Part 2

3.2K 175 6
                                    

Yugyeom menatap Alex lekat. "Kau banyak berubah. Dimana kacamatamu?" komentarnya.
Alex membuka mulutnya untuk menjawab namun tak lama menutupnya lagi. Pikirannya berkecamuk. Padahal di pikirannya Seoul tidak mungkin sesempit ini. Baru saja merasakan ketenangan selama dua hari di Seoul. Baru saja kariernya membaik. Namun Dewi Fortuna seolah ingin mempermainkan dirinya dahulu.
"Noona? Hey noona!! Jawab pertanyaanku." Yugyeom melambaikan tangannya di depan wajah Alex untuk menyadarkan gadis itu dari lamunannya.
Alex menarik napas panjang lalu menghembuskannya. 'Kau harus tampak masa bodoh, Alex! Kau harus tampak baik-baik saja!! Dan kau harus tampak seolah melupakan lelaki itu!!!' Alex menyemangati dirinya sendiri.
"Well, tentunya aku kemari untuk makan siang. Aku sudah di sini dari kemarin. Mau bagaimana lagi, aku saja baru tahu aku akan pindah tiga hari sebelum aku kemari. Terlalu sibuk berpamitan dan menyiapkan barang-barang. Oh, maaf, aku mengganti ponsel berkali-kali sehingga nomormu sudah hilang." jawab Alex santai.
"Begitu ya. Kau habis darimana?" tanya Yugyeom lagi.
Alex menggigit bibir bawahnya. 'Bisa tidak, ia bersikap masa bodoh saja denganku?' tanyanya dalam hati.
"Oh itu, aku baru saja diskusi soal job-ku," jawab Alex, bertepatan pesanannya datang. "Terima kasih."
"Job? Kau sudah bekerja? Apa pekerjaanmu?" Yugyeom seolah polisi yang sedang menginterogasi.
"Sudah, karena aku tidak kuliah. Aktris dan Model." jawab Alex setelah menyeruput latte hangatnya.
"Oh begitu. Pantas kau semakin cantik saja! Kau memang cantik dulu tapi sekarang kecantikanmu lebih terlihat! Dan aku senang bisa bertemu denganmu lagi. Aku sangat merindukanmu!"
Alex memaksakan sebuah senyum. "Oh." hanya itu yang keluar dari bibirnya sebelum ia mulai menyantap makan siangnya.
"Penampilanmu memang banyak berubah tapi sikapmu masih sama saja. Dingin."
Alex mengerutkan keningnya. Ia tidak merasa bersikap dingin selama ini. Ia yah hanya suka berbicara singkat dengan orang yang tidak ia kenal dekat. Pertahanan itu baru runtuh di antara orang yang ia percayai. Sahabatnya, Meili, dan Yifan.
Yugyeom memanggil pelayan karena Alex tidak memberikan reaksi apa-apa. Kebetulan lelaki itu memang kelaparan setelah menyelesaikan sekolahnya. "Risotto jamur dan cappuccino." ucapnya pada pelayan.
Alex berusaha berakting ia sangat kelaparan walaupun kenyataannya ia tidak nafsu sama sekali. Seharusnya ia hanya memesan Vanilla Latte. "Noona! Karena ini adalah pertemuan pertama kita setelah dua tahun ini aku akan mentraktirmu!" ucap Yugyeom semangat.
Alex menggeleng. "Tidak usah."
"Tidak apa, Noona! Dan juga karena penjualan album kami cukup memuaskan jadi anggap ini perayaan." sedikit paksaan dari Yugyeom namun Alex mana sudi ditraktir lelaki itu.
Namun satu kata membuatnya heran. "Album? Kau penyanyi?" tanya Alex penasaran.
Yugyeom mengangguk. "Aku adalah magnae dari sebuah boygroup." jawab Yugyeom sambil tersenyum.
Senyum itu masih sama seperti dua tahun lalu. Senyum itu masih memberikan reaksi yang sama untuk Alex. "Oh begitu." Alex mengalihkan pandangannya dari Yugyeom dan memilih secepatnya menghabiskan dessert-nya.
Ponsel Alex bergetar saat Yugyeom mulai menyuapkan Risotto ke dalam mulutnya. Senyum Alex langsung mengembang dan ia segera mengangkat panggilan tersebut. "Iya Yifan Ge?" tanya Alex semangat- oh terlampau semangat.
Alex tertawa kecil begitu mendengar perkataan Yifan, yaitu meminta izin Alex karena ia akan mencium gadis lain. Yah tuntutan naskah. Dan Alex tidak terlalu memusingkan hal itu. Ia bukan tipe pencemburu.
"Tidak apa, sayang. Aku tidak akan cemburu kok. Aku tahu ini adalah resiko kekasih dari seorang aktor terkenal. Namun ingat, lakukan dengan baik supaya kau tidak mengulangnya berkali-kali. Mengerti?" ucap Alex dalam Bahasa Mandarin.
Alex kembali tertawa, melupakan kehadiran Yugyeom sejenak. "Wo ye ai ni."
Alex menutup sambungan telepon kemudian menyimpan ponselnya kembali ke tas kecilnya. Senyum masih mengembang di wajahnya sambil ia menyeruput tetes terakhir Vanilla Latte di cangkirnya. "Kekasihmu?" tanya Yugyeom curiga. Ia masih hafal ekspresi Alex jika bersama kekasihnya. Maksudnya ekspresi Alex barusan sama seperti saat Yugyeom menemui gadis itu dulu saat mereka adalah sepasang kekasih.
Alex mengangguk santai. "Iya." jawabnya kemudian memanggil pelayan.
Yugyeom mencegah Alex saat Alex akan memberikan beberapa lembar won ke pelayan. "Sudah kubilang aku yang bayar."
Alex memutar kedua bola matanya. Masih keras kepala, pikirnya.
"Terima kasih. Aku duluan ya. Ada urusan." pamit Alex.
"Tunggu, biar aku antar. Aku yakin Noona sudah lupa jalanan Seoul."
"Aku bisa naik taksi." tolak Alex lalu ia segera berdiri dan berjalan menjauh, meninggalkan Yugyeom begitu saja.
'Semoga ini adalah terakhir kalinya aku bertemu lelaki itu.' harapnya dalam hati.

[GOT7] Love ContractTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang