lagi gak mau di villa, belom siap ketemu temen temen gue." ujar Dipta, Seanan yang tahu maksud Dipta langsung menyalakan mobilnya dan langsung pergi dari perkarangan Vila tersebut.
.
"Lah pak bos mau kemana?" tanya Juno sambil melihat mobil Seanan yang mulai menjauhi perkarangan Villa.
"Enggak tau, biarin aja, biar mereka healing." ujar Bigail.
"Healing healing samape hilang maksud lo?" tanya Leonil.
"Ya gak gitu jancuk, lo nyumpahin temen lo ilang." tanya Bigail dengan kesal.
"Hustttt bacot banget sih lo pada, mereka kan punya Maps, bisa pergi pake Maps jaman udah canggih masih aja mikirin ilang di puncak." ujar James dengan kesal.
"Udah sih, mereka udah gede coy." ujar Purnama menimpali.
"Gak ada yang bilang mereka bocil Pur." ujar Metara dengan kesal.
"Au amat deh," Purnama langsung masuk kedalam kamarnya.
"Ini pada mau ngapain nih? ketuanya aja lagi Healing berduaan lah kita kita ngapain?" tanya Bigail dengan bingung.
"Udah lah istirahat dulu aja, biar nanti kalo ketua kita balik, kita semua udah berkepala dingin." ujar Juno.
"Tumben bener otak lo." ujar Metara.
"Sumpah? Lo ngomong sama gue kek gitu? Selama ini lo fikir gue gak bener apa otaknya." ujar Juno dengan kesal.
"Enggak Jun." ujar Leonil.
"Bangsat banget punya temen kaya asu semua." Juno menatap kesal kearah teman temannya yang sedang duduk damai di kamar James itu.
"Ay ke kolam yuk? mau berenang nih." ujar Metara tiba tiba kepada Bigail.
"Dih anjing, geli ay ay ay, ayam maksud lo." ujar James dengan memperlihatkan tampang gelinya.
"Sirik banget jomblo, mending lo gebet tuh Renajan, nanti jadi couple sarkas." ujar Bigail.
"Maksud kisut? Fak lo mah demen liat gue sengsara." ujar James dengan kesal.
"Siapa juga yang mau sama lo anjing." ujar Renjana secara tiba tiba sudah berada didepan pintu kamar.
"Anjing! Kaget gue, kaya jelangkung lo, dateng tak diantar pulang tak di jemput." ujar James dengan memegang dadanya.
"Bangsat abis lo, keluar lo semua dari kamar gue." teriak Renjana dengan kesal membuat James benar benar terdiam.
Karena selama ini jika ia berdebat dengan Renjana, pria itu tidak pernah sekacau sekarang.
.
.
.
.Hy semuanya hehe maaf ya lama gak update aku dari kemarin gak bisa update karena lagi sibuk RL jadi tolong maklumi ya 😭🙏
KAMU SEDANG MEMBACA
Ohm Seanan Raheswara (OhmNonxNCT)
RandomNanon Pradipta Amerti Satu nama yang sangat Ohm hapal dengan mudah tanpa harus berjabat tangan terlebih dahulu oleh nya. "luka harus di sembukan oleh Dipta." -Ohm Seanan Raheswara ⚠️BXB ⚠️hars word ⚠️slight 🔞