28

14.5K 1.6K 114
                                    

"Rose.. Roselina Bilha, ini siapa?"

"Gue." Nabilah mengangkat tangannya sebentar, lalu kembali mendaratkan jari-jari lentiknya di atas laptop.

Skar menopang dagunya dengan kedua tangan diatas meja, memperhatikan Nabilah yang sibuk mengetik. Disamping Skar ada Erfan yang sedang memakan es krim, dan disebelah Erfan ada Reonal yang bermain game.

Saat ini mereka sedang berada di cafe dekat sekolah. Awalnya sih tadi itu acara cewek-cewek, tapi yang cowok malah ikutan join.

Ngomong-ngomong Alea sedang tidak ada, gadis itu tadi pergi bersama Aray, untuk pulang meminta izin tentunya. Sebenarnya bisa aja sih izin sama Ardi, atau ga bisa ngehubungi David lewat hp. Lagian Alea juga di cafe ga cuma berduaan sama Aray, tapi ada Nabilah, Skar, Erfan dan juga Reonal.

Tapi karena Aray adalah calon menantu yang baik hati, ramah, imut, tampan, kaya raya, dan rajin menabung. Jadi dia memutuskan untuk meminta izin langsung pada David beserta Axzel.

Balik lagi dengan suasana adem di cafe.

Skar mengerutkan kening bingung. "Terus Nabilahnya, dari mana?"

Nabilah diam sejenak, dia sedikit cemberut. "Kalo itu tanya aja sama Ayang lo," kata Nabilah sambil menunjuk Erfan dengan dagunya.

Sedangkan yang tunjuk terkekeh pelan, Erfan meletakkan es krimnya di meja, lalu menjawab. "Waktu itu aku salah baca nama, kirain Nabilah ternyata Nabilha. Mana temen-temen kelas juga pada manggilnya Nabilah, yaudah namanya jadi Nabilah aja," jelas Erfan.

"Loh?" Skar tertawa. "Padahal bisa dipanggil Rose atau ga Lina."

"Kan!" Nabilah memeluk Skar dari samping. "Emang jodoh kita, sudah sehati, sepemikiran lagi," ucap Nabilah terharu. "Meri mi pliss."

"Alay," celetuk Reonal yang baru saja kalah bermain mobile legend.

"Halah, yang nub mending diem aja," ketus Nabilah.

"Dibilang nub sama yang pake Rafaela tapi hobinya kabur-kaburan terus heal diri sendiri," balas Reonal dengan kedua bahu terangkat dan ekspresi mengejek.

Ngeselin banget dimata Nabilah, rasa ingin membunuh➡️➡️↗️

"Hallo teman-teman!"

"Eh kak Gama? Al sama kak Aray mana?" tanya Erfan menanggapi laki-laki yang baru saja tiba itu.

"Tuh." Gama menunjuk pasangan yang sedang berjalan dengan bergandengan tangan.

"Pfft, jadi nyamuk ya lo kak," ucap Nabilah dengan diakhiri tawa.

"Ya engga lah, beda mobil kita," jawab Gama dengan wajah masam, nyesel tadi dia ngikutin Aray. Ngapain juga sih tadi ngikutin, gatau, Gama gabut aja. Dan akhirnya terdampar di cafe ini..

"Itu siapa btw?" tanya Gama menatap gadis yang ditempeli Nabilah.

"Pacar akyu dong," jawab Nabilah seraya menyandarkan kepalanya di bahu Skar, sedangkan Skar hanya tertawa pelan.

"Panggil Skar aja, kak."

Gama mengangkat satu jempolnya. "Oke, gue Gama," balasnya.

"Al, udah gue ketik setengahnya nih. Lo lanjutin ya," ucap Nabilah sembari melepaskan tangannya dari bahu Skar.

Alea yang baru saja datang bersama Aray hanya menganggukkan kepalanya, ini juga adalah alasan mereka berkumpul di cafe, yaitu untuk mengerjakan tugas. Alea dan Nabilah satu kelompok. Sedangkan Erfan berkelompok dengan Reonal, tapi nyantai mereka, kerjain tugasnya malam-malam. Kalo Skar sih beda kelas, jadi cuma bantu liat-liat doang.

"Silahkan duduk disini tuan putri," ujar Gama sambil menarik satu kursi untuk Alea.

