6

35.3K 2.9K 47
                                    

"Alea, kamu suka laki-laki yang seperti apa?"

"...."

Hening

Alea melirik David yang sedang menatapnya intens, dia jadi merasa terintimidasi. Laki-laki ya? Dikehidupan sebelumnya, dia tidak pernah memikirkan hal itu. Alea kembali mengamati pudingnya, apa ia harus menjawab pertanyaan dari papanya itu? Jawab seperlunya ajalaa.

"Pintar, kaya, tinggi, dan...." Alea menggantungkan jawabannya, memakan puding yang tersisa sembari berpikir. Wajah seseorang tiba-tiba terlintas di kepalanya.

"Tampan," lanjut Alea.

Mendengar itu, David menaikkan sudut bibirnya sedikittt. Ternyata Alea memiliki selera yang bagus, sepertinya menyukai bocah Vernando itu hanya ke khilafan semata.

Merasa suasana hatinya membaik dan mendapat info bagus, David berdiri dan meninggalkan meja makan tanpa mengucapkan satu katapun pada Alea yang ditinggal sendiri.

"Raka, carikan beberapa laki-laki muda yang seperti saya," ucap David saat memasuki ruang kerjanya.

Caraka, pria berumur awal 30 tahun itu membenarkan letak posisi kacamatanya. "Ya?"

"Kumpulkan data laki-laki muda yang tampan, kaya, pintar, dan tinggi. Kemudian seleksi mereka untuk dimasukkan ke list calon tunangan my little princess," ucap David, ada nada bangga disana. "Pastikan sikapnya tidak kurang ajar, ringan tangan, sombong. Harus mandiri, dan bertanggung jawab agar tidak menyusahkan Alea," lanjutnya.

Caraka mengerutkan keningnya, tapi tetap mengangguk. Calon tunangan? Untuk Alea? Gadis manis banyak tingkah yang tidak tahu kalo papa dan para saudaranya sangat bucin mampus terhadapnya itu? Caraka menghela nafasnya pelan, pasti akan muncul kesalah pahaman lainnya lagi ini.

***

Alea menaiki tangga menuju kamarnya dilantai dua, gadis itu bertemu dengan Seno yang akan turun kebawah. Alea menghentikan langkahnya saat Seno berdiri tepat di depannya dengan tangan yang dimasukkan ke saku celana. Bergaya bangett.

Mereka hanya diam, hingga Seno berdecak kesal. "Gue ke gramedia," ucap Seno tiba-tiba.

Alea menatap Seno aneh. "Terus, apa?" tanya gadis itu, apa adiknya ini bermaksud mengajaknya ke gramedia? Kebetulan Alea memang sangat ingin membeli buku-buku sejarah dan ilmiah tapi maaf saja, Alea malas keluar. Mungkin jika boleh nitip sih, Alea mau.

Bukannya menjawab pertanyaan kakak perempuannya itu, Seno malah berlalu pergi. Cowok itu cemberut, ngapain juga menunggu Alea untuk menanyainya mau pergi kemana.

Anggota keluarga William ini sepertinya hobi ninggalin orang deh, sudah dua kali Alea ditinggal tanpa kejelasan hari ini. Ah ga penting juga sih, dia ga peduli.

Malasss

Alea merebahkan badannya di kasur saat sampai dikamar, gadis itu memejamkan matanya cukup lama. Saat teringat sesuatu, Alea kembali membuka mata dan menoleh ke samping menatap keranjang buah yang ada di meja dekat tempat tidur.

Itu adalah buah-buahan dari Erfan, Nabilah, dan Reonal yang tadi datang. Ngomong-ngomong soal percobaan bunuh diri Alea tempo hari, itu dirahasiakan. Bahkan Erfan dan Reonal yang notabene nya adalah teman Alea sejak kecil, tidak di beritahu oleh keluarganya.

Dan mereka juga tidak bertanya apapun pada Alea tentang apa yang terjadi, tentu saja karena dirahasiakan mereka paham dan sadar kalo itu bukan hal yang bisa mereka ikut campuri. Meski penasaran, mereka hanya akan membiarkan sampai Alea menceritakan sendiri apa yang terjadi.

LAZY GIRL Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang