Jangan lupa vote yaa, happy reading! <3
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.Senyum itu selalu hangat bagi Gojo, wajah beserta rambutnya terlihat lebih fresh dari biasanya. Gojo menatapnya lembut sambil tersenyum kecil, Utahime tak menyadari hal tersebut-Gray melihat raut wajah Gojo begitu ceria dari biasanya, Gray tahu, dan ikut tersenyum dalam pangkuan Utahime.
"Tante.."
"Hm? Kenapa?"
"Tante bakal selalu sama Gray, dan papa kan?"
"... iya." Gray memeluk Utahime erat, begitu pun sebaliknya.
"Ehem, ini gak ada yang mau peluk papa?"
"Gak." Utahime menggendong Gray lalu memberikan giliran kepada Gojo untuk mengendongi Gray.
"Ayo makan malam," Kedua manusia yang memiliki paras menawan, dan mata salju itu mengangguk setuju. Mereka bertiga berjalan ke bawah untuk makan malam.
-
• Perusahaan GPI
"Hime?"
"Hah- kenapa?"
"Ini dokumen yang lo minta,"
"Ohh iya, thank's pacar Geto." Shoko memutar bola matanya malas, diambilnya kursi kosong di samping Utahime untuk duduk.
"Ada masalah? Tumben-tumbenan lo bengong gitu, Gojo apain lo?"
"Gapapa, gak ada kaitannya sama Gojo kok."
"Emang lo kira gue gak tau gimana diri lo?" Utahime menangkupkan wajahnya di kedua tangan miliknya, Shoko mengerti tingkah sahabat sekaligus teman kerjanya ini-pasti ada sesuatu yang mengganggu dirinya.
"Gue kangen.." Shoko tak membalas perkataan Utahime, karena Shoko tahu bahwa perkataan itu pasti belum benar-benar selesai.
"Gue kangen papa gue, setiap gue liat Gojo.. gue selalu selalu ngerasa nyesek bahkan gue beberapa kali ngebayangin Gojo itu ayah gue. Gue tau gue salah tapi-" Shoko memeluk sahabatnya itu, air mata itu lolos begitu saja. Merindukan seseorang bahkan yang sudah pergi untuk selamanya-tidak semudah yang kalian bayangkan.
"Gue pengen pergi dari rumah itu, tapi gue juga pengen tetep disana." Isak Utahime pelan, tangan Shoko sedari tadi mengelus pelan puncak kepala Utahime.
Langit mendung pada pagi hari itu menjadi penghalang Gojo untuk bertemu dengan seseorang, terbesit rasa tidak suka ketika melihat langit mendung tersebut. Gojo duduk di kursi ruang kerjanya lalu mulai mengerjakan berkas di hadapannya dengan terpaksa.
Ketukan pintu itu membuat Gojo berhenti mengerjakan berkas-berkas tersebut, Gojo mempersilahkan orang tersebut untuk masuk. Ada sedikit harapan yang Gojo inginkan.
"Permisi, buat meeting besok," sayangnya harapan itu langsung pupus.
"Taruh aja di meja, nanti gue periksa," cuek Gojo. Geto menaruh berkas tersebut, dan mulai beralih menatap Gojo sambil menghela nafas kasar.
"Kenapa lagi lo? Suram bener, bukannya nanti Gray kesini?"
"Hari ini Gray main sama bibi, jadinya gak kesini." Gojo memainkan kursi ruang kantornya dengan memutar-mutarnya sambil melihat langit putih ruang kerjanya.
"Biar gue tebak, tentang Utahime kan?" Gojo melirik sebentar ke arah Geto lalu kembali melihat langit putih ruang kerjanya.
"Gue udah bilang kan? Utahime itu beda, gue tau mungkin lo udah naruh perasaan bahkan mungkin harapan ke dirinya. Tapi Utahime sama dia beda, dan bakal tetep beda." Geto pamit keluar dengan langkah menahan emosi, Geto tahu apa yang Gojo pikirkan tentang Utahime. Meski terlihat biasa saja di mata orang lain, tapi tidak bagi Geto.
KAMU SEDANG MEMBACA
taste like you - Gojo x Utahime . [REVISI]
RomanceBerawal dari pertemuan yang tidak disengaja, dan berujung kisah pahit untuk selamanya. Waktu terus berjalan, perasaan semakin lama semakin tak terkontrol, dan air mata terus jatuh tanpa aba-aba. Dinamakan apa ini? photo by : @diiier on weit+pinteres...