"Dip lo tau gak sih..." belum kelar Seanan berbicara sudah lebih dahulu di potong oleh Dipta.
"Enggak." dengan tampang polosnya.
"Ya kan gue belom kasih tau lo elah." ujar Seanan.
"Iya apa?" tanya Dipta sambil memandang langit kamarnya.
"Gue ngerasa udah capek banget sama Ily deh." ujar Seanan dengan hembusan nafas yang sangat berat.
"Kenapa?" tanya Dipta serius, Dipta tau kali ini Seanan sedang butuh waktu yang serius, sedang butuh waktu mengobrol dengan serius oleh dirinya.
"Dua tahun belakangan ini, gue ngerasa tuh dunia gue gak seindah dulu aja gak tau kenapa, bayangin hampir dua empat pertujuh tuh gue salalu habisin sama dia, bahkan untuk sekedar kumpul sama anak anak lain aja tuh gue juga harus tetep berdua sama dia terus ya bisa dibilang gue gak bisa duduk dengan tenang ngobrol nyablak kaya dulu." ujar Seanan sambil melihat kearah lockscreen handphone nya yang berisikan foto dirinya dan juga Ily.
"Kenapa baru nyadar sekarang?" ujar Dipta didalam hatinya. Namun dirinya tak mungkin berkata seperti itu, yang ada Seanan tidak jadi bercerita dengannya.
"Ya terus lo mau nya gimana sama Ily sekarang?" tanya Dipta sambil merubah tatanan duduknya dengan bersila yang semula adalah tiduran.
"Gue gak tau gue bingung, disatu sisi gue sayang dia banget, tapi di satu sisi juga gue tuh agak capek sama peraturan peraturan yang dia buat, gak boleh ngerokok lah depan dia, gak boleh ngomong kasar lah sama dia, gak boleh nge chat lo lah... Ehhh." Seanan langsung membekap mulutnya yang keceplosan itu.
"Oh gue paham, pantes susah banget gue ketemu sama lo nya, ternyata gitu, posesif dan toxic juga ya pacar lo." ujar Dipta yang sungguh kesal kepada pacar sahabatnya itu.
"Enggak Dip, bukan gitu maksudnya, bukan lo doang kok, tapi seluruh temen temen gue, termasuk temen futsal gue." ujar Seanan dengan helaan nafas yang lagi lagi berat.
"Toxic ya anjing cara pacaran lo? dan apa? Lo masih nerima hubungan kaya gitu? gak sehat, bukan lo banget Se," Dipta memalingkan wajahnya kearah lain karena terlanjur marah dengan sikap sahabatnya ini.
"Bucin boleh, goblok jangan Se, gue agak kesel denger cerita lo, tapi ya gue sebagai sahabat lo, cuman bisa kasih kata kata mutiara yang kadang gobloknya lo bikin kata kata gue jadi kaya sampah yang awalnya doang dilakuin tapi besoknya lo langgar lagi besok nya balikan lagi mengcapek." ujar Dipta.
"Ya maaf, makanya ajarin gue biar gue gak bucin," ujar Seanan dengan sungguh sungguh.
"Etsss jangan lah," Dipta langsung mengarahkan pandangannya kearah wajah Seanan.
"Lah?"
"Ya jangan anjing, gue belum pernah lo bucinin." ujar Dipta dengan kesal.
"Oh jadi lo mau gue bucinin? Mengnajis banget lo, gue males ngebucinin orang jarang mandi kek lo." ujar Seanan sambil mengambil alih tubuh Dipta menuju dadanya dan dia dekap dengan erat.
"Fuck."
"Hahaha makanya FWB an sama gue biar gue bisa bucinin lo." ujar Seanan dengan iseng. Namun Dipta tak mau kehilangan kesempatan kali ini, dia langsung membalikan badannya dan mendorong badan Seanan menjadi terlentang.
"Demi? lo ngapain anjing, jangan duduk diatas titit gue Dipta." ujar Seanan dengan kaget.
"Ya katanya tadi ngajak FWB an." ujar Dipta dengan mendekatkan wajahnya kearah wajah Seanan.
"Ohm Seanan Raheswara, ayo FWB an sama gue." ujar Dipta dengan seduktif.
"Fuck, gila nih anak." Seanan yang mulai dan Seanan juga yang kepusingan dengan tingkah laku Dipta.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ohm Seanan Raheswara (OhmNonxNCT)
AléatoireNanon Pradipta Amerti Satu nama yang sangat Ohm hapal dengan mudah tanpa harus berjabat tangan terlebih dahulu oleh nya. "luka harus di sembukan oleh Dipta." -Ohm Seanan Raheswara ⚠️BXB ⚠️hars word ⚠️slight 🔞