Aray mendengus, dia menepis tangan Gama dari kursi yang akan Alea duduki.

"Pocecip banget ya," sindir Gama.

"Makanya cari pacar bang," ucap Nabilah.

"No." Gama menggelengkan kepalanya dengan kedua tangan terangkat. "Stay halal aja gua mah."

"Pura-pura stay halal, padahal lagi nungguin gebetannya putus," celetuk Reonal. Oke, Re tau semuanya.

Gama melebarkan matanya. "Anjer, kok bener sih. Tau dari mana lo?" tanya Gama shock.

"Re ini sebenernya dukun." Erfan yang menjawab sambil merangkul bahu Reonal, bangga punya temen dukun

Gama mengeleng-gelengkan kepalanya. "Circle yang satu ini agak creepy," komentarnya.

Sementara yang lain sibuk berbincang, Aray hanya diam saja seraya mengamati Alea yang melanjutkan ketikan Nabilah di laptop. Aray masih gak percaya kalo cewek yang sedang dia amati sekarang ini adalah orang yang sama, sama cewek yang kemarin nyatain perasaannya itu.

Hwywjsiskssk

Bahkan Aray tidak bisa tidur semalaman karena terus memikirkan Alea. Untung saja semuanya bukan mimpi, Aray jadi senyum-senyum sendiri, dia teringat saat Alea mengecup bibirnya. Dan itu tidak sekali, tapi dua kaliii.

Pengen lagi jadinya.. pengen makan.

Aray menggelengkan kepalanya, astaga apa yang dia pikirkan!

Alea menoleh, menatap Aray yang mengipasi wajahnya dengan tangan. "Kenapa?" tanya Alea, sembari menyentuh pipi Aray yang memerah.

"Gapapa, cuma masih ga nyangka aja kalo Lea juga suka Ray," ungkap Aray malu-malu koceng.

Alea tersenyum kecil, dia menarik wajah Aray mendekat, lalu mendaratkan kecupan singkat dipipi merah laki-laki itu. Aray lucu banget, Alea jadi ga bisa nahan buat ga cium.

"Leaa, ih." Aray menutup wajahnya dengan kedua tangan. Alea ini hobi nyosor ya, tapi gak papa sih Aray suka. Heuehehe..

"Panas banget ya hari ini, iya gak kak Gam?" Nabilah mengambil buku menu untuk dijadikan kipas.

"Iya lagi. Aduh, yang ngontrak mah bisa apa," kata Gama dengan tatapan sinis ditujukan untuk Aray.

Heii, mereka itu masih ada disana, tapi serasa ga dilihat oleh pasangan bucin itu.

Tcih

"Jadi ini ya pacarnya Al, lucu bangett," komentar Skar yang malah gemas dengan interaksi Aray dan Alea. "Dua jempol buat kakak ipar," lanjut Skar sambil mengangkat kedua jempolnya buat Aray.

"Uhuk."

Erfan tersedak es krim nya yang tidak habis-habis itu, mendengar ucapan Skar. Reonal reflek menepuk-nepuk pelan punggung Erfan.

"Pelan-pelan," tegur Reonal saat Erfan yang minum dengan terburu-buru.

"Njir kakak ipar." Nabilah tertawa sambil mencubit pipi Skar gemass.

Skar hanya meringis bingung, dia benarkan? Karena Alea yang dua bulan lebih tua dari Skar, berarti Aray kakak ipar dong. Masa iya adek ipar. Suka-suka Skar ajalah.

Sedangkan yang dipanggil kakak ipar shock berat. Aray mendekatkan dirinya ke Alea, lalu menenggelamkan wajahnya di leher kekasihnya itu. Gatau. Malu aja gitu, Aray maluuu.

Apasih orang-orang ini.

"Iya, Ray lucu," ucap Alea pelan. Sudah dipeluk erat begini, mana bisa lanjut ngetik. Alea mengelus rambut Aray lambut, Aray emang benar-benar menggemaskan. Pengen ngurung rasanya.

"Alay lo," kesal Gama. Perkataannya tentu saja ditujukan untuk bespren porepernya itu.

Aray melirik Gama sekilas. "Kalo iri ya ngaku aja," ucapnya dengan senyum mengejek.

"Anjing," umpat Gama.

"Leaa, Ray dikatain anjing itu sama Gama," adu Aray.

"ALAY LO BANGSAT!"

LAZY GIRL Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